(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

MENGENAL HAMA ULAT GRAYAK PADA TANAMAN TEMBAKAU

Admin distan | 28 November 2024 | 1266 kali


Oleh: Shierly P. V. Nainggolan, SP. / POPT Ahli Pertama

pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Seririt


Tembakau merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki prospek bagi penerimaan devisa negara. Salah satu kendala yang dapat menurunkan produktivitas maupun kualitas tanaman tembakau adalah adanya serangan hama. Hama yang sering ditemukan menyerang tembakau yaitu ulat grayak yang dikenal sebagai Spodoptera litura. Ulat grayak atau S. litura (Lepidoptera : Noctuidae) merupakan hama utama tanaman yang bersifat polifag dengan spektrum tanaman inang yang sangat luas dan memiliki kemampuan adaptasi, mobilitas serta kemampuan menjadi resisten yang tinggi. Tanaman inangnya sangat beragam, seperti tembakau, kacang tanah, cabai, bawang, jarak, kubis, tanaman serat, sayuran dan tanaman hias.

Seekor ngengat betina mampu menghasilkan 2.000-3.000 butir telur sepanjang hidupnya. Telur berbentuk lonjong, dimana kadang agak pipih, memiliki diameter sekitar   0,6 mm dan diletakkan berkelompok yang terdiri atas ratusan butir, ditutupi oleh sisik mirip rambut-rambut berwarna coklat muda.

Ulat (larva) yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan. Stadia larva terdiri dari 5-6 instar dengan total periode selama 14 hari dan mengalami perubahan warna sesuai dengan perubahan instar yang dialami. Larva bersembunyi di dalam tanah atau tempat yang lembab pada siang hari dan menyerang tanaman pada malam hari atau pada intensitas cahaya matahari yang rendah. Larva mulai ditemukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Populasi S. litura sangat tinggi pada musim kemarau.

Pupa berukuran 18-20 mm, tanpa kokon berwarna coklat muda dan pada saat akan menjadi imago berubah menjadi coklat kemerahan. Pupa berada di dalam tanah pada kedalaman 5-6 cm, terbungkus selongsong berbentuk silinder. Periode pupa berlangsung selama 7,36 hari. Imago S. litura berupa ngengat berukuran 15-20 mm. Perbedaan ngengat jantan dengan ngengat betina berdasarkan garis kebiruan pada ujung dan pangkal sayap depan. Ngengat betina mempunyai sayap depan berwarna coklat dengan bercak-bercak coklat muda. Sayap belakang putih dengan pinggiran coklat. Panjang rentangan sayap            35-40 mm. Total daur hidupnya rata-rata selama 34,85 hari. Serangga ini berkembang baik pada kisaran suhu 26–35,1 oC dan kelembaban 62-89%.

Larva S. litura merupakan pemakan daun dan mengakibatkan kerusakan pada sebagian besar tanaman akibat aktivitas makan larva yang pesat. Apabila serangan terjadi pada tanaman muda maka dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil            atau terlambat berkembang. S. litura makan pada permukaan bawah daun dan meninggalkan tulang-tulang daun. Larva muda menyerang secara berkelompok dan meninggalkan banyak lubang kecil bekas gigitan yang akhirnya menyebar di seluruh  daun. Seiring dengan perkembangan larva maka aktivitas makan larvapun meningkat.

 


Daftar Pustaka

Deepak, G., S. P. Yadav, S. Yadav & R. Puneet. 2020. “Biology studies of tobacco caterpillar Spodoptera litura Fabricius on castor (Ricinus communis L.)”.                             J. Entomol. Zool. Studies 8(2):1163-1168.

Kalshoven, L. G. E. 1980. ‘The pests of crops in Indonesia”. Revised by P.A. van der Laan. PT.  Ichtiar Baru-van Hoeve.

Selvaraj, S., D. Adiroubane, V. Ramesh & A. L. Narayanan. 2010. “Impact of ecological factors on incidence and development of tobacco cut worm, Spodoptera litura Fabricius on cotton”. J. Biopesticides 3(1):043-046.

Prabaningrum L. dan T. K. Moekasan, 2022. Ulat Grayak, Spodoptera spp. : Hama Polifag, Bioekologi dan Pengendaliannya. IAARD Press, Jakarta. Diakses pada laman https:// repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/11818175-f992-4ebb-9447-ed028e2d8406/content tanggal 18 November 2024