Grafting merupakan salah satu metode perbanyakan vegetatif buatan yang sudah lama di kenal dan digunakan masyarakat luas untuk memperbaiki sifat tanaman, baik sifat yang berkaitan kualitas ataupun yang berkaitan dengan kuantitas. Grafting tidak dapat menghasilkan tanaman dengan sifat yang benar-benar baru tetapi hanya menggabungkan antara dua sifat tanaman yang kemungkinan besar berlainan. Selain berkaitan dengan aspek agronomi, grafting juga merupakan salah satu metode dalam pemuliaan tanaman yang sudah dikenal sejak dahulu. Pada prinsipnya, grafting adalah menggabungkan dua bagian tanaman (organ dan jaringannya) yang masih hidup sedemikian rupa sehingga keduanya dapat bergabung menjadi satu tanaman yang utuh yang memiliki sifat kombinasi antara dua organ atau jaringan yang digabungkan tadi. Dua bagian tanaman yang disatukan pada umumnya dalah batang bawah dan batang atas. Bagian batang bawah yang memiliki perakaran dan menerima sambungan disebut dengan rootstock, understock, ataupun stock. Bagian atas yang digunakan untuk menyambung disebut dengan scion. Scion dapat berupa potongan batang atas (cutting) atau juga apat berupa mata tunas tanaman. Jika scion yang digunakan adalah cutting, maka disebut dengan grafting. Namun jika scion yang digunakan adalah mata tunas, maka disebut dengan penempelan, budding, atau okulasi. https://www.anakagronomy.com/2013/03/perbanyakan-vegetatif-dengan-grafting.html
Clove grafting pertama kali ditemukan oleh seorang petani dari Nganjuk bernama H. Marsahid. H. Marsahid mengembangkan cengkeh sambung karena terdorong keinginannya untuk bisa menanam dan mempunyai kebun cengkeh di lahannya di Nganjuk yang secara agro ekologi tidak sesuai untuk budidaya cengkeh. Berkat ketekunannya dia bisa menyambung bibit cengkeh dengan bibit banji sebagai batang bawah. Penyambungan dilakukan dengan menggunakan sistem ”susuan” Banji dipilih karena mempunyai sistem perakaran yang kokoh, batang lurus tahan serangan penggerek batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat. Nama latin untuk banji adalah Syzigium syzigioides dan masih satu keluarga dengan cengkeh. Banji banyak terdapat di daerah Blitar dan Jember. Keuntungan menanam bibit cengkeh sambung/grafting: (1).Sistem perakaran bagus, kuat dan dalam sehingga cengkeh sambung lebih tahan terhadap tekanan lingkungan terutama kekeringan dan tanah yang kurang subur; (2).Cengkeh sambug relatif lebih tahan terhadap serangan penyakit akar; (3).Perakaran yang dalam dan kokoh akan membuat tanaman bisa tumbuh lebih cepat dan umur berbunga menjadi lebih cepat; (4).Produktivitas akan lebih tinggi karena tanaman akan mempunyai percabangan yang lebih padat dan kompak; (5).Daya adaptasi terhadap lingkungan lebih luas sehingga bisa ditanam di dataran rendah yang relatif lebih kering. Untuk dapat menyambung Cengkeh dilakukan hal sebagai berikut : (a). Siapkan bibit cengkeh untuk batang atas, umur 3-4 bulan. Bibit cengkeh harus berasal bari pohon induk yang bagus, dari varietas terpilih, sebaiknya varietas Zanzibar; (b). Siapkan bibit banji (Syzigium syzigioides) untuk batang bawah, umur 1-2 bulan; (c). Tanam bibit banji sebagai batang bawah umur 1-2 bulan disamping bibit cengkeh umur 3-4 bulan. Penanaman harus berdekatan, jarak sekitar 2 – 3 cm; (d). Pelihara kedua bibit tersebut agar keduanya dapat tumbuh sehat dan seragam; (e). Bibit siap di grafting pada umur 6-7 bulan setelah ditanam (bibit cengkeh berumur 9 – 10 bulan sedang bibit banji berumur 7 – 8 bulan), sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan (bulan Sept/Okt); (f). Gunakan pisau grafting yang tajam (bisa memakai cutter), sayat batang bibit banji kira-kira 5 cm dari tanah, arah sayatan dari bawah dengan tebal sayat`n separo besarnya batang, sayat sisi kanan dan kiri batang bibit cengkeh. Panjang sayatan kira-kira sama dengan diameter batang bibit banji, sisipkan batang bibit cengkeh yang telah disayat tepat diantara sayatan batang bibit banji, ikat dengan kuat dan rapi sehingga batang bibit cengkeh tidak bisa bergerak-gerak, pekerjaan No. 3 sampai 6 harus dilakukan dengan cepat dan tepat pada waktu bersamaan; (g). Buka ikatan setelah 3-4 bulan untuk melihat apakah penyambungan (grafting) yang kita lakukan berhasil atau tidak;
(h). Ikat kembali penyambungan (grafting) yang telah jadi agar tidak mudah terlepas dan tetap menyatu; (i). Pelihara bibit cengkeh sambung yang sudah jadi tersebut terutama dari kekeringan dan angin sehingga batang tetap menyatu. Cek ikatan penyambungan setiap 3 – 4 bulan dan bibit cengkeh sambung siap dipindah di lapangan setelah berumur minimal 1 tahun setelah di sambung; (j). Umur bibit sambung terbaik untuk dipindahkan ke lapangan adalah 2 tahun setelah disambung. http://willy.situshijau.co.id
Oleh : Ir. IGusti Ayu Maya Kurnia, M.Si/PP Madya pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng
Download disini