(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Budi Daya Tanaman Kentang

Admin distan | 22 April 2020 | 87392 kali

Oleh : RimaYanti/BPP Sukasada

Sumber:(https://8villages.com/full/petani/article/id/5a7bd60fee8aa8c9065491e7)

 

Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman sayuran perdu semusim dan berumbi. Tanaman kentang berkembang biak melalui umbi.Tanaman kentang akan tumbuh subur di dataran tinggi yang beriklim dingin. Sedangkan pada dataran rendah dengan suhu udara tinggi, tanaman kentang akan kesulitan membentuk umbi.Daerah yang ideal untuk budi daya kentang adalah dataran tinggi yang memiliki ketinggian antara 1000-2000 mdpl. Suhu udara yang dingin antara 14-22oC. Curah hujan yang dibutuhkan selama masa pertumbuhan tanaman antara 1000-1500 mm pertahun. Kondisi tanah yang baik adalah tanah gembur yang banyak mengandung unsur hara. Tanah yang keras dan padat akan menghambat pembentukan dan perkembangan umbi.Seperti halnya berbudi daya jenis tanaman pangan lainnya, ada beberapa tahapan teknik budi daya kentang yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa tahapan cara menanam kentang:

Pengolahan Lahan

Tanah untuk budi daya kentang harus digemburkan terlebih dahulu, dengan cara membajak atau mencangkul. Tanah dibajak atau dicangkul dengan kedalaman kurang lebih 30 cm. Untuk kondisi tanah tertentu, pembajakan dilakukan hingga 2 atau 3 kali agar tanah benar-benar gembur.Setelah selesai pembajakan kemudian dilakukan penjemuran minimal satu minggu.Bedengan dibuat dengan lebar 80 cm, tinggi 10 cm serta panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan kurang lebih 40 cm untuk akses aliran air hujan agar tidak menggenangi bedengan.Pembuatan bedengan dimaksudkan agar tanaman kentang tidak terendam saat hujan turun. Karena tanaman kentang merupakan tanaman yang sensitif, tidak menyukai kondisi tanah yang terlalu basah maupun terlalu kering.

Pemberian Pupuk Dasar

Setelah pengolahan lahan selesai, selanjutnya adalah pemberian pupuk dasar. Pupuk dasar ditaburkan secara merata diatas bedengan.Pupuk yang baik adalah pupuk kandang yang telah matang, dengan dosis 20-30 ton per hektar lahan. Bisa juga ditambahkan pupuk NPK sebanyak 300-350 kg per hektar lahan.Kemudian pupuk ditutup dengan tanah agar tidak tergerus air saat hujan turun. Biarkan selama 10-15 hari sebelum penanaman dilakukan.

Persiapan Bibit dan Cara Menanam Bibit

Pilih umbi yang sehat, tidak terinfeksi penyakit dan dipanen pada usia yang cukup. Bibit yang digunakan sebaiknya berasal dari umbi yang tua dengan ciri umbi kuat, bobot umbi 30-45/50 gram atau 45/50-60 gram dengan besar rata-rata 30-35 mm atau 45-50 mm, dan memiliki tiga hingga lima mata tunas.Varietas yang digunakan Granola, Cipanas, Atlantik M, Repita, Amabile dan Maglia.Untuk mendapatkan umbi yang baik dapat dilakukan dengan pemilihan dan cara:

Umbi yang baik adalah umbi bertunas dan juga kuat yang telah melewati proses penyimpanan 4 bulan setelah panen

Benih yang bagus jika telah tumbuh tunas kurang lebih 2 cm dan jumlah tunas mencapai 3 hingga 5 tunas per umbi.

Permukaan umbi harus mulus dan bebas dari cacat.
Selanjutnya, dibuat garitan pada bedengan untuk meletakkan bibit. Bibit kentang ditanam dengan jarak 20 atau 30 cm. Kemudian ditimbun dengan tanah sehingga membentuk guludan setinggi 15 atau 20 cm.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman kentang harus dilakukan agar tanaman tumbuh dengan baik. Pemeliharaan yang dimaksud meliputi:

Penyiangan, dilakukan apabila tumbuh rumput dan gulma yang mengganggu tanaman. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan perbaikan guludan, dilakukan pada saat tanaman berusia 1 bulan setelah tanam. Penyiangan dan perbaikan guludan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berusia 2 bulan. Setelah itu tanaman kentang sudah rimbun dan tidak perlu lagi dilakukan penyiangan.
Penyiraman, dilakukan sesuai dengan kondisi. Penyiraman dilakukan ketika tanah terlihat kering. Lakukan penyiraman seperlunya saja, jangan sampai terlalu basah atau menggenang.
Pemupukan susulan, agar menghasilkan panen yang melimpah maka dibutuhkan pemupukan rutin setiap 20 hari sekali sejak masa tanam dengan dosis :
Pupuk Urea 500kg/h
Pupuk ZA 150kg/h
Pupuk KCL 100kg/h
Pupuk SP36 400kg/h
Pemupukan dapat dilakukan dengan cara menaburkannya diantara lubang tanam yang sudah ditanam umbi kentang.
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.

Pengendalian Hama Penyakit

Dalam budidaya tanaman apapun, pengendalian hama dan penyakit adalah sesuatu yang sangat penting. Tidak terkecuali dalam budidaya kentang.
Pengendalian sebaiknya dilakukan sejak dini, sebab jika sudah terlanjur parah serangan hama dan penyakit akan sulit untuk dikendalikan.
Hama dan penyakit yang biasanya menyerang tanaman kentang antara lain; orong-orong, trips, ulat grayak, penggerek umbi, kutu daun, ulat tanah, ulat penggulung daun, bercak daun, layu bakteri, busuk daun, busuk umbi, layu fusarium, dsb.

Pemanenan

Tanaman kentang bisa dipanen pada usia 80-120 hari. Usia tanaman sampai siap dipanen berbeda-beda, tergantung pada jenis variaetas yang digunakan.Tanaman kentang harus dipanen pada usia yang tepat, tidak terlalu muda atau terlalu tua. Pemanenan ketika tanaman belum cukup umur menyebabkan kualitas umbi yang rendah, karena karbohidrat belum terbentuk dengan maksimal.Begitu juga jika dipanen terlalu tua, kualitas umbi juga rendah karena resiko kerusakan umbi tinggi.
Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak umbi. Pada tanah yang sangat gembur pemanenan bisa dilakukan dengan mengeruk menggunakan tangan. Cara ini lebih efektif karena resiko kerusakan umbi sangat kecil.Setelah selesai pemanenan biarkan sesaat agar tanah yang menempel pada umbi mengering dan mudah untuk dibersihkan. Kemudian umbi yang sudah terkumpul dikemas menggunakan karung goni atau keranjang agar mudah saat penganggkutan.