(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENYAKIT TUNGRO PADA TANAMAN PADI

Admin distan | 12 April 2025 | 124 kali


Oleh: Shierly P. V. Nainggolan, SP. / POPT Ahli Pertama

pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Seririt


Penyakit tungro merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi, dimana disebabkan oleh infeksi ganda dua bentuk virus yang berlainan yaitu Rice Tungro Spherical Virus (RTSV) dan Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV). Perkembangan penyakit tungro pada tanaman padi terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama terjadi akibat infeksi di persemaian yang ditularkan oleh wereng hijau migran pembawa virus. Tahap kedua, terjadi bersumber dari tanaman yang terserang pada tahap pertama. Namun, ledakan tungro terjadi melalui suatu proses yang membutuhkan waktu yaitu interaksi antara jumlah dan kualitas sumber inokulum, tingkat populasi serangga penular dan faktor pendukung lainnya. Penyebaran tungro sangat dipengaruhi oleh populasi wereng hijau dimana semakin padat dan luas populasi wereng hijau, maka semakin luas penyebaran penyakitnya.


Gejala serangan pada tanaman padi antaralain : perubahan warna pada daun muda yang menguning hingga berwarna jingga, daun tersebut terlihat melintir, tanaman menjadi kerdil karena jarak antar buku atau ruas memendek, jumlah tanaman muda atau anakan menjadi berkurang drastis karena lebih rentan terserang virus tungro. Apabila terus dibiarkan, gabah akan berubah bentuk dan dapat menurun secara kuantitas.


Langkah untuk mengantisipasi virus penyakit menyebar dan menularkan kepada rumpun tanaman padi lainnya adalah semua rumpun tanaman yang sudah terjangkit virus tungro segera diambil, dipisahkan dari rumpun tanaman lain dan dimusnahkan. Tanaman padi yang sudah terserang tungro tidak dapat disembuhkan, pengendalian penyakit ditujukan untuk mencegah dan meluasnya serangan serta menekan populasi wereng hijau yang menularkan penyakit. Adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam mengendalikan populasi wereng hijau sekaligus mencegah penyebaran virus tungro, yaitu sebagai berikut.

  • Menanam padi serempak pada lahan luas minimal 25 hektar.
  • Mengatur waktu tanam padi, dimana diupayakan saat puncak kepadatan populasi wereng hijau, umur tanaman padi sudah lebih dari 45 hari setelah tanam (umur tanaman padi yang tidak rentan terhadap penyakit tungro).
  • Memilih varietas tanaman padi yang berkualitas bagus, sehingga tidak mudah terserang wereng hijau dan virus tungro.
  • Melakukan pemupukan berimbang sesuai dosis yang direkomendasikan dinas pertanian terkait.
  • Membasmi virus tungro dan tempat-tempat penyebab perkembangbiakannya, seperti singgang, gulma, bibit tanaman yang sudah terinfeksi penyakit dan lain sebagainya.
  • Melakukan pengamatan rutin pada tanaman padi.
  • Menggunakan bahan insektisida pada fase sebelum semai dengan dosis yang masih aman dan direkomendasikan. Beberapa insektisida dengan berbahan aktif BPMC, bufrezin, imidakloprid, karbofuran, MIPC atau tiametoksam. Penggunaan insektisida butiran (karbofuran) lebih efektif mencegah penularan tungro. Insektisida hanya efektif menekan populasi wereng hijau pada pertanaman padi yang menerapkan pola tanam serempak.

 

Daftar Pustaka

Semangun, H. 2008. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Fiddin, A., Mimi S., Hendri B., Dwi W. G., dan Sipriyadi. 2021. Penyakit Tungro pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Kecamatan Taba Penanjung : Insidensi Penyakit dan Deteksi Virus Secara Molekuler. JIPI. 23(1), 37-45.