I
Wayan Sudiarta, S.P.
Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli Pertama
Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Busungbiu
Petugas
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli Pertama I Wayan Sudiarta, S.P.
bersama Penyuluh Pertanian Desa Sepang I Gede Jaya Mahendra, S.P.M.P melaksanakan
kegiatan monitoring pengendalian penyakit kanker batang Pada tanaman kopi. Pada
kegiatan sebelumnya pengendalian penyakit tanaman kopi di Kelompok Tani Ternak
(KTT) Anyar Sari, telah dilakukan aplikasi fungisida berbahan aktif belerang
sebagai salah satu upaya untuk menekan perkembangan penyakit kanker batang.
Penyakit kanker batang pada tanaman kopi dikenal sebagai salah satu masalah
serius yang dapat mengganggu pertumbuhan, produktivitas, bahkan menyebabkan
kematian tanaman. Serangan penyakit ini umumnya ditandai dengan adanya luka
pada batang yang berwarna coklat kehitaman, disertai keluarnya cairan berbau
tidak sedap, hingga jaringan kulit batang mengelupas.
Berdasarkan
hasil aplikasi di lapangan, diketahui bahwa penggunaan fungisida berbahan
belerang memberikan efek positif terhadap penekanan perkembangan kanker batang
pada intensitas serangan yang masih tergolong ringan. Pada tanaman kopi dengan
gejala awal, yaitu luka kecil dan jaringan yang belum terlalu luas, aplikasi
fungisida mampu membuat luka kanker menjadi kering secara bertahap. Hal ini
terlihat dari perubahan warna jaringan yang awalnya basah dan berlendir menjadi
kering, serta berhentinya perkembangan luka baru di sekitar area yang terkena
penyakit. Dengan kondisi tersebut, tanaman masih mampu melanjutkan
pertumbuhannya meskipun meninggalkan bekas luka pada bagian batang yang
terserang.
Namun,
pada tanaman kopi yang sudah menunjukkan gejala kanker batang dengan intensitas
berat, hasil aplikasi tidak memberikan perbaikan yang optimal. Luka kanker
memang tampak mulai mengering setelah dilakukan perlakuan fungisida belerang,
tetapi proses pengeringannya berlangsung sangat lambat. Seiring berjalannya
waktu, jaringan tanaman yang sudah terlalu luas mengalami kerusakan permanen,
sehingga aliran nutrisi dan air ke bagian atas batang terhambat. Akibat kondisi
tersebut, tanaman kopi yang sudah terserang berat akhirnya tidak mampu bertahan
dan mati meskipun sudah dilakukan pengendalian.
Dari
hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa aplikasi fungisida berbahan
belerang cukup efektif digunakan untuk menekan perkembangan penyakit kanker
batang pada intensitas ringan. Oleh karena itu, pengendalian dengan fungisida
sebaiknya dilakukan sejak dini, ketika gejala masih awal, agar tanaman kopi
tetap dapat diselamatkan. Sementara itu, pada serangan berat, tindakan
pengendalian kimia saja belum cukup efektif sehingga perlu dikombinasikan
dengan metode lain seperti sanitasi kebun, pemangkasan bagian batang yang
sakit, atau bahkan penggantian tanaman baru. Dengan langkah tersebut diharapkan
keberlanjutan produksi kopi di KTT Anyar Sari dapat terjaga dengan lebih baik.
PUSTAKA
Wiyono, S., dkk. (2019). Kanker
batang: Penyakit baru pada kopi di Lampung. Jurnal Fitopatologi Indonesia,
15(1), 9–15. IPB Journal