(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Kenali Musuh Alami Pengendali Wereng Batang Coklat

Admin distan | 27 Februari 2025 | 439 kali


Oleh : I Gede Sila Adnyana, S.P.

( POPT Ahli Pertama di BPP Kecamatan Sukasada )


Wereng Batang Coklat (WBC) atau Nilaparvata lugens merupakan salah satu hama utama yang menyerang tanaman padi di berbagai daerah pertanian. Hama ini sangat merusak karena dapat mengurangi hasil panen secara signifikan. WBC menghisap cairan pada batang padi, yang dapat menyebabkan daun menguning, tanaman layu, bahkan kematian tanaman padi jika infestasi cukup parah. Untuk mengendalikan populasi WBC, berbagai pendekatan dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan memanfaatkan musuh alami yang ramah lingkungan.

Salah satu metode yang efektif untuk mengendalikan WBC adalah melalui penggunaan predator alami. Predator ini mampu memangsa berbagai tahap kehidupan WBC, mulai dari telur hingga nimfa. Cacing tanah, misalnya, memiliki kemampuan untuk memangsa telur atau nimfa WBC yang berada di dalam tanah. Selain itu, larva kumbang seperti Scymnus dan Pseudococcophagus juga dikenal dapat memangsa telur dan nimfa hama ini, yang sangat membantu dalam mengurangi populasinya secara signifikan.

Selain itu, kumbang pemakan wereng (Rhynocoris fuscipes) juga merupakan salah satu predator alami yang efektif dalam mengendalikan WBC. Kumbang ini mengonsumsi wereng dewasa, sehingga membantu mengurangi jumlah WBC yang berkembang biak di tanaman padi. Penggunaan kumbang pemakan wereng ini bisa menjadi alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia, yang seringkali merusak ekosistem.

Tak hanya predator, parasit juga memiliki peran penting dalam mengendalikan populasi WBC. Salah satu parasit yang efektif adalah Trichogramma, sejenis tawon parasit yang dapat menginfeksi telur WBC. Dengan parasitisasi telur, jumlah hama yang berkembang menjadi nimfa atau wereng dewasa berkurang, sehingga membantu menekan jumlah populasi WBC. Selain itu, Trichogramma juga dapat berkembang biak dengan cepat, sehingga potensi pengendalian bisa berlangsung secara berkelanjutan.

Selain predator dan parasit, jamur entomopatogenik juga merupakan musuh alami yang dapat dimanfaatkan dalam pengendalian WBC. Jamur seperti Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae mampu menginfeksi WBC pada berbagai tahap hidupnya. Jamur-jamur ini akan menginfeksi tubuh WBC, menyebabkan kematian pada hama tersebut. Penggunaan jamur entomopatogenik juga memberikan keuntungan ganda, yakni mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia dan memperbaiki kesehatan tanah serta keseimbangan mikroba.

Pemanfaatan musuh alami ini sebagai metode pengendalian WBC menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pertanian. Dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia, risiko pencemaran lingkungan dan kerusakan pada organisme non-target dapat diminimalkan. Selain itu, pengendalian WBC menggunakan musuh alami dapat mendukung keberagaman hayati di sekitar lahan pertanian.

Secara keseluruhan, pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan WBC merupakan langkah yang sangat penting dalam pertanian berkelanjutan. Selain efektif dan ramah lingkungan, metode ini juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang dapat berdampak negatif bagi lingkungan. Dengan menerapkan pendekatan ini, diharapkan petani dapat lebih mudah mengelola hama WBC, meningkatkan hasil panen, dan menjaga keberlanjutan ekosistem pertanian mereka.

Pemanfaatan musuh alami dalam pengendalian WBC tidak hanya menguntungkan dari segi pengelolaan hama, tetapi juga mendukung keberlanjutan pertanian itu sendiri. Dengan mengandalkan predator, parasit, dan jamur entomopatogenik, petani dapat menciptakan ekosistem yang lebih seimbang tanpa merusak lingkungan. Hal ini penting karena pertanian yang berkelanjutan akan mendukung ketahanan pangan jangka panjang dan menjaga kualitas tanah agar tetap subur.

Ke depan, penting bagi petani untuk lebih mengenal dan mengaplikasikan metode pengendalian alami ini dalam kegiatan pertanian mereka. Selain mengurangi dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia, pendekatan ini juga dapat memperbaiki kesehatan tanaman dan mengurangi biaya produksi. Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan hama yang ramah lingkungan, diharapkan sektor pertanian kita bisa lebih maju, efisien, dan ramah lingkungan, menghasilkan produk pertanian yang lebih berkualitas dan aman bagi konsumen.

 

Daftar Pustaka:

Anwar, S., & Hasan, M. (2020). Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat Menggunakan Musuh Alami pada Tanaman Padi. Jurnal Agrikultura, 22(3), 245-256.

Barus, R., & Prasetyo, E. (2019). Peran Predator dan Parasit dalam Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat di Indonesia. Jurnal Pertanian Tropika, 10(4), 132-141.