Oleh : Ketut Agus Ary Subakti, S.TP
(Pengawas Mutu Hasil Pertanian Bidang Tanaman Pangan pada
Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng)
Musim hujan merupakan masa yang
rawan bagi petani jagung dalam menyimpan hasil panennya. Kondisi cuaca lembap,
curah hujan tinggi, serta proses pengeringan yang terhambat sering kali menjadi
penyebab utama turunnya mutu hasil panen. Jagung mengandung air, karbohidrat
dan lemak yang cukup tinggi. Kondisi nutrisi tersebut merupakan media yang
sangat cocok untuk pertumbuhan cendawan A. flavus. Salah satu ancaman serius
yang perlu diwaspadai adalah kontaminasi jamur aflatoksin, racun alami
yang dihasilkan oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus.
Cendawan ini tidak hanya merusak biji jagung ataupun bahan pangan dan pakan,
tetapi juga menghasilkan toksin yang disebut aflatoksin. Aflatoksin adalah
tergolong mikotoksin yang bersifat karsinogenik, larut dalam air, dan solven
polar, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, menyebabkan kanker hati
pada hewan dan manusia
Aflatoksin tidak hanya menurunkan
kualitas biji jagung, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan
hewan. Menurut FAO, batas maksimum kadar aflatoksin dalam bahan pangan adalah 20
ppb (parts per billion). Sementara hasil pengawasan mutu di beberapa
wilayah menunjukkan bahwa kadar aflatoksin pada musim hujan dapat meningkat
hingga lebih dari 100 ppb apabila penanganan pascapanen tidak dilakukan dengan
benar.
Penyebab
Penurunan Mutu Jagung di Musim Hujan
Faktor
utama yang menyebabkan penurunan mutu jagung pada musim hujan meliputi:
Kelembaban di atas 75% menciptakan
kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur pada permukaan biji jagung. Semakin lembap
udara, semakin cepat jamur berkembang dan menghasilkan aflatoksin.
Jagung yang belum dikeringkan
dengan sempurna (kadar air >15%) sangat rentan terhadap pembusukan dan
infeksi jamur. Proses pengeringan yang terhambat akibat cuaca basah menjadi
faktor dominan pada musim hujan.
Gudang yang lembap, minim
ventilasi, dan lantai tanah mempercepat peningkatan suhu dan kelembaban lokal
yang memicu tumbuhnya jamur Aspergillus.
Penyimpanan jagung lebih dari empat
minggu tanpa pengawasan kadar air dapat menyebabkan peningkatan kadar
aflatoksin secara signifikan.
Langkah-Langkah
Pencegahan
Untuk
menjaga mutu jagung tetap stabil selama musim hujan, berikut langkah-langkah
yang disarankan:
Sumber :
Iswari, Kasma. 2005. Aflatoksin
Pada Biji Jagung. https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/1f458641-02a3-48e5-b082-0e4ce6e44882/content
[ diakses tanggal 6 Nopember 2025 ]
Badan Standardisasi Nasional. (1998). SNI 01-4483-1998: Jagung – Syarat Mutu. Jakarta: BSN.
Kementerian Pertanian RI. (2020). Pedoman
Pengawasan Mutu Hasil Pertanian. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.