(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Strategi Kendalikan Hama Lalat Buah pada Tanaman Cabai

Admin distan | 23 Mei 2025 | 51 kali


 

oleh : Ni Putu Eka Handayani, S.P

POPT Ahli Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sawan

 

Cabai (Capsicum spp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dengan permintaan pasar yang terus meningkat. Cabai banyak digunakan sebagai bumbu masak, bahan baku industri makanan, serta memiliki kandungan gizi dan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Kegunaannya yang luas dan konsumen yang tidak pernah surut, cabai menjadi salah satu komoditas unggulan dalam sektor pertanian. Dalam praktik budidaya cabai  menghadapi berbagai tantangan salah satunya serangan hama dan penyakit, termasuk serangan lalat buah (Bactrocera spp.) yang dapat menyebabkan kerusakan buah dan kerugian ekonomi  yang dapat menyebabkan fluktuasi harga pasar. Oleh karena itu, diperlukan strategi budidaya agar usaha tani cabai tetap menguntungkan dan berkelanjutan.

 

Gejala Serangan Hama Lalat Buah

1.    Buah cabai berlubang atau memiliki bekas tusukan kecil (bekas ovipositor/alat peletak telur)

2.    Buah membusuk dari dalam karena aktivitas larva.

3.    Buah sering jatuh sebelum matang.

4.    Adanya larva putih kecil di dalam buah, (Budiyani dan Sukasana, 2020)

 

Daur Hidup Hama Lalat Buah

Lalat buah mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri dari 4 tahap:

1.    Telur

Lalat betina meletakkan telur di bawah kulit buah cabai yang masih muda atau setengah matang berbentuk kecil, lonjong, dan berwarna putih. Satu lalat betina dapat meletakkan hingga 200–300 telur selama hidupnya.

2.    Larva (Ulat)

Larva tidak berkaki, berwarna putih krem, bergerak aktif memakan daging buah dari dalam yang menyebabkan buah busuk dan rontok. Fase paling merusak karena larva merusak buah

3.    Pupa

Larva jatuh ke tanah dan berubah menjadi pupa di dalam lapisan tanah dangkal memiliki bentuk seperti kapsul berwarna cokelat muda.

4.    Dewasa (Imago)

Lalat dewasa keluar dari pupa dan siap kawin dalam beberapa hari. Umur lalat dewasa berumur 1–2 bulan tergantung kondisi lingkungan

 

Pentingnya Memahami Siklus Hidup

Dengan mengetahui siklus hidupnya maka dapat :

·       Menentukan waktu tepat untuk penyemprotan insektisida atau perangkap.

·       Melakukan sanitasi dan pemusnahan buah terinfeksi sebelum larva turun ke tanah.

·       Menerapkan rotasi tanaman dan pengolahan tanah untuk membunuh pupa di tanah.

 

Dampak Serangan Hama Lalat Buah

1.      Kehilangan hasil panen jika tidak dikendalikan.

2.      Penurunan mutu buah sehingga tidak layak jual.

3.      Gagal ekspor karena buah terinfeksi larva.

4.      Peningkatan biaya produksi untuk pengendalian hama.

 

Pencegahan dan Pengendalian Hama Lalat Buah

1.    Pemantauan dan Identifikasi

a)    Gunakan perangkap feromon (metil eugenol) untuk mendeteksi kehadiran lalat buah jantan (Mayasari et al., 2019)

b)   Periksa buah cabai secara rutin untuk melihat gejala serangan seperti bekas tusukan atau busuk.

2.    Sanitasi Kebun

a)    Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk atau rontok karena bisa menjadi tempat berkembangbiak lalat buah.

b)   Lakukan pembersihan gulma di sekitar tanaman.

3.    Penggunaan Perangkap

Perangkap feromon atau atraktan (misalnya metil eugenol) dicampur insektisida untuk menarik dan membunuh lalat buah jantan. Letakkan perangkap setiap 10-20 meter tergantung tingkat serangan.

4.    Pengendalian Hayati

Penggunaan jamur entomopatogen (Beauveria bassiana) yang menyerang lalat buah

5.    Penggunaan Insektisida Nabati

Semprotkan ekstrak daun mimba, ekstrak daun sirsak, campuran bawang putih, cabai dan serai wangi. Gunakan rutin setiap 3–5 hari, terutama di musim kemarau

6.  Penggunaan Insektisida Kimia (sebagai alternatif terakhir)

Bila populasi sangat tinggi dan tidak terkendali, gunakan insektisida sistemik berbahan aktif abamektin, profenofos, atau deltametrin dengan bijak dan bergiliran. Ikuti prinsip rotasi insektisida untuk menghindari resistensi.

 

Daftar Pustaka

Budiyani, N. K., & Sukasana, I. W. (2020). Dosen Pada Program Studi Agroteknologi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Tabanan. Jln. Wagimin No. 8 Kediri, Tabanan, Bali. Agrica, 2(1), 15–27.

Mayasari, I., Fitriana, Y., Wibowo, L., & Purnomo, P. (2019). Efektifitas Metil Eugenol Terhadap Penangkapan Lalat Buah Pada Pertanaman Cabai Di Kabupaten Tanggamus. Jurnal Https://Doi.Org/10.23960/Jat.V7i1.2987