MENGENAL HAMA WALANG SANGIT PADA TANAMAN PADI
Oleh
: Rafika Ardiani,S.P (POPT- Ahli Pertama BPP Kecamatan Gerokgak)
Walang sangit (Leptcorisa oratorius) adalah serangga pengganggu atau hama yang sering merusak tanaman budidaya. Hama ini dapat merusak pada hampir semua jenis tanaman. Namun dari sekian banyak jenis tanaman, yang paling disukai hama ini adalah tanaman padi. Walang sangit memiliki bau yang khas dan sangat menyengat, karena baunya ini maka disebut walang sangit. Hama walang sangit akan mengeluarkan aroma khasnya jika ia dalam bahaya, aroma menyengat tersebut merupakan bentuk pertahanan diri dari ancaman predator. Pada tanaman padi walang sangit merupakan hama utama yang berbahaya dan sangat merusak.
Walang
sangit merupakan hama potensial yang menyerang tanaman padi saat buah memasuki
matang susu. Hama ini merusak dengan cara menyerang bulir padi. Gejala serangan
walang sangit tampak ada bintik-bintik hitam dan bulir jadi hampa, walang
sangit menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan tangkai bunga serta
bulir padi pada fase pengisian bulir dan pemasakan bulir sehingga pengisian
bulir padi tidak sempurna. Karena bulir yang hampa akan mempengaruhi kualitas
gabah dan menyebabkan kehilangan hasil serta menurunkan produksi padi. Menurut
Bajber et al. (2020), walang sangit menyerang pertanaman padi yang
berbunga sampai padi menjelang panen, akibat serangan yang terjadi sebelum
matang susu menyebabkan gabah hampa. Walang sangit merupakan salah satu hama
potensial yang pada waktu-waktu tertentu menjadi hama penting yang dapat
menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50% ( Pratimi dan Soesilowati, 2011),
Bahkan apabila serangan berat karena populasi walang sangit tinggi dapat
menurunkan hasil sampai 100% (Kartohardjono et al, 2009). Diduga bahwa populasi
100.000 ekor per hektar dapat menurunkan hasil sampai 25% (As’ad et al., 2019).
Cara
pengendalian walang sangit
Pengendalian
Walang sangit dengan Melakukan Sanitasi Lingkungan
Sanitasi
lingkungan dengan membersihkan areal pertanaman padi terbukti mampu menekan
serangan hama walang sangit dan mencegah kerugian. Pembersihan areal tanaman
padi dari gulma dan rerumputan sebaiknya dilakukan sejak sebelum penanaman
hingga masa panen. Tanaman inang hama walang sangit sangat banyak, yaitu semua
jenis rerumputan. Oleh karenanya, pembersihan gulma dilakukan sesering mungkin
supaya tidak ada tanaman inang yang dapat dimanfaatkan walang sangit untuk
bertahan hidup dan berkembang biak.
Pengendalian
Walang sangit dengan Kultur Teknis
Salah
satu cara pengendalian walang sangit secara kultur teknis adalah dengan menanam
padi secara serempak dalam satu hamparan lahan yang luas. Selain itu pemupukan
harus dilakukan secara merata supaya tanaman padi tumbuh seragam sehingga
jumlah generasi perkembangan hama ini semakin sedikit. Perlu diingat bahwa
hingga saat ini belum ada varietas padi yang tahan terhadap hama walang sangit.
Untuk itu penanaman serempak sangat dianjurkan karena telah terbukti menekan
jumlah populasi hama walang sangit. Selisih waktu tanam dalam satu hamparan
lahan tidak boleh lebih dari 2,5 bulan. Semakin kecil selisih waktu tanam akan
semakin baik, sebab semakin serempak waktu tanam padi akan semakin
sedikit populasi walang sangit pada hamparan tersebut.
Pengendalian
Walang sangit Secara Biologi
Pengendalian
biologi adalah pengendalian yang dilakukan dengan agens hayati, yaitu dengan
memanfaatkan parasitoid dan jamur. Salah satu agens hayati yang dapat digunakan
untuk menekan perkembangan walang sangit adalah jamur Beauviria
bassiana dan Metharizum sp. Jamur Beauviria bassiana ini
menyerang walang sangit pada stadia nimpa dan dewasa. Jamur ini menyerang kulit
serangga sehingga terinfeksi membentuk lapisan putih pada serangga hama dan
mengakibatkan kematian. Walang sangit tertarik oleh senyawa (bebauan) yang
dikandung tanaman Lycopodium sp dan Ceratophylum sp.
Pengendalian
Walang sangit dengan Perangkap
Hama
walang sangit sangat tertarik pada bau busuk atau bau bangkai. Hal ini bisa
dimanfaatkan untuk mengendalikan walang sangit menggunakan perangkap kemudian
memusnahkannya. Untuk membuat perangkap walang sangit bisa menggunakan bangkai
kepiting, cuyu, keong mas, rajungan, ikan, kotoran ayam atau daging busuk.
Caranya cukup mudah, yaitu hanya dengan meletakkan bangkai pada tonggak kayu
ditepi sawah. Hama walang sangit akan tertarik untuk menghisap cairan bangkai
tersebut, setelah terkumpul walang sangit bisa dimusnahkan. Supaya efektif,
perangkap sebaiknya dipasang ketika tanaman padi memasuki fase berbunga sampai
masak susu.
Pengendalian
Walang sangit Secara Kimiawi
Pengendalian walang sangit secara kimiawi adalah pengendalian yang dilakukan dengan penyemprotan insektisida kimia. Pengendalian menggunakan insektisida kimia dapat dilakukan jika populasi hama walang sangit berada pada ambang kendali yaitu 6 ekor / m2. Penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan ketika hama walang sangit aktif, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Penyemprotan dilakukan menjelang tanaman padi memasuki stadia berbunga dan setelah memasuki stadia masak susu. Banyak jenis insektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan walang sangit, misalnya insektisida yang berbahan aktif fipronil, MIPC, BPMC, propoksur atau metolkarb. Hindari menggunakan insektisida yang berbentuk granul/butiran seperti karbofuran, karbofuran sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
Sumber :
As’ad, M. F., Kaidi, F. N. U., dan Syarief, M. 2019. Status
resistensi walang sangit (Leptocorisa acuta F.) terhadap insektisida sintetik
dan kepekaannya terhadap Beauveria bassiana pada tanaman padi. Agriprima,
Journal of Applied Agricultural Sciences, 3(2), 79-86.
Bajber, N. K., Toana, M. H., dan Asrul, A. 2020. Populasi
walang sangit Leptocorisa Acuta Thunberg.(Hemiptera: Alydidae) serta produksi
dua varietas tanaman padi di Kecamatan Toribulu. Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu
Pertanian, 8(6), 1274- 1282.
Kartohardjono, A., Kertoseputro, D., dan Suryana, T.
2009. Hama padi potensial dan pengendaliannya. Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi, 36.
Pratimi, A., dan Soesilohadi, R. C. H. 2011. Fluktuasi
populasi walang sangit Leptocorisa oratorius F.(Hemiptera: Alydidae) pada
komunitas padi di Dusun Kepitu, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. BIOMA.