(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Mengenal Pohon Lontar

Admin distan | 21 April 2022 | 42457 kali

Oleh: Ni Wayan Sukarmi, STP/BPP Kubutambahan


Pohon Lontar/Siwalan/Ental (Borassus flabellifer) adalah sejenis palem (Arecaceae) yang tumbuh liar di daerah dengan ketinggian hingga mencapai 500 meter dari permukaan laut. Lontar, diketahui berasal dari India dan Srilanka, kemudian menyebar ke Arab Saudi sampai negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, sampai Indonesia.

Di Indonesia tumbuhan lontar banyak dijumpai pada wilayah pantai yang beriklim kering seperti Jawa Tengah (Brebes, Pekalongan, dan Semarang), Jawa Timur (Tuban, Gresik, dan Lamongan), Madura, Bali (Karangasem dan Buleleng), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan Maluku bagian tenggara.

Tumbuhan lontar adalah tumbuhan perkebunan yang sangat potensial dalam hal mengatasi kekurangan pangan dan mudah beradaptasi baik pada berbagai agroklimat. Pengusahaan tumbuhan lontar sebagian besar diusahakan oleh petani, karena pengelolaan tanaman belum menerapkan teknik budidaya yang baik menyebabkan produktivitas pertanaman rendah. Tumbuhan lontar merupakan salah satu tumbuhan penyeimbang ekosistem dan ekologi pedesaan, fungsi istimewa tumbuhan lontar secara ekologi adalah sebagai pengawet sumber daya alam terutama tanah. Akar serabut yang dimiliki sangat kokoh, dalam dan tersebar sehingga memiliki fungsi penting sebagai penahan erosi tanah. Selain itu, akar lontar memiliki kemanpuan mengikat air, sehingga tumbuhan lontar bisa tumbuh didaerah yang relatif kering dan tidak perlu perawatan intensif. Ini juga membantu kelestarian lingkungan hidup terutama penghijauan di daerah pedesaan

Kayu lontar serupa dengan kayu kelapa, namun kayu lontar tampak lebih gelap. Lontar memiliki akar serabut panjang dan besar, berpawakan tinggi dan tegak, berbatang tunggal dan berbentuk silindris, tingginya dapat mencapai 25 sampai 30 meter dengan diameter batang antara 40 sampai 50 cm. Pada tumbuhan muda batang lontar mempunyai empelur yang masih lunak dan dapat dijadikan sagu untuk pangan. Batang tua memiliki tekstur yang lebih halus dan permukaan batang berlekuk pada bagian bekas menempelnya tangkai daun.

Lontar berbunga pada usia 12 tahun dan dapat berbunga hingga 20 tahun, lalu dapat hidup hingga 100 tahun. Berdasarkan pada keberadaan bunga, maka terdapat pohon lontar jantan dan betina. Bunga pohon jantan tumbuh pada ketiak daun umumnya tunggal dan jarang bertangkai kembar. Pada bunga jantan menempel sekitar 4-15 bulir berbentuk bulat yang  disebut satu tandan. Panjang satu tandan dapat mencapai 30 sampai 60 cm dengan diameter 2-5 cm. Pada bunga betina dalam satu tandan terdapat 4-10 mayang berukuran kecil dan memiliki daun pelindung (bractea) yang akan menjadi buah. Setiap pohon lontar setidaknya mampu menghasilkan 6-12 tandan buah atau sekitar 200-300 buah per tahunnya. Buah lontar berbentuk bulat dan berdiameter antara 10-15 cm, berwarna hijau ketika masih muda, dan akan menjadi ungu hingga hitam setelah tua. Satu buah lontar berisi tiga biji dengan tempurung yang tebal dan keras.

Pohon lontar/siwalan/ental bermanfaat untuk berbagai macam kebutuhan. Bahkan, seluruh bagian dari flora ini sangat berguna bagi kehidupan manusia. Diantaranya merupakan penghasil nira yang masyarakat konsumsi sebagai minuman (atau legen). Nira dari buah pohon lontar sendiri dapat diproses menjadi gula. Total gula dalam 100 cc nira setara 10,93 gram, dengan kandungan protein, nitrogen, mineral, kalsium, fosfor dan zat besi di dalamnya. Selain itu, terdapat segudang kegunaan lain dari pohon lontar, di antaranya:

-          Fermentasi air nira lontar dapat menjadikannya arak atau cuka tradisional;

-          Tepung dari empelur batang pohonnya dapat menjadi bahan baku kue;

-          Buah lontar muda kaya akan vitamin C dan B1, sehingga sangat baik jika masyarakat konsumsi;

-          Daun tersebut juga berguna sebagai bahan atap serta kerajinan anyaman;

-          Bagian batang pohon yang keras sebagai bahan material bangunan atau jembatan; lalu Bagian dalam batang atau bagian tengahnya sebagai papan.

Selain itu manfaat Pohon Lontar dalam dunia medis juga memiliki khasiat sebagai obat untuk berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit dalam hingga penyakit luar, seperti:

-          Buah pohon lontar berguna sebagai obat kulit;

-          Ekstrak akarnya ampuh melancarkan air seni dan sebagai obat cacing;

-          Rebusan akar muda pohon lontar bermanfaat mengobati pernapasan;

-          Bunga atau abu mayang bisa digunakan untuk pengobatan penyakit lever;

-          Arang kulit batang digunakan untuk menyembuhkan sakit gigi;

-          serta Garam yang dicampur rebusan kulit batang lontar berkhasiat sebagai obat pembersih mulut.

Walaupun manfaat dan nilai ekonominya cukup tinggi, pohon lontar merupakan tanaman liar dan pemanfaatannya bagi masyarakat masih bersifat tradisional. Pemanfatan dan pengelolaannya yang sampai saat ini masih belum maksimal sehingga belum menjadi sesuatu yang dapat membantu untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Sampai saat ini belum ada upaya budidaya tanaman lontar, sehingga populasinya kian menurun setiap tahunnya. Untuk di Desa Kubutambahan pemanfaatan pohon lontar masih terbatas. Diantaranya ; niranya untuk minuman tradisional (tuak), buah muda/kuud langsung dikonsumsi atau dijual, terkadang juga daun lontar digunakan untuk atap/anyaman. Terbatasnya pemanfaatan pohon lontar ini juga disebabkan karena pengetahuan petani yang masih terbatas. Oleh karena itu selanjutnya perlu adanya pembinaan/penyuluhan yang lebih intensif terutama dalam hal pengolahan hasil lontar/ental. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.