(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Hama Lalat Buah pada Tanaman Mangga

Admin distan | 29 Oktober 2024 | 451 kali

Oleh: I Kade Purnawirawan Putra, S.P/ POPT Pertama Kecamatan Tejakula

 

Mangga (Mangifera indica L.) merupakan tanaman buah yang potensial dikembangkan karena mempunyai tingkat keragaman genetik yang tinggi, sesuai dengan agroklimat Indonesia, disukai oleh hampir semua lapisan masyarakat dan memiliki nilai pasar yang luas. Menurut (Puslitbang Hortikultura, 2006), Tanaman mangga (Mangifera indica L.) merupakan komoditas yang prospektif untuk dikembangkan terutama pada daerah lahan kering, karena nilai ekonomisnya yang tinggi, permintaan pasar yang tumbuh dengan pesat baik pasar dalam negeri maupun luar negeri, sehingga perlu dilakukan penanganan dalam penggelolaan dan pemberdayaan tanaman mangga yang dapat memberikan hasil produksi yang berkualitas dan memuaskan konsumen.

Salah satu kendala dalam pengembangan pertanaman mangga di Indonesia adalah serangan lalat buah. Lalat buah merupakan hama penting yang merugikan dalam budidaya buah dan sayur-sayuran, baik di daerah tropis maupun subtropis (Alyoklin et al., 2000, Valladares dan Salvo, 2001). Lalat buah tergolong Ordo Diptera, Famili Tephritidae, Subfamili Dacinae, Tribus Dacini. Spesies Tephritidae dari 500 genus, 160 genus di antaranya ditemukan di Asia (Siwi et al., 2006). Intensitas serangan lalat buah dapat mencapai 90%, apabila tidak ada upaya pengendalian akan mengganggu pencapaian produksi bahkan gagal panen yang mengakibatkan kerugian bagi petani (Tarigan, 2012).

Indikasi serangan lalat buah pada buah mangga yang telah jatuh adalah terdapat bintikbintik hitam sebagai bekas tusukan ovipositor lalat buah dalam meletakkan telurnya pada buah manga.

Pengendalian lalat buah secara kultur teknis bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun seperti mengumpulkan buah yang terserang dan memusnahkannya. Buah mangga yang terserang dimasukkan ke plastik, diikat, kemudian dibenamkan ke tanah. Selain dikumpulkan dalam plastik, Anda juga bisa mengumpulkan dalam tong atau ember yang ditutup dengan kain kasa. Tak hanya menjaga sanitasi, pengendalian secara kultur teknis juga dilakukan dengan membuat perangkap, selain itu pengendalian biologi dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami dapat berupa parasitoid, predator, dan patogen. Tingginya populasi parasitoid di lahan berpengaruh terhadap tingkat parasitisasi dan penurunan jumlah hama. Sehingga semakin tinggi kerapatan populasi parasitoid menjadikan parasitoid sebagai agen hayati menjadi lebih efektif.

 

Daftar Pustaka

Alyoklin, A.V., R.H. Messing, and J.J. Duan. 2000. Visual and Olfactory Stimuli and Fruit Maturity Affect Trap Captures of Oriental Fruit Flies (Diptera:Tephritidae). J. Econ. Ensamol. 93(3):664-669.

[Ditlin Holtikultura] Direktorat Perlindungan Holtikultura. (2006). Panduan Lalat buah (Online) Tersedia : http://ditlin.hortikultura. go.id/buku peta/bagian_ 03.html (22 Oktober 2024)

Siwi et al. (2006). Taksonomi dan Bioekologi Lalat Buah Penting di Indonesia (Diptera : Tephritidae). Australia : Departement of Agriculture, Fisheries and Forestry.

Tarigan, Robinson. 2012. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta : PT Bumi Aksara.