(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Penyakit Busuk Tongkol pada Tanaman Jagung: Penyebab, Gejala, dan Pengendalian

Admin distan | 21 Mei 2025 | 112 kali


Oleh: Rafika Ardiani, S.P / POPT Ahli Pertama

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Gerokgak


Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia. Namun, produktivitas jagung seringkali terganggu oleh serangan penyakit, salah satunya adalah busuk tongkol. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis patogen, terutama fungi, yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Artikel ini membahas penyebab, gejala, dampak, serta strategi pengendalian penyakit busuk tongkol pada jagung.

Penyebab Penyakit Busuk Tongkol

Busuk tongkol pada jagung umumnya disebabkan oleh beberapa jenis jamur, antara lain:

1.      Fusarium verticillioides (penyebab Fusarium ear rot)

2.      Aspergillus flavus (penyebab Aspergillus ear rot dan penghasil aflatoksin)

3.      Diplodia maydis (penyebab Diplodia ear rot)

4.      Penicillium spp.

Patogen-patogen ini dapat menginfeksi tongkol jagung melalui luka akibat serangan hama (seperti penggerek tongkol), kerusakan mekanis, atau kondisi lingkungan yang lembab (Semangun, 2008).

 

Gejala Penyakit Busuk Tongkol

Gejala busuk tongkol bervariasi tergantung jenis patogen yang menyerang:

1. Infeksi Fusarium verticillioides:

    • Muncul warna merah muda atau putih pada biji.
    • Biji menjadi keriput dan mudah hancur.
    • Dalam kondisi parah, seluruh tongkol membusuk.

2.   Infeksi Aspergillus flavus:

    • Biji jagung berwarna hijau kekuningan (koloni jamur).
    • Menghasilkan aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan.

3.   Infeksi Diplodia maydis:

·      Tongkol jagung ditutupi miselium jamur berwarna putih yang berubah menjadi hitam.

·      Biji jagung mengeras dan tidak berkembang sempurna.

 

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Beberapa faktor yang memperparah busuk tongkol antara lain:

a.       Kelembaban tinggi (curah hujan berlebih).

b.      Kerusakan fisik pada tongkol (gigitan hama atau luka mekanis).

c.       Varietas jagung rentan yang tidak tahan terhadap infeksi jamur.

d.      Pupuk nitrogen berlebihan yang membuat tanaman lebih rentan terhadap penyakit (Munkvold, 2003).

 

 

Dampak Busuk Tongkol pada Produksi Jagung

a.       Busuk tongkol tidak hanya mengurangi hasil panen tetapi juga menurunkan kualitas biji jagung. Beberapa dampaknya meliputi:

b.      Penurunan bobot biji.

c.       Kontaminasi mikotoksin (seperti aflatoksin) yang berbahaya bagi kesehatan.

d.      Kerugian ekonomi bagi petani akibat penolakan pasar.

 

Strategi Pengendalian Penyakit Busuk Tongkol

Beberapa upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain:

1. Penggunaan Varietas Tahan

Menanam varietas jagung yang  tahan terhadap infeksi jamur, seperti varietas hibrida yang telah diuji ketahanannya.

2. Pengelolaan Lingkungan

o    Rotasi tanaman dengan jenis tanaman non-inang untuk memutus siklus hidup patogen.

o    Pengaturan jarak tanam untuk mengurangi kelembaban di sekitar tanaman.

3. Pengendalian Hama

o    Mengendalikan hama penggerek tongkol (Helicoverpa armigera) yang menjadi vektor infeksi jamur.

o    Penggunaan pestisida hayati seperti Beauveria bassiana.

4. Perlakuan Pascapanen

o    Pengeringan biji jagung hingga kadar air di bawah 14% untuk mencegah pertumbuhan jamur.

o    Penyimpanan dalam kondisi kering dan bersih.

 

 

Sumber

Munkvold, G. P. (2003). Epidemiology of Fusarium diseases and their mycotoxins in maize ears. European Journal of Plant Pathology, 109(7), 705-713.

Semangun, H. (2008). Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press.