Oleh :
I Gede Sila Adnyana, S.P.
( POPT Ahli Pertama di BPP Kecamatan Sukasada )
Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan salah satu hama utama pada
tanaman cabai yang dapat menurunkan kualitas dan hasil panen. Mengetahui
morfologi, biologi, dan siklus hidup lalat buah sangat penting untuk mencegah
kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama ini.
Lalat buah dewasa memiliki tubuh yang relatif kecil, sekitar 5-10
mm. Warna tubuhnya cenderung gelap dengan sayap transparan yang memiliki tanda
berbentuk garis atau titik hitam. Kepala lalat buah memiliki mata besar yang
menonjol, sementara antenanya berfungsi untuk mendeteksi bau dari buah-buahan
yang matang.
Sayap lalat buah memiliki tanda khas berbentuk garis atau bintik,
yang sering kali menjadi ciri pembeda antara spesies Bactrocera. Bagian
perutnya terdiri dari segmen-segmen yang dapat terlihat jelas dengan mata
telanjang. Lalat betina memiliki alat ovipositor yang tajam dan panjang untuk
menyuntikkan telur ke dalam buah yang sedang berkembang.
Lalat buah betina aktif dalam mencari buah-buahan matang untuk
bertelur. Mereka menggunakan indra penciumannya untuk mendeteksi bau fermentasi
atau bahan kimia yang dihasilkan oleh buah yang matang. Buah cabai yang sudah
memasuki fase pematangan sering menjadi target utama bagi lalat buah betina.
Lalat
buah sendiri hidup dalam satu rangkaian / siklus dimana dimulai dari telur
sampai menjadi imago, siklus tersebut sebagai berikut:
1.
Fase Telur, Telur Lalat Buah
berwarna putih dengan panjang 1-1,2 mm, lebar sekitar 0,21mm dengan masa telur
selama 3 hari.
2.
Fase Larva Terdiri dari 3
instar, lama stadium larva antara 5-9 hari
3.
Fase Pupa merupakan stadium
dorman atau tidak aktif, warna pupa adalah kuning kecokelatan, jatuh ke tanah
dengan lama stadium 8- 12 hari
4.
Fase Imago adalah lalat buah
dewasa. Tubuhnya berwarna cokelat tua sampai kehitam-hitaman dengan lama
stadium betina 23 – 27 hari dan imago jantan 13-15 hari.
Dari penjelasan diatas Lalat buah memiliki kemampuan untuk
berkembang biak dengan cepat, terutama dalam kondisi yang mendukung. Dalam satu
siklus hidupnya, seekor lalat betina dapat bertelur hingga seratus butir.
Keberadaan lalat buah pada tanaman cabai dapat menyebabkan kerusakan yang
signifikan karena telur yang ditanam akan berkembang menjadi larva di dalam
buah.
Siklus hidup lalat buah dimulai dari telur yang diletakkan oleh
betina di dalam buah cabai. Setelah beberapa hari, telur menetas menjadi larva
yang akan makan jaringan buah cabai, merusak daging buah tersebut. Larva ini
memiliki tubuh berwarna putih kekuningan dan berukuran kecil, namun dapat
berkembang pesat dalam waktu singkat.
Setelah beberapa waktu, larva yang telah tumbuh akan keluar dari
buah cabai dan jatuh ke tanah untuk melanjutkan proses perkembangan berikutnya.
Di tanah, larva akan berubah menjadi pupa, di mana mereka akan bertransformasi
menjadi lalat buah dewasa. Proses pupa ini berlangsung selama sekitar dua
minggu.
Begitu lalat buah dewasa muncul, mereka akan mulai mencari
buah-buahan matang untuk bertelur, dan siklus hidup dimulai kembali. Selama
satu siklus hidupnya, lalat buah dapat menghasilkan beberapa generasi dalam
waktu yang relatif singkat, terutama di daerah dengan suhu yang stabil dan
lembab.
Faktor yang mempengaruhi berkembangbiakan Lalat Buah yakni faktor
suhu, kelembaban, dan ketersediaan makanan sangat mempengaruhi perkembangbiakan
lalat buah.
1.
Suhu, Lalat buah berkembang
pada suhu 10-30 derajat Celcius, telur dapat menetas pada suhu 5-30 derajat
Celcius dalam kurun waktu 30-36 jam.
2.
Kelembaban, Semakin tinggi
kelembapan udara (95-100%) semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
imago. Kelembapan optimum berkisar 70-80%.
3.
Cahaya matahari, Lalat aktif
pada keadaan terang (siang hari) dan kawin pada intensitas cahaya rendah
4.
Kondisi buah/tanaman, Buah
masak lebih disukai apalagi mengandung asam amino,vitamin, mineral, air dan
karbohidrat karena memperpanjang umur. Lalat betina lebih suka meletakkan telur
pada buah yang ternaungi, agak lunak dan permukaan agak kasar.
Oleh karena itu, penting untuk memantau kondisi tanaman cabai agar
terhindar dari serangan hama ini. Kerusakan utama yang ditimbulkan oleh lalat
buah adalah buah cabai yang rusak dan tidak dapat dipasarkan. Larva lalat buah
merusak jaringan dalam buah, sehingga mengakibatkan buah menjadi busuk dan
tidak layak konsumsi. Selain itu, adanya lubang pada buah juga menurunkan
kualitas estetika, yang mengurangi nilai jualnya.
Mengetahui morfologi, biologi, dan siklus hidup lalat buah dapat
membantu petani dalam upaya pencegahan dan pengendalian hama pada tanaman
cabai. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku lalat buah, petani
dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat untuk melindungi tanaman cabai
dari kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama ini. Lalat buah merupakan
hama yang berbahaya bagi tanaman cabai, namun dengan pemahaman yang baik
tentang morfologi, biologi, dan siklus hidupnya, petani dapat mengambil
langkah-langkah preventif yang efektif. Pengendalian yang tepat dan
pemantauan yang rutin akan membantu menjaga kesehatan tanaman cabai dan
memastikan hasil panen yang optimal.
Daftar Pustaka:
Muryati, Trisyono, Y.A., Witjaksono & Wahyono. 2013. Oviposition
deterrent of Bactrocera carambolae
resulted from eggs deposition on mango. AGRIVITA J. Agric. Sci.
39(2): 201-213
Siwi, S.S. 2004. Jenis-jenis Lalat Buah Penting di Indonesia
dan Macam Tanaman Inangnya. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian.