Oleh: Rosma Susiwaty
Situmeang, S.P/POPT BPP Banjar
Penyakit busuk bakteri adalah penyakit busuk basah pada tanaman
cabai yang disebabkan oleh serangan bakteri Erwinia
carotovora. Busuk bakteri bisa terjadi pada buah cabai muda (cabai hijau)
dan buah yang sudah matang (merah). Bakteri E. carotovora merupakan bakteri yang banyak menyebabkan gejala pembusukan lunak dan
dapat menginfeksi banyak tanaman. Bakteri ini mengeksploitasi luka dan bukaan
alami tanaman untuk menimbulkan infeksi. Kemampuan bakteri untuk berkembangbiak
di lingkungan yang hangat dan lembab akan memperparah penyebaran dan tingkat
keparahan penyakit, sehingga tindakan pengendalian yang efektif sangat penting
untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman.
Gejala awal serangan bakteri Erwinia carotovora biasanya dimulai dari
tangkai dan kelopak buah, akan tetapi infeksi dapat terjadi pada bagian buah
yang terluka. Bakteri ini menyerang bagian dalam buah dan merusak jaringan
daging buah hingga menjadi lunak dan berair keruh. Biasanya buah busuk dimulai
dari bagian ujung buah dan lama kelamaan merambat keatas hingga seluruh bagian
daging buah membusuk. Buah yang terinfeksi akan tetap menggantung seperti
kantung yang berisi air. Lama kelamaan cabai akan mengalami kehilangan warna
buah, cairan keruh didalam buah tersebut berbau menyengat dan akan menetes
perlahan-lahan hingga habis. Setelah cairan tersebut habis, kulit buah akan
mengering dan berwarna transparan dan tetap menggantung. Pembusukan ini tidak hanya berdampak pada
nilai estetika dan komersial tanaman, tetapi juga dapat menyebabkan kehilangan
hasil yang signifikan, karena bagian yang terinfeksi sering kali tidak dapat
digunakan.
Bakteri
ini dapat menyebar melalui percikan air, alat pertanian, atau kontak buah sakit
dengan buah yang sehat, dan didukung oleh kondisi cuaca seperti kelembaban
tinggi dan suhu hangat (25-35oC), adanya luka pada buah akibat
gigitan serangga, hujan deras atau gesekan, dapat juga disebabkan oleh drainase
yang buruk atau air menggenang dan penyemprotan air langsung ke buah.
Ada
beberapa cara mengendalikan penyakit busuk basah buah cabai, yakni sebagai
berikut:
- Penggunaan benih unggul yang tahan
terhadap bakteri
- Sanitasi lahan dengan menjaga kebersihan
lingkungan tanaman
- Menanam dengan jarak tidak terlalu rapat,
terutama pada saat musim hujan
- Hindari menanam di lahan dengan sisa
tanaman terinfeksi
- Pengaplikasian agens hayati seperti Bacillus
subtilis, Pseudomonas fluorescens atau Trichoderma spp.
- Rotasi tanaman dengan tanaman lain yang
bukan Solanaceae.
- Memusnahkan buah yang terinfeksi dengan
cara membakarnya atau membuang jauh dari lokasix
- Menggunakan mulsa plastik untuk mengurangi
kelembapan, terutama jika menanam pada musim hujan
- Penyemprotan bakterisida berbahan aktif
streptomycin sulfate, tetracycline, copper sulfate pentahydrate, dll dengan
dosis dan cara yang tepat.
Sumber:
Duriat, A.S., Neni, G., dan Astri, W.W. 2007. Penyakit
Penting Tanaman Cabai dan Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Bandung.
Adian, M. Pencegahan Busuk Bakteri pada Cabai. https://id.scribd.com/doc. Diakses pada tanggal 24 Oktober
2025.