Oleh Ir. IGusti Ayu Maya Kurnia, MSi
PP Madya Koordinator Petugas Pertanian di Kecamatan Sukasada
Kondisi cuaca yang tidak stabil diperparah dengan pertanaman yang terlalu rapat juga merupakan faktor utama munculnya berbagai penyakit utama tanaman cabai rawit. Untuk mengatasi masalah penyakit cabai rawit ini, umumnya digunakan cara pengendalian secara konvensional, yaitu penggunaan pestisida secara intensif. Pemeliharaan tanaman dengan selalu menjaga kebersihan kebun merupakan syarat utama disamping usaha penyemprotan dengan pestisida secara bijaksana. Beberapa penyakit cabai rawit, diantaranya adalah :
1). Layu bakteri (Ralstonia solanacearum), penyakit ini ditandai dengan daun layu mulai dari pucuk sampai ke bagian bawah. Apabila batang, cabang, atau pangkal batang dibelah akan terlihat warna cokelat kehitaman dan busuk. Cabai rawit yang diserang layu bakteri bila dicelupkan ke dalam air akan mengeluarkan lendir berwarna putih. Serangan dapat menular melalui air yang tercemar. Penanggulangan layu bakteri dapat menggunakan cara mencelup bibit cabai rawit ke dalam air yang diberi bakterisida Agrimycin. Drainase disekitar bedengan diperbaiki agar tidak becek/berlumpur;
2). Layu cendawan Sclerotium rolfii Sacc., penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan yang menyebabkan layu tanaman secara tiba-tiba daun berubah menjadi kuning dan lama kelamaan berubah menjadi cokelat. Biasanya menyerang leher akar yang ditandai dengan adanya mycelium berwarna putih. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan perlakuan pemberian kapur pada saat pengolahan tanah, pergiliran tanaman;
3). Busuk daun , hawar, lodoh yang disebabkan oleh Phytopthora capsici), biasanya yang diserang adalah bagian batang, daun dan buah. Ciri-cirinya adanya bercak -bercak kecil di tepi dan bentuknya tidak beraturan dan pada akhirnya akan menyebar ke seluruh daun. Tanda serangannya adanya bercak basah dan akan meluas sehingga akan membusuk sehingga buah cabai akan terlepas dari tangkainya;
4). Embun tepung/ Powdery mildew, disebabkan oleh cendawan Leveillula taurica, biasanya menyerang tanaman cabai rawit yang ditanam pada dataran tinggi sekitar 700 m di atas permukaan laut. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak pada permukaan daun berwarna kekuningan, jika daun di balik akan tampak tepung berwarna putih keabu-abuan. Serangan dimulai dari daun tua dan akan menyebar ke daun muda. Penanggulangannya dengan menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim. Sedangkan embun tepungnya disebabkan oleh cendawan Oidiopsis sicula Scal;
5). Bercak daun disebabkan oleh Cercospora capsici, tandanya adalah bercak-bercak bulat kecil pada daun, merupakan ciri khas serangan Cercospora capsici. Warna bagian dalam lingkaran berbeda dengan tepi lingkaran. Bercak tersebut akan meluas mencapai sekitar 0,5 cm. Warna bercak pucat sampai putih dengan warna lebih tua pada bagian tepinya. Bagian batang dan tangkai daun juga diserang. Penanggulangannya menggunakan fungisida secara berganti-ganti, disamping selalu menjaga kebersihan kebun cabai rawit;
6). Layu Fusarium, disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporium f.sp. capsici, fusarium akan mengganas pada tanah masam. Tanda serangan fusarium adanya tajuk cabai yang menguning dan tulang daun bagian atas warnanya memucat dan tangkainya merunduk. Apabila pangkal batang,dekat akar di toreh akan tampak cincin cokelat kehitaman diikuti busuk basah pada pembuluh akar. Cara penanggulangannya dengan memberikan kapur pada tanah agar pH tanah sesuai dan tidak masam. Hindari adanya genangan air pada bedengan dan rendam benih cabai dengan larutan benlate selama 10 menit.
7). Bercak Alternaria, disebabkan oleh cendawan Alternaria solani Ell & Marf. Bercak ini disebabkan oleh cendawan dengan gejala serangan timbulnya bercak warna cokelat tua sampai kehitaman dengan lingkaran konsentria, membesar dan akhirnya bergabung menjadi satu. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan menggunakan fungisida secara berselang-seling;
8). Bercak bakteri Xanthomonas campestris pv.vesicatoria, Patogen ini menyerang daun, buah dan batang. Di tempat yang terserang akan menimbulkan bintik-bintik berwarna cokelat di bagian tengah dan dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan. Gejalanya sangat jelas terlihat di permukaan daun sebelah atas. Pada buah cabai rawit gejala serangannya ditandai bercak cokelat. Bercak bakteri ini ditanggulangi dengan merendam benih dengan menggunakan bakterisida berbahan aktif stretomicyn sulfat dan oksitetrasiklin. Buang jauh dari pertanaman daun, ranting dan buah yang terinfeksi cendawan ini. Lakukan rotasi benih yang di tanam, agar terputus cendawan tersebut. Selain itu dapat pula digunakan fungisida berbahan aktif tembaga
https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/05/20/hama-penyakit-cabai-rawit