Oleh : I
Gede Sila Adnyana, S.P.
( POPT Ahli Pertama di BPP Kecamatan Sukasada )
Wereng Batang Coklat (WBC) atau Nilaparvata lugens merupakan salah
satu hama utama yang menyerang tanaman padi di berbagai daerah pertanian. Hama
ini sangat merusak karena dapat mengurangi hasil panen secara signifikan. WBC
menghisap cairan pada batang padi, yang dapat menyebabkan daun menguning,
tanaman layu, bahkan kematian tanaman padi jika infestasi cukup parah. Untuk
mengendalikan populasi WBC, berbagai pendekatan dapat dilakukan, salah satunya
adalah dengan memanfaatkan musuh alami yang ramah lingkungan.
Salah satu metode yang efektif untuk mengendalikan WBC adalah
melalui penggunaan predator alami. Predator ini mampu memangsa berbagai tahap
kehidupan WBC, mulai dari telur hingga nimfa. Cacing tanah, misalnya, memiliki
kemampuan untuk memangsa telur atau nimfa WBC yang berada di dalam tanah.
Selain itu, larva kumbang seperti Scymnus dan Pseudococcophagus
juga dikenal dapat memangsa telur dan nimfa hama ini, yang sangat membantu
dalam mengurangi populasinya secara signifikan.
Selain itu, kumbang pemakan wereng (Rhynocoris fuscipes) juga
merupakan salah satu predator alami yang efektif dalam mengendalikan WBC.
Kumbang ini mengonsumsi wereng dewasa, sehingga membantu mengurangi jumlah WBC
yang berkembang biak di tanaman padi. Penggunaan kumbang pemakan wereng ini
bisa menjadi alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan dibandingkan
dengan penggunaan pestisida kimia, yang seringkali merusak ekosistem.
Tak hanya predator, parasit juga memiliki peran penting dalam
mengendalikan populasi WBC. Salah satu parasit yang efektif adalah
Trichogramma, sejenis tawon parasit yang dapat menginfeksi telur WBC. Dengan
parasitisasi telur, jumlah hama yang berkembang menjadi nimfa atau wereng
dewasa berkurang, sehingga membantu menekan jumlah populasi WBC. Selain itu,
Trichogramma juga dapat berkembang biak dengan cepat, sehingga potensi
pengendalian bisa berlangsung secara berkelanjutan.
Selain predator dan parasit, jamur entomopatogenik juga merupakan
musuh alami yang dapat dimanfaatkan dalam pengendalian WBC. Jamur seperti Beauveria
bassiana dan Metarhizium anisopliae mampu menginfeksi WBC pada
berbagai tahap hidupnya. Jamur-jamur ini akan menginfeksi tubuh WBC,
menyebabkan kematian pada hama tersebut. Penggunaan jamur entomopatogenik juga
memberikan keuntungan ganda, yakni mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia
dan memperbaiki kesehatan tanah serta keseimbangan mikroba.
Pemanfaatan musuh alami ini sebagai metode pengendalian WBC
menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam menjaga keberlanjutan ekosistem
pertanian. Dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia, risiko pencemaran
lingkungan dan kerusakan pada organisme non-target dapat diminimalkan. Selain
itu, pengendalian WBC menggunakan musuh alami dapat mendukung keberagaman
hayati di sekitar lahan pertanian.
Secara keseluruhan, pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan WBC
merupakan langkah yang sangat penting dalam pertanian berkelanjutan. Selain
efektif dan ramah lingkungan, metode ini juga dapat membantu mengurangi
ketergantungan pada bahan kimia yang dapat berdampak negatif bagi lingkungan.
Dengan menerapkan pendekatan ini, diharapkan petani dapat lebih mudah mengelola
hama WBC, meningkatkan hasil panen, dan menjaga keberlanjutan ekosistem
pertanian mereka.
Pemanfaatan musuh alami dalam pengendalian WBC tidak hanya
menguntungkan dari segi pengelolaan hama, tetapi juga mendukung keberlanjutan
pertanian itu sendiri. Dengan mengandalkan predator, parasit, dan jamur
entomopatogenik, petani dapat menciptakan ekosistem yang lebih seimbang tanpa
merusak lingkungan. Hal ini penting karena pertanian yang berkelanjutan akan
mendukung ketahanan pangan jangka panjang dan menjaga kualitas tanah agar tetap
subur.
Ke depan, penting bagi petani untuk lebih mengenal dan
mengaplikasikan metode pengendalian alami ini dalam kegiatan pertanian mereka.
Selain mengurangi dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia, pendekatan
ini juga dapat memperbaiki kesehatan tanaman dan mengurangi biaya produksi.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan hama yang
ramah lingkungan, diharapkan sektor pertanian kita bisa lebih maju, efisien,
dan ramah lingkungan, menghasilkan produk pertanian yang lebih berkualitas dan
aman bagi konsumen.
Daftar Pustaka:
Anwar, S., & Hasan, M. (2020). Pengendalian Hama
Wereng Batang Coklat Menggunakan Musuh Alami pada Tanaman Padi. Jurnal
Agrikultura, 22(3), 245-256.
Barus, R., & Prasetyo, E. (2019). Peran Predator dan
Parasit dalam Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat di Indonesia. Jurnal
Pertanian Tropika, 10(4), 132-141.