Teknologi spesipik lokasi di Subak Yangai Desa Bungkulan menggunakan usaha tani sawah dengan sistem SRI dengan jenis varietas ciherang di lahan Demplot seluas 2 ha , petani di subak ini sangat menerima semua teknologi yang masuk/ diberikan oleh pemerintah ataupun PPl sebagai penerus dari pemerintah untuk memberikan teknologi yang baru, guna kemajuan pertanian.
SRI (Sistem Rice Intensification) adalah salah satu teknik penanam padi dengan mengoptimalkan daya tumbuh benih melalui pengaturan jarak tanam dan pengaturan kebutuhan benih perlubang tanam.
Metode SRI bukan hanya optimalisasi dari penggunaan jarak tanam dan pengaturan benih perlubang ada langkah-langkah yang harus dipenuhi oleh petani agar metode SRI berhasil dan mampu meningkatkan produktifitas padi.
Pengaturan Jarak Tanam Jarak tanam sangat mempengaruhi hasil produktifitas padi oleh karena itu sangat dianjurkan bagi para petani untuk menentukan jarak tanam yang ideal bagi pertumbuhan tanaman padi. Pada metode SRI jarak tanam yang ideal yaitu 25 x 25 cm atau bisa 30 x 30 atau bahkan lebih. Disini subak Yangai menerapkan jarak tanam 30x30 , tujuannya
Semakin jauh jarak tanam yang digunakan maka akan mengurangi kompetisi perebutan unsur hara di dalam tanah sehingga memungkinkan tanaman padi menyerap unsur hara lebih efisien.
Usaha tani sawan Subak Yangai dengan sistem SRI mengeluarkan sarana produksi berupa:
1. Pupuk Organik : 2000 kg/ha
2. Pupuk Urea : 400 kg/ ha
3. ZA : 100kg / ha
4. NPK : 300 kg/ ha
Secara umum ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dari budidaya metode SRI adalah sebagai berikut:
1. Seleksi benih
2. Pengolahan Lahan
3. Penyemaian padi
4. Pindah tanam
5. Pengaturan jarak tanam
6. Pengaturan sistem irigasi
Dengan adanya percontohan/ Demplot di Subak Yangi Desa Bungkulan, nantinya memotivasi para petani dalam hal penyerapan teknologi yang diberikan ke Petani, dan akan diaplikasikan tidak hanya di satu subak. Untuk mempercepat penyebaran metode SRI perlu dukungan dengan kebijakan pemerintah pusat
maupun daerah.
(Iwan_BPP Sawan)