Oleh: Ni Wayan Sukarmi, STP/BPP Kubutambahan
Pohon Lontar/Siwalan/Ental (Borassus flabellifer)
adalah sejenis palem (Arecaceae) yang tumbuh liar di daerah dengan
ketinggian hingga mencapai 500 meter dari permukaan laut. Lontar, diketahui
berasal dari India dan Srilanka, kemudian menyebar ke Arab Saudi sampai
negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, sampai Indonesia.
Di Indonesia tumbuhan lontar banyak dijumpai pada wilayah
pantai yang beriklim kering seperti Jawa Tengah (Brebes, Pekalongan, dan
Semarang), Jawa Timur (Tuban, Gresik, dan Lamongan), Madura, Bali (Karangasem
dan Buleleng), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan
Maluku bagian tenggara.
Tumbuhan lontar adalah tumbuhan perkebunan yang sangat
potensial dalam hal mengatasi kekurangan pangan dan mudah beradaptasi baik pada
berbagai agroklimat. Pengusahaan tumbuhan lontar sebagian besar diusahakan oleh
petani, karena pengelolaan tanaman belum menerapkan teknik budidaya yang baik
menyebabkan produktivitas pertanaman rendah. Tumbuhan lontar merupakan salah
satu tumbuhan penyeimbang ekosistem dan ekologi pedesaan, fungsi istimewa
tumbuhan lontar secara ekologi adalah sebagai pengawet sumber daya alam
terutama tanah. Akar serabut yang dimiliki sangat kokoh, dalam dan tersebar
sehingga memiliki fungsi penting sebagai penahan erosi tanah. Selain itu, akar
lontar memiliki kemanpuan mengikat air, sehingga tumbuhan lontar bisa tumbuh
didaerah yang relatif kering dan tidak perlu perawatan intensif. Ini juga
membantu kelestarian lingkungan hidup terutama penghijauan di daerah pedesaan
Kayu lontar serupa dengan kayu kelapa, namun kayu lontar
tampak lebih gelap. Lontar memiliki akar serabut panjang dan besar, berpawakan
tinggi dan tegak, berbatang tunggal dan berbentuk silindris, tingginya dapat
mencapai 25 sampai 30 meter dengan diameter batang antara 40 sampai 50 cm. Pada
tumbuhan muda batang lontar mempunyai empelur yang masih lunak dan dapat
dijadikan sagu untuk pangan. Batang tua memiliki tekstur yang lebih halus dan
permukaan batang berlekuk pada bagian bekas menempelnya tangkai daun.
Lontar berbunga pada usia 12 tahun dan dapat berbunga hingga
20 tahun, lalu dapat hidup hingga 100 tahun. Berdasarkan pada keberadaan bunga,
maka terdapat pohon lontar jantan dan betina. Bunga pohon jantan tumbuh pada
ketiak daun umumnya tunggal dan jarang bertangkai kembar. Pada bunga jantan
menempel sekitar 4-15 bulir berbentuk bulat yang disebut satu tandan. Panjang satu tandan
dapat mencapai 30 sampai 60 cm dengan diameter 2-5 cm. Pada bunga betina dalam
satu tandan terdapat 4-10 mayang berukuran kecil dan memiliki daun pelindung (bractea) yang akan menjadi buah. Setiap
pohon lontar setidaknya mampu menghasilkan 6-12 tandan buah atau sekitar
200-300 buah per tahunnya. Buah lontar berbentuk bulat dan berdiameter antara
10-15 cm, berwarna hijau ketika masih muda, dan akan menjadi ungu hingga hitam
setelah tua. Satu buah lontar berisi tiga biji dengan tempurung yang tebal dan
keras.
Pohon lontar/siwalan/ental bermanfaat untuk berbagai macam
kebutuhan. Bahkan, seluruh bagian dari flora ini sangat berguna bagi kehidupan
manusia. Diantaranya merupakan penghasil nira yang masyarakat konsumsi sebagai
minuman (atau legen). Nira dari buah pohon lontar sendiri dapat diproses
menjadi gula. Total gula dalam 100 cc nira setara 10,93 gram, dengan kandungan
protein, nitrogen, mineral, kalsium, fosfor dan zat besi di dalamnya. Selain
itu, terdapat segudang kegunaan lain dari pohon lontar, di antaranya:
-
Fermentasi
air nira lontar dapat menjadikannya arak atau cuka tradisional;
-
Tepung
dari empelur batang pohonnya dapat menjadi bahan baku kue;
-
Buah
lontar muda kaya akan vitamin C dan B1, sehingga sangat baik jika masyarakat
konsumsi;
-
Daun
tersebut juga berguna sebagai bahan atap serta kerajinan anyaman;
-
Bagian
batang pohon yang keras sebagai bahan material bangunan atau jembatan; lalu
Bagian dalam batang atau bagian tengahnya sebagai papan.
Selain itu manfaat Pohon
Lontar dalam dunia medis juga memiliki khasiat sebagai obat untuk berbagai
macam penyakit, mulai dari penyakit dalam hingga penyakit luar, seperti:
-
Buah
pohon lontar berguna sebagai obat kulit;
-
Ekstrak
akarnya ampuh melancarkan air seni dan sebagai obat cacing;
-
Rebusan
akar muda pohon lontar bermanfaat mengobati pernapasan;
-
Bunga
atau abu mayang bisa digunakan untuk pengobatan penyakit lever;
-
Arang
kulit batang digunakan untuk menyembuhkan sakit gigi;
-
serta
Garam yang dicampur rebusan kulit batang lontar berkhasiat sebagai obat
pembersih mulut.
Walaupun
manfaat dan nilai ekonominya cukup tinggi, pohon lontar merupakan tanaman liar
dan pemanfaatannya bagi masyarakat masih bersifat tradisional. Pemanfatan dan
pengelolaannya yang sampai saat ini masih belum maksimal sehingga belum menjadi
sesuatu yang dapat membantu untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Sampai
saat ini belum ada upaya budidaya tanaman lontar, sehingga populasinya kian
menurun setiap tahunnya. Untuk di Desa Kubutambahan pemanfaatan pohon lontar
masih terbatas. Diantaranya ; niranya untuk minuman tradisional (tuak), buah
muda/kuud langsung dikonsumsi atau dijual, terkadang juga daun lontar digunakan
untuk atap/anyaman. Terbatasnya pemanfaatan pohon lontar ini juga disebabkan
karena pengetahuan petani yang masih terbatas. Oleh karena itu selanjutnya
perlu adanya pembinaan/penyuluhan yang lebih intensif terutama dalam hal
pengolahan hasil lontar/ental. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani
dan keluarganya.