Oleh
: I Gede Sila Adnyana, S.P.
(
POPT Ahli Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sukasada )
Kopi
Arabika adalah salah satu komoditas unggulan dunia yang dikenal dengan cita
rasa dan aroma khasnya yang tinggi. Tanaman kopi jenis ini tumbuh optimal pada
ketinggian tertentu dengan kondisi iklim yang sejuk dan lembap, sehingga sangat
digemari oleh para pecinta kopi di berbagai negara. Selain memiliki nilai
ekonomi yang besar, budidaya kopi Arabika juga memegang peranan penting dalam
kehidupan banyak petani dan komunitas di daerah penghasil kopi. Namun, kualitas
dan produktivitas tanaman ini sangat rentan terhadap berbagai penyakit, salah
satunya adalah karat daun yang dapat mengancam keberlangsungan panen jika tidak
segera ditangani dengan tepat.
Identifikasi Penyakit
Karat Daun Kopi Arabika
Penyebab
karat daun kopi disebabkan oleh jamur H. vastatrix B.et Br. Yang
tergolong parasit obligat yaitu hanya dapat berkembang pada sel hidup.
Jamur ini mempunyai uredospora seperti tepung berwarna kuning tua sampai merah
jingga. Uredospora yang masih muda berbentuk bulat kemudian pada umur
lebih lanjut spora ini berbentuk seperti ginjal dengan satu sisi rata dan
halus, sedangkan sisi lainnya berbentuk agak cembung dengan permukaan kasar.
Identifikasi
gejala awal penyakit karat daun terlihat sebagai bercak berwarna kuning muda
pada permukaan bawah daun yang berubah menjadi kuning tua. Bercak tersebut pada
mulanya berbentuk bulatan kecil bergaris tengah + 0,5 cm. Selanjutnya
bercak-bercak yang berdekatan akan menyatu, sehingga ukurannya menjadi besar
dan bentuknya tidak teratur, diameternya dapat mencapai 5 cm. pada bercak ini
terbentuk tepung yang asalnya berwarna kuning/jingga berubah menjadi putih
karena adanya jamur hiper parasite pada uredospora. Penyakit ini dapat
mengakibatkan daun yang terserang gugur sebelum waktunya (premature).
Serangan yang berat dapat menyebabkan daun rontok, cabang/ranting mati dan
akhirnya tanaman mati.
Uredospora merupakan alat penularan dan penyebaran penyakit karat daun. Uredospora
mengadakan infeksi melalui stomata pada daun. Penularan penyakit melalui
media air, angin, peralatan pertanian, dan kontak yang lain.
Faktor Pendukung
Perkembangan Penyakit
Perkembangan
H. vastatrix sangat cepat pada lingkungan yang mempunyai curah hujan,
kelembaban dan suhu yang tinggi. Infeksi dipengaruhi oleh umur daun dan
varietas kopi. Daun muda yang sudah terbuka penuh. lebih rentan dan pada daun
yang belum membuka. Tingkat serangan penyakit yang lebih berat terdapat pada
bagian tajuk yang terkena sinar matahari penuh. Tanaman yang kurang baik
pertumbuhannya antara lain yang mendapat gangguan gulma Iebih rentan terhadap
penyakit ini.
Upaya Pengendalian Karat
Daun Kopi Arabika
1.
Kultur Teknis :
a)
Hindari menanam kopi Arabika di
bawah ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (dpl) karena kondisi tersebut
kurang ideal dan meningkatkan risiko serangan karat daun.
b)
Pengaturan Naungan dan
Pemangkasan: Lakukan pemangkasan sesuai musim. Musim kemarau: Tidak melakukan
pemangkasan untuk menghindari stres tanaman, menjelang musim hujan: Pemangkasan
wajib dilakukan. Pemangkasan ini efektif mengurangi sumber inokulum (tempat
berkembangnya penyakit).
c)
Pemupukan Berimbang: Berikan
pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman untuk menjaga kekuatan dan daya tahan
tanaman terhadap serangan penyakit. Pemupukan yang tepat dapat menurunkan
intensitas serangan karat daun.
d)
Penggunaan Varietas Resisten : Pilih
varietas kopi Arabika yang memiliki ketahanan terhadap karat daun, antara lain:
Lini S: S 795, S 1934, USDA: 230762, 230731, BP453A (CIFC 519-3).
e)
Penggunaan Pestisida Nabati :
Salah satu nya dengan penggunaan pestisida berbahan umbi Bawang Putih. Ekstrak
bawang putih mengandung senyawa allicin yang bersifat antijamur dan
antibakteri, efektif menghambat pertumbuhan patogen penyebab karat daun. Cara
pembuatan dan penggunaan :
1.
Buat larutan ekstrak bawang
putih dengan cara menghaluskan bawang putih segar, kemudian dicampur dengan air
bersih (misal 50 gram bawang putih per 1 liter air).
2.
Semprotkan larutan ini secara
merata pada daun kopi yang rentan atau sudah terserang.
3.
Lakukan penyemprotan rutin
setiap 7-10 hari, terutama pada masa awal serangan penyakit.
Pestisida nabati ini ramah lingkungan, aman untuk tanaman dan
petani, serta mencegah resistensi yang biasa terjadi pada pestisida kimia.
Karat daun kopi adalah ancaman serius yang
dapat merusak produktivitas dan kualitas tanaman Arabika jika tidak ditangani
dengan tepat. Oleh karena itu, upaya pengendalian harus dilakukan secara
terpadu dengan memadukan kultur teknis yang tepat, pemilihan varietas tahan,
serta penggunaan pestisida nabati seperti ekstrak bawang putih yang ramah
lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya efektif menghambat perkembangan jamur
penyebab penyakit, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem perkebunan dan
keamanan bagi petani. Dengan komitmen dan penerapan pengendalian yang
konsisten, diharapkan serangan karat daun dapat diminimalisir sehingga produksi
kopi tetap optimal dan berkualitas tinggi.
Daftar Pustaka :
SinTa, (2016). “Karat Daun
Kopi”. Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Diakses pada 29
April 2024 dari website https://sinta.ditjenbun.pertanian.go.id/karat-daun-kopi-hemileia-vastatrix-b-et-br/.
Setiawati, W., R.
Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati. 2008. Tumbuhan Bahan Pestisida
Nabati. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Wahyuni, S. 2014. Pembuatan Biopestisida.
Leaflet. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Pati.