Oleh Vani Silvana, S.P.
POPT Ahli Pertama pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng
OPT Burung Pipit adalah salah
satu OPT yang dapat menurunkan hasil produksi padi. Gejala serangan burung
pipit pada tanaman padi cukup khas dan bisa menyebabkan
kerugian signifikan, terutama saat padi menjelang panen. Berikut adalah
beberapa gejala serangan burung pipit pada padi bulir padi kosong atau rusak, burung
pipit memakan bulir padi yang sudah berisi, menyebabkan bulir pecah, rusak,
atau hampa, bulir yang diserang tampak terbuka, bijinya hilang atau hanya
tersisa kulitnya. Tanaman roboh atau patah, saat burung berkerumun dan hinggap
di rumpun padi, mereka bisa membuat batangnya patah atau rebah, kerusakan tidak
merata, serangan biasanya lebih parah di bagian tepi sawah, karena lebih mudah
diakses burung, tanaman di bagian tengah sawah cenderung lebih sedikit terkena.
Kehadiran burung dalam jumlah besar, terlihat kawanan burung beterbangan atau
hinggap di lahan padi, terutama pada pagi dan sore hari, burung biasanya aktif
menyerang saat bulir mulai menguning (fase pengisian sampai masak susu hingga
masak fisiologis). Serangan burung bisa mengurangi hasil panen hingga 20%
bahkan lebih, tergantung pada tingkat serangannya. Waktu Paling Rentan Fase
masak susu hingga masak fisiologis adalah masa paling rawan karena bulir sudah
mulai berisi dan menarik bagi burung.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) burung pipit pada
tanaman padi memerlukan strategi karena burung ini sangat adaptif dan cerdas.
Berikut adalah beberapa metode pengendalian yang bisa diterapkan pengendalian
Secara Fisik, Orang-orangan sawah bentuk manusia dengan pakaian mencolok, sebaiknya
diganti-ganti posisinya secara rutin agar burung tidak terbiasa. Pita reflektif
/ plastik berkilau, digantung di sekitar sawah, kilauan cahaya dan suara saat
terkena angin bisa mengusir burung. Penggunaan kaleng kosong / alat suara
bising, kaleng digantung dan saling beradu saat tertiup angin, bisa juga
memakai botol plastik berisi kerikil. Jaring pelindung digunakan pada lahan
sawah efektif tapi biaya tinggi untuk skala besar. Pengendalian Secara Perilaku,
gunakan alarm suara, bunyi predator, atau rekaman jeritan burung, alat modern
bisa dijadwalkan dan diubah-ubah suaranya. Pengendalian terakhir menggunakan
bahan pengendali kimia berbahan aktif Lycocium Metil Antranilat dan Thiram. Bahan aktif ini bekerja berdasarkan
rasa dan bau yang tidak disukai burung atau dengan kata lain penolak atau pengusir.
Dinas
Pertanian melalui bidang Tanaman Pangan melakukan budidaya padi lokal merah di
Lahan Eks Hutan Kota. Dalam budidaya tanaman Padi Merah Munduk ada beberapa
kendala yang ditemukan utamanya serangan OPT Burung diumur 108 hst. Gejala
serangan, bulir
tampak terbuka, bijinya hilang dan hanya tersisa kulitnya. Dalam pengendalian
nya digunakan bahan pengendali berbahan
aktif lycocium, dilakukan penyemprotan pada sore hari dengan dosis 3 ml
perliter air. Setelah dilakukannya penyemprotan bahan aktif lycocium tersebut dirasa
kurang efektif dalam pengendalian opt burung dikarenakan setelah dilakukan penyemprotan
burung masih ditemukan burung emprit hinggap pada tanaman padi merah.
Meskipun iklan di media sosial mengklaim bahan aktif ini efektif untuk mengusir
burung karena bau yang dikeluarkan tajam dan menyengat seperti bau karbol
pembersih lantai.
Sumber :
Juslima, M. A. 2021. Modifikasi Alat Pengusir Hama
Burung Berbasis Mikrokontroler Menggunakan Sensor Pir (Passive Infra Red).
Penddidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar.
Diakses Tanggal 26 Agustus 2025, Dari Https://Lib.Unm.Ac.Id/Storage/File_Thesis/4bwjzvgnopigcwi5vnqe5iapaxegw7xwkiri8yao.Pdf
Andi Kahfiani. 2023. Jaring, Cara Jitu Kendalikan Hama Burung
Pipit. Dinas
Perikanan dan Pertanian Kota Makassar. Diakses tanggal 25 Agustus 2025, dari
https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/index.php/btip/article/view/3491/3497