Oleh: Shierly P. V. Nainggolan, SP.
/ POPT Ahli Pertama
pada Balai Penyuluhan
Pertanian Kec. Seririt
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki kualitas
tanah, namun diperlukan pupuk yang sangat banyak untuk luas lahan yang besar.
Oleh karena itu, diperlukan bahan organik yang walaupun digunakan dalam jumlah
sedikit, namun memberikan dampak yang besar. Bahan organik ini disebut sebagai
bahan humat atau asam humat.
Asam humat memiliki peran yang penting dalam
meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah, bahkan bisa meningkatkan
hingga 80 persen. Kemampuannya berinteraksi dengan partikel tanah membentuk
agregat tanah yang lebih stabil, yang pada gilirannya memperbaiki struktur
tanah. Ini penting karena tanah yang baik memiliki ruang pori yang mencukupi
untuk sirkulasi udara dan penyerapan air oleh tanaman. Asam humat juga
memfasilitasi dekomposisi kompos, meninggalkan mineral di tanah dan melepaskan
karbon dioksida ke atmosfer. Penambahan asam humat mengakibatkan peningkatan
stabilitas tanah.
Asam humat bisa dihasilkan dari berbagai sumber
seperti pupuk kandang, kompos, jerami, eceng gondok, sekam padi, batu bara
muda, dan gambut. Keistimewaan asam humat terletak pada kemampuannya dalam
berinteraksi dengan logam, oksida, mineral, dan senyawa organik, termasuk zat
polutan yang berbahaya, berkat banyaknya senyawa aktif yang dimilikinya.
Berdasarkan penelitian, asam humat mampu memperbaiki
sifat dari tanah yaitu kimia, fisik dan biologi. Selain itu mampu mengurangi
penggunaan pupuk makro karena pupuk ini dapat meningkatkan mikroorganisme
penghasil humus pada tanah. Adapun bahan yang dibutuhkan adalah eceng gondok
cacah halus, kulit nenas yang telah dicacah halus, EM4 pertanian dan gula merah
sedangkan alat yang dibutuhkan ember yang memiliki tutup, pisau dan gelas ukur.
Cara pembuatan
asam humat secara sederhana sebagai berikut
- Disiapkan
4 liter air bersih dalam ember
- Dimasukkan
1 kg eceng gondok dan 1 kg kulit nanas yang telah dicacah halus.
- Dicampurkan
60 ml cairan EM4 dengan 200 gram gula merah, diaduk rata
- Hasil
pencampuran didiamkan selama 90 hari agar bakteri dorman dalam EM4 aktif
kembali.
Daftar Pustaka
Fatwah
T. F., K. Alayandra, M. D. Damara, S. C. Lisias dan T.
Salsabila. 2024. Peran Asam Humat dalam Produktivitas Pertanian. Diakses pada
laman
https://digitani.ipb.ac.id/peran-asam-humat-dalam-meningkatkan-produktivitas-pertanian/
tanggal 9 Januari 2025.
Firda, O. Mulyani dan A. Yuniarti. 2016. Pembentukan, Karakterisasi Serta Manfaat Asam Humat Terhadap Adsorbsi Logam Berat. Soilrens14 (2) : 9-12.
Imelda, S. 2022. Pembuatan Asam Humat Cair dari Gulma Eceng Gondok. Diakses pada laman https://cybex.id/artikel/99407/pembuatan-asam-humat-cair-dari-gulma-eceng-gondok/ tanggal 9 Januari 2025.