Oleh: Rosma Susiwaty Situmeang, S.P/POPT BPP Banjar
Penyakit bercak daun sercospora atau dikenal juga
sebagai bercak daun mata katak, adalah penyakit pada tanaman cabai yang
disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Penyakit bercak daun ini
menyebabkan lesi pada daun, yang mengakibatkan pengguguran daun dan kulit buah
terbakar matahari jika infeksinya cukup parah. Jamur ini sangat tahan di
daerah tropis, mempengaruhi tanaman baik dipersemaian maupun di lahan. Jamur C.
capsici bertahan dari musim ke musim lainnya di dalam atau sekitar biji, di
tanah dan juga pada sisa-sisa tanaman yang terinfeksi. Jamur ini menyebar
melalui percikan air, curah hujan, angin dan melalui kontak daun ke daun dan
melalui peralatan kerja maupun pekerja. Infeksi daun melalui penetrasi langsung
ke daun lebih mudah terjadi pada daun yang basah berkepanjangan. Kondisi
optimal untuk infeksi adalah suhu hangat sekitar 23 derajat celcius dan kelembaban
relatif di atas 77-85 persen. Jika kondisi ini terpenuhi, sangat mungkin untuk
mempengaruhi hasil panen secara signifikan, terutama jika infeksi terjadi pada
awal musim.
Selama tahap awal infeksi, akan muncul
bercak-bercak yang menyerupai lingkaran berwarna kecoklatan dengan titik pusat
abu-abu muda dan tepian berwarna coklat kemerahan pada daun. Selanjutnya akan
berkembang menjadi bercak-bercak coklat bundar besar hingga berukuran 1,5 cm
yang membentuk cincin konsentris gelap yang tumbuh di sekitar titik pusat yang
berwarna keputihan. Titik pusat yang berwarna putih kadang terlihat kering dan
pecah, meninggalkan efek seperti bekas lubang tembakan. Pada tahan infeksi
selanjutnya, daun menguning dan layu atau berguguran, membuat buah terpapar
sinar matahari langsung. Dalam kasus yang parah, bercak-bercak ini juga dapat
dijumpai pada tangkai buah dan kelopak, seringkali mengakibatkan busuk pada
ujung batang.
Penyakit
bercak daun cercospora banyak menyerang tanaman famili Solanaceae
(Terung-terungan) seperti cabai, paprika, tomat, kentang, leunca, tembakau,
tekokak, kecubung. Cercospora capsici tumbuh dan berkembang dengan baik pada
musim hujan dengan kondisi hangat dan lembab, sehingga perkembangan penyakit
ini dipengaruhi oleh curah hujan dan kelembaban yang tinggi. Juga karena
sirkulasi udara yang buruk dan intensitas matahari yang rendah. Faktor
pendukung tingginya intensitas serangan C. capsici antara lain pengolahan lahan
yang buruk, jarak tanam yang terlalu rapat, dan drainase yang buruk. Pada tanaman yang sudah tumbuh pengendalian penyakit ini dapat
dilakukan dengan penyemprotan daun dengan pestisida yang mengandung tembaga
hidroksida, kloratalonil atau mancozeb. Perawatan harus dimulai saat
bercak-bercak pertama kali muncul, dan berlanjut pada selang 10-14 hari hingga
3-4 minggu sebelum panen berakhir. Penyemprotannya harus dilakukan pada kedua
sisi daun.
Sumber:
Duriat, A.S., Neni, G., dan
Astri, W.W. 2007. Penyakit Penting Tanaman Cabai dan Pengendaliannya. Balai
Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Tanjung, M. Y., Kristalisasi,
E. N., Yuniasih, B. 2018. Keanekaragaman Hama dan Penyakit pada Tanaman Cabai
Merah (Capsicum Annum L) pada Daerah Pesisir dan Dataran Rendah, AGROMAST,
3(1), Pp. 1–10.