(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Karat Daun pada Kopi Arabika: Dari Identifikasi hingga Pengendaliannya

Admin distan | 23 Mei 2025 | 1430 kali


Oleh : I Gede Sila Adnyana, S.P.

( POPT Ahli Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sukasada )

Kopi Arabika adalah salah satu komoditas unggulan dunia yang dikenal dengan cita rasa dan aroma khasnya yang tinggi. Tanaman kopi jenis ini tumbuh optimal pada ketinggian tertentu dengan kondisi iklim yang sejuk dan lembap, sehingga sangat digemari oleh para pecinta kopi di berbagai negara. Selain memiliki nilai ekonomi yang besar, budidaya kopi Arabika juga memegang peranan penting dalam kehidupan banyak petani dan komunitas di daerah penghasil kopi. Namun, kualitas dan produktivitas tanaman ini sangat rentan terhadap berbagai penyakit, salah satunya adalah karat daun yang dapat mengancam keberlangsungan panen jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Identifikasi Penyakit Karat Daun Kopi Arabika

Penyebab karat daun kopi disebabkan oleh jamur H. vastatrix B.et Br. Yang tergolong parasit obligat yaitu hanya dapat berkembang pada sel hidup. Jamur ini mempunyai uredospora seperti tepung berwarna kuning tua sampai merah jingga. Uredospora yang masih muda berbentuk bulat kemudian pada umur lebih lanjut spora ini berbentuk seperti ginjal dengan satu sisi rata dan halus, sedangkan sisi lainnya berbentuk agak cembung dengan permukaan kasar.

Identifikasi gejala awal penyakit karat daun terlihat sebagai bercak berwarna kuning muda pada permukaan bawah daun yang berubah menjadi kuning tua. Bercak tersebut pada mulanya berbentuk bulatan kecil bergaris tengah + 0,5 cm. Selanjutnya bercak-bercak yang berdekatan akan menyatu, sehingga ukurannya menjadi besar dan bentuknya tidak teratur, diameternya dapat mencapai 5 cm. pada bercak ini terbentuk tepung yang asalnya berwarna kuning/jingga berubah menjadi putih karena adanya jamur hiper parasite pada uredospora. Penyakit ini dapat mengakibatkan daun yang terserang gugur sebelum waktunya (premature). Serangan yang berat dapat menyebabkan daun rontok, cabang/ranting mati dan akhirnya tanaman mati.

Uredospora merupakan alat penularan dan penyebaran penyakit karat daun. Uredospora mengadakan infeksi melalui stomata pada daun. Penularan penyakit melalui media air, angin, peralatan pertanian, dan kontak yang lain.

Faktor Pendukung Perkembangan Penyakit

Perkembangan H. vastatrix sangat cepat pada lingkungan yang mempunyai curah hujan, kelembaban dan suhu yang tinggi. Infeksi dipengaruhi oleh umur daun dan varietas kopi. Daun muda yang sudah terbuka penuh. lebih rentan dan pada daun yang belum membuka. Tingkat serangan penyakit yang lebih berat terdapat pada bagian tajuk yang terkena sinar matahari penuh. Tanaman yang kurang baik pertumbuhannya antara lain yang mendapat gangguan gulma Iebih rentan terhadap penyakit ini.

Upaya Pengendalian Karat Daun Kopi Arabika

1.        Kultur Teknis :

a)        Hindari menanam kopi Arabika di bawah ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (dpl) karena kondisi tersebut kurang ideal dan meningkatkan risiko serangan karat daun.

b)        Pengaturan Naungan dan Pemangkasan: Lakukan pemangkasan sesuai musim. Musim kemarau: Tidak melakukan pemangkasan untuk menghindari stres tanaman, menjelang musim hujan: Pemangkasan wajib dilakukan. Pemangkasan ini efektif mengurangi sumber inokulum (tempat berkembangnya penyakit).

c)        Pemupukan Berimbang: Berikan pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman untuk menjaga kekuatan dan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Pemupukan yang tepat dapat menurunkan intensitas serangan karat daun.

d)        Penggunaan Varietas Resisten : Pilih varietas kopi Arabika yang memiliki ketahanan terhadap karat daun, antara lain: Lini S: S 795, S 1934, USDA: 230762, 230731, BP453A (CIFC 519-3).

e)        Penggunaan Pestisida Nabati : Salah satu nya dengan penggunaan pestisida berbahan umbi Bawang Putih. Ekstrak bawang putih mengandung senyawa allicin yang bersifat antijamur dan antibakteri, efektif menghambat pertumbuhan patogen penyebab karat daun. Cara pembuatan dan penggunaan :

1.        Buat larutan ekstrak bawang putih dengan cara menghaluskan bawang putih segar, kemudian dicampur dengan air bersih (misal 50 gram bawang putih per 1 liter air).

2.        Semprotkan larutan ini secara merata pada daun kopi yang rentan atau sudah terserang.

3.        Lakukan penyemprotan rutin setiap 7-10 hari, terutama pada masa awal serangan penyakit.

Pestisida nabati ini ramah lingkungan, aman untuk tanaman dan petani, serta mencegah resistensi yang biasa terjadi pada pestisida kimia.

Karat daun kopi adalah ancaman serius yang dapat merusak produktivitas dan kualitas tanaman Arabika jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, upaya pengendalian harus dilakukan secara terpadu dengan memadukan kultur teknis yang tepat, pemilihan varietas tahan, serta penggunaan pestisida nabati seperti ekstrak bawang putih yang ramah lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya efektif menghambat perkembangan jamur penyebab penyakit, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem perkebunan dan keamanan bagi petani. Dengan komitmen dan penerapan pengendalian yang konsisten, diharapkan serangan karat daun dapat diminimalisir sehingga produksi kopi tetap optimal dan berkualitas tinggi.

                       

Daftar Pustaka :

SinTa, (2016). “Karat Daun Kopi”. Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Diakses pada 29 April 2024 dari website https://sinta.ditjenbun.pertanian.go.id/karat-daun-kopi-hemileia-vastatrix-b-et-br/.

Setiawati, W., R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati. 2008. Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Wahyuni,         S.         2014.   Pembuatan      Biopestisida. Leaflet. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Pati.