OLEH :
PANDE MADE GIOPANY, S.P.
(POPT - AHLI PERTAMA BPP
KECAMATAN SUKASADA)
Organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) merupakan salah satu factor pembatas dalam usaha budidaya tanaman, Ketergantungan
terhadap pestisida kimia sintetis untuk mengendalikan OPT dinilai memberikan
dampak negative, baik terhadap Kesehatan manusia, kerusakan lingkungan, maupun
resistensi hama. Oleh karena itu, pengembangan dan pemanfaatan pestisida nabati
menjadi alternatifr penting untuk membangun system pertanian ramah lingkungan.
Salah satu tanaman potensial yang banyak diteliti sebagai bahan baku pestisida nabati adalah jahe (Zingiber officinale). selain dikenalluas sebagai rempah dan tanaman obat jahe juga memiliki sifat insektisida , antimikroba, serta repelan alami kandungan minyak atsirinya 1-3 % berat basah terutama terdiri dari senyawa seskuiterpen seperti zingiberene, serta oleoresin seperti zingiberol kandungan tersebut membuat jahe berpotensi untuk dikembalikan sebagai pestisida nabati dalam mengendalikan berbagai jenis hama dan penyakit tanaman
Pestisida nabati dari jahe juga memiliki aktivitas antimikroba yang kuat berkat kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, terpenoid, dan polifenol. senyawa - senyawa ini merusak dinding sel dan membran plasma mikroorganisma patogen menghambat enzim vital, serta menganggu proses metabolisma mikroba. beberapa penelitian menunjukan bahwa ekstrak jahe yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen tanaman seperti Ralstonia solanacearum, Xanthomonas spp, serta patogen penyebab penyakit layu busuk akar dan bercak daun.
Repelan Alami (Pengusir Hama)
Aroma khas dari oleoresin jahe terutaman senyawa zingerone, memiliki efek repelen yang kuat terhadap berbagai serangga bau tajam yang ditimbulkan oleh senyawa volatil ini tidak disukai oleh hama seperti kutu daun, nematoda, tripis, dan ulat daun sehingga mencegah mereka hinggap dan menyerang tanaman efek pengusiran ini sangat berguna sebagai bagian dari sistem perlindungan tanaman secara prenentif.
Hasil Penelitian Pemanfaatan Jahe untuk mengendalikan OPT
Uji terhadap Kutu Kebul (Hemiptera : Aleyrodidae)
Ekstrak minyak atsiri jahe gajah digunakan sebagai biopestisida ditemukan bahwa senyawa zingiberane limonene, 1,8 - cineole memiliki pengaruh sebagai agen pembasmi hama kutu kebul dengan cara merusak sistem reproduksi sehingga terganggu proses reproduksi merusak sistem pencernaan dan merusak sistem pertahanan diri hama kutu kebul.
Uji Efektifitas Ekstrak Jahe Merah terhadap Spodoptera frugiperda (Ulat Grayak Jagung)
Hasil pengujian menunjukan bahwa ekstrak jahe merah bersifat insektisidal terhadap spodeptera frugiprda serta menyebakan perubahan morfologi seperti penghambat insar yang signifikan pada konsentrasi 36 % dan 72 %. hal ini menunjukan bahwa ekstrak jahe merah dapat menekan populasi dan menghambat pertumbuhan dari S.frugiperda
Uji Atimikroba Ekstrak Jahe terhadap Patogen Bakteri pada Kentang
Ekstrak rimpang jahe merah memiliki aktivitas antimikrobia terhadap bakteri Ralstonia solanacearum, Xanthomonas citri, Pectobacterium cartovorum, Pseudomonas syringae. adanya aktivitas antimokrobia disebabkan adanya kandungan senyawa metabolit skunder saponin, flavanoid dan polifenol, sedangkan pada aplikasi pestisida sedangkan pada aplikasi pestisida nabati ekstrak rimpang jahe merah dapat menghambat serangan penyakit tanaman kentang lebih lama dibandingkan dengan perlakuan kontrok hingga hari ke 34 hari dengan presentase 11,42 %, sehingga hal ini membuktikan bahwa ekstra jahe merah cukup efektif digunakan sebagai pestisida nabati.
Cara Pembuatan Pestisida Nabati JAhe
Pembuatan pestisida nabati dari jahe dapat dilakukan dengan cara sederhana yang mudah diaplikasikan oleh petani skala rumah tangga maupun dalam skala di lahan pertanian.
Berikut langkah - langkah pembuatan pestisida nabati jahe :
Bahan - bahan
1 kg rimpang jahe segar (Pilih yang tua dan berarma tajam)
4 liter air bersih
Sabun cair /deterjen ringan ( berfungsi sebagai Surfaktan agar larutan menempel di permukaan daun/hama )
Cara Pembuatan
Cuci bersih rimpang jahe, lalu haluskan dengan cara ditumbuk atau diblender
campurkan hasil halusan jahe ke dalam 4 liter air dan tambahkan deterjen secukupnya, aduk merta.
Diamkan campuran selama 12 - 24 jam agar senyawa aktif larut optimal.
saring larutan menggunakan kain kasa atau saringan halus agar tidak menyumbat nozzle semprotan.
Cara Penggunaan/aplikasi
Larutkan hasil penyaringan diencerkan dengan konsentrasi 50ml/liter air.
Semprotkan secara merata ke seluruh bagian tanaman, terutama bagian bawah daun, batang dan tunas muda.
Waktu aplikasi yang disarankan adalah pagi hari (Sebelum pukul 9.00) atau sore hari (setelah pukul 15.30) untuk menghindari penguapan cepat resiko fitotoksisitas akibat suhu tinggi.
Ulangi penyemprotan setiap 5 - 7 hari sekalian intensitas serangan dan penyakit
Sumber Pustaka
Anggraini, N. 2016. Penggunaan Ekstrak Jahe Merah ((Zingiber officinale var
Rubrum) sebagai Pestisida Nabati dalam Membasmi Penyakit pada Tanaman Kentang (Solanum
tuberosum). Yogyakarta: Universitas Kristen Duta Wacana
Kuspianto, I. N. 2023. Pestisida Nabati Dengan Jahe (Zingiber officinale
Rosc.). Diakses pada https://cybex.id/artikel/100934/pestisida-nabati-dengan-jahe-zingiber-officinale-rosc-/
Krimadi, L. N., Diana, M. A., dan Dikson, T. 2022. Minyak Atsiri Jahe Gajah
Sebagai Pestisida Nabati Bagi Kutu Kebul Menggunakan Destilasi Uap. AVOGADRO
Jurnal Kimia: Vol:6, No.2
Pramiesti, N. P. dan Edhi, M. 2023. Uji Efektivitas Ekstrak Jahe Merah (Zingiber
officinale var Rubrum) sebagai Pestisida Nabati terhadap Mortalitas dan
Perubahan Morfologi Spodoptera frugiperda. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada