Oleh:
Rafika Ardiani,S.P/ POPT/Ahli Pertama Kecamatan Gerokgak
Wereng
(Nilaparvata lugens Stal.) termasuk
dalam keluarga Delphacidae dan ordo Hemiptera. Wereng Batang Coklat (WBC)
merupakan hama utama yang bersifat monofag dan menyerang hampir semua varietas
padi, dengan tingkat kerusakan mulai dari ringan hingga berat, bahkan dapat
menyebabkan puso (gagal panen). WBC dianggap berbahaya karena sifatnya yang
plastis, sehingga mudah beradaptasi dengan lingkungan, dan juga berperan
sebagai vektor virus bagi beberapa jenis penyakit (Sianipar et al., 2017).
Menurut Nurbaeti et al. (2010), Wereng Batang Coklat merusak tanaman dengan
cara menghisap cairan pada batang padi, sehingga tanaman menjadi kering. Gejala
serangan wereng batang coklat
ditandai dengan perubahan warna daun pada rumpun padi menjadi kuning
kecokelatan.
Hama wereng batang coklat termasuk hama yang
bersifat r-strategis, yaitu hama oportunis yang memaksimalkan asupan makanan
dan mengeksploitasi habitat sementara. Wereng batang coklat digolongkan sebagai hama r-strategis
karena memiliki kemampuan menghasilkan keturunan dalam jumlah besar dalam waktu
yang singkat (Heong, 2009; Baehaki, 2011). Keberadaan wereng batang coklat pada lahan sawah
dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik (Dianawati dan Sujitno, 2015).
Faktor biotik yang memengaruhi keberadaan wereng batang coklat di antaranya adalah
varietas padi dan keberadaan musuh alami. Penggunaan varietas padi yang rentan
merupakan salah satu faktor yang mendukung kemunculan wereng batang coklat di lahan (Rahmini et
al., 2012). Keberadaan musuh alami juga dapat memengaruhi populasi wereng batang coklat di lahan (Gunawan et
al., 2015). Selain faktor biotik, faktor abiotik seperti iklim, suhu,
kelembaban, dan curah hujan juga memengaruhi keberadaan wereng batang coklat di lahan. Kondisi iklim
yang mendukung dapat menyebabkan kemunculan wereng batang coklat di lahan dan mempercepat
perkembangan populasinya (Nurbaeti et al., 2010). Untuk mencegah ledakan
populasi wereng batang coklat
yang dapat merugikan produksi padi, diperlukan upaya pengendalian yang memanfaatkan
faktor bioekologi wereng batang
coklat
guna menekan populasinya agar tidak mengganggu produksi tanaman padi (Gunawan et
al., 2015).
Penggunaan musuh alami
merupakan salah satu komponen dalam konsep pengendalian hama terpadu (PHT).
Pengendalian hama dengan memanfaatkan musuh alami disebut juga sebagai
pengendalian hayati (Pedigo, 1999 dalam Lubis, 2005). Berbagai jenis predator
dan parasitoid dapat berfungsi sebagai musuh alami WBC. Beberapa jenis
parasitoid yang umum ditemukan di lahan sawah antara lain Anagrus sp. (Hymenoptera;
Mymaridae), Oligosita sp.
(Hymenoptera; Trichogrammatidae), dan Gonatocerus sp. (Hymenoptera; Mymaridae). Selain
parasitoid, terdapat juga serangga predator seperti Lycosa pseudoannulata
(Araneida; Lycosidae), Paederus
sp. (Coleoptera; Staphylinidae), Ophionea sp. (Coleoptera; Carabidae), dan Coccinella sp. (Coleoptera;
Coccinellidae). Keberadaan serangga-serangga ini sangat penting untuk menekan
populasi hama (Lubis, 2005; Santosa, 2016).
Sumber:
Dianawati, Meksy; Sujitno, Endang. 2015. Kajian Berbagai Varietas Unggul terhadap
Serangan Wereng Batang Cokelat dan Produksi Padi di Lahan Sawah
Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pros.
Sem. Nas. Masy. Biodiv. Indon.
Gunawan, C. S. E.; Mudjiono, Gatot; Astuti, L. P.
2015. Kelimpahan Populasi Wereng Batang
Coklat Nilaparvata lugens Stal. (Homoptera: Delphacidae) dan Laba-laba pada
Budidaya Tanaman Padi dengan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu dan
Konvensional. Jurnal HPT.
Lubis, Yuniar. 2005. Peranan Keanekaragaman Hayati Atropoda Sebagai Musuh Alami Pada
Ekosistem Sawah. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian.
Nurbaeti, Bebet; Diratmaja, Alit; Putra, Sanjaya.
2010. Hama Wereng Coklat (Nilaparvata
lugens Stal) dan Pengendaliannya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Barat.
Sianipar,M,S, et.al. 2017. Populasi Hama
Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.), KeragamanMusuh Alami Predator
Serta Parasitoidnya Pada Lahan Sawah Di Dataran Rendah Kabupaten Indramayu. Universitas
Pajdajdaran. Bandung.