(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENYAKIT BERCAK DAUN PADA TANAMAN KACANG TANAH

Admin distan | 27 Oktober 2025 | 320 kali


Oleh: Shierly P. V. Nainggolan, SP. / POPT Ahli Pertama

pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Seririt

   

Penyakit bercak daun merupakan penyakit penting pada kacang tanah. Berdasarkan waktu infeksinya maka bercak yang disebabkan oleh Cercospora arachidicola disebut penyakit bercak daun awal (early leaf spot), sedangkan yang disebabkan oleh C. personata disebut bercak daun akhir (late leaf spot). Gejala awal sudah dapat ditemui sejak awal pertumbuhan yaitu 30 hari setelah tanam dimana muncul bercak cokelat muda hingga coklat tua dengan dikelilingi lingkaran membentuk cincin tipis berwarna kuning. Pertumbuhan optimum C. arachidicola berada pada suhu 12-35 derajat Celcius sehingga dapat dengan mudah menginfeksi tanaman kacang tanah yang tumbuh subur pada suhu tersebut. Penyakit bercak lanjut mempunyai bercak yang lebih gelap kehitaman dan tanpa halo. Selanjutnya membentuk bercak besar, dimana yang menyebabkan daun mengering dan rontok. Penyakit umumnya terjadi pada fase generatif dan serangan parah pada fase pengisian polong. Apabila penyakit tidak dikendalikan maka dapat menyebabkan penurunan produksi hingga 50–80 persen.

Tangkai konidium C. arachidicola berbentuk tabung panjang, lekuk seperti lutut, tidak berwarna, tumbuh berkelompok (rumpun). Konidium berbentuk seperti gada dan bersekat, terdiri atas 3–4 ruas. Konidium cendawan C. personata lebih besar dan lebih panjang daripada C. arachidicola. Cendawan C. personata mempunyai askospora yang disebut Mycosphaerella berkeleyii. Konidiofor dibentuk di dalam stroma yang umumnya terdapat pada permukaan bawah daun.

Ketahanan kacang tanah terhadap penyakit bercak dipengaruhi oleh gen-gen tahan dan faktor lingkungan. Power et al. (2013) menyebutkan belum pernah dilaporkan adanya ketahanan yang lengkap pada kacang tanah, ketahanannya hanya bersifat sebagian dan yang berperan beberapa gen minor saja. Selain itu suhu dan kelembapan berpengaruh terhadap perkembangan penyakit dan patogenisitas. Penyakit akan mudah tersebar saat lingkungan memiliki intensitas hujan dan kelembaban yang tinggi karena terjadi persebaran melalui percikan air hujan yang membawa spora dari daun yang sudah terinfeksi ke daun yang belum terinfeksi. Pada cuaca lembab, penyakit berkembang cepat pada saat tanaman berumur 40-45 hari, sedangkan pada cuaca kering pada umur 70 hari. Apabila kelembapan udara sekitar 95 persen maka proses penetrasi terjadi selama 6-8 jam. Pada kelembapan yang rendah proses penetrasi akan lebih lama. Kesuburan tanah mempengaruhi perkembangan penyakit, dimana pada lahan yang kekurangan unsur Magnesium maka intensitas perkembangan penyakit bercak daun akan semakin meningkat.

Beberapa cara pengendalian yang dapat diterapkan adalah penanaman varietas tahan, sanitasi, rotasi tanaman, pengendalian hayati, fungisida nabati dan fungisida kimiawi. Pemilihan varietas mempengaruhi terhadap perkembangan penyakit bercak daun, dimana varietas Bison, Jerapah, Kelinci dan Badak tergolong agak tahan sedangkan Pelanduk bersifat rentan. Sanitasi lingkungan dan rotasi tanaman dimaksudkan untuk mengurangi sumber inokulum awal. Sumber inokulum dapat hidup di dalam tanah dalam periode waktu yang lama yaitu tiga sampai empat tahun. Proses pengendalian penyakit dapat menggunakan agen hayati seperti Streptomyces sp. dimana dapat meningkatkan tersedianya nutrisi seperti fosfor, sulfur, besi dan mampu memproduksi auksin, IAA, dan siderofor sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan tanaman. Inokulasi Streptomyces sp. pada pertumbuhan awal tanaman dapat menyebabkan tanaman tahan terhadap patogen berikutnya. Selain itu dapat pula menggunakan suspensi Bacillus circulans GRS 243 atau Serratia marcescens dimana dapat menekan kehilangan hasil masing-masing sebesar 62 dan 75 persen di lapangan. Pemberian Trichoderma harzianum sebanyak 5,06 g per 100 ml untuk setiap 5 hari sekali dapat menurunkan intensitas serangan penyakit.

Pengendalian dengan menggunakan fungisida nabati seperti minyak cengkeh yang disemprotkan pada daun yang terinfeksi penyakit dapat menurunkan intensitas serangan penyakit bercak daun sebesar 58 persen dibandingkan dengan tanpa perlakuan minyak cengkeh. Selain itu, penggunaan ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum) untuk mengendalikan penyakit bercak daun yang disebabkan C. arachidicola. Dalam pelaksanaan pengendalian menggunakan fungisida nabati harus diperhatikan konsentrasinya dan untuk mendapatkan hasil yang efektif harus digabungkan dengan cara pengendalian lain yang lebih sesuai dengan kondisi tempat. Pengendalian dengan fungisida kimiawi yang masih dapat dianjurkan adalah fungisida dengan bahan aktif tiofanat metil, binomil, bitertanol, mancozeb atau carbendazim.

 

Daftar Pustaka

Amalia, D. 2020. Reaksi Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap Penyakit Bercak Daun (Cercospora sp.) dan Agens Pengendali Hayati Streptomyces sp. (Skripsi). Universitas Jember.

Compant, S., B. Duffy., J. Nowak., C Clement and E. A. Barka. 2005. Use of Plant Growth-Promoting Bacteria for Biocontrol of Plant Diseases: Principles, Mechanisms of Action, and Future Prospects. Applied and Environmental Microbiology, 1(71), 4951-4959.

Gowdar, S. B., H. Deepa and Y. S. Amresh. 2018. A Brief Review on Biocontrol Potential and PGPR traits of Streptomyces sp. for the Management of Plants Disease. Journal Pharmacognosy and Phytochemistry, 7(5), 3-7.

Inayati, A. dan E. Yusnawan. 2016. Tanggap Genotipe Kacang Tanah terhadap Penyakit Bercak Daun Cercospora dan Karat Daun Puccinia. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 12 (1) : 9-19.

Power I. L., Culbreath A. K., and Tillman B. L.  2013. Characterization of Resistance of Peanut to Puccinia arachidis. Online Plant Health Progress. DOI: http://doi.org/10.1094/PHP-2013-1125-02-RS.

Savitri, A. A., W. Oktasari dan E. D. Novianto. 2025. Pengaruh Trichoderma harzianum dalam Peningkatan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Pengendalian Penyakit Bercak Daun. Jurnal Agrotek Lestari 11(1):1-9.

Semangun, H. 2008. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sumartini. 2008. Bioekologi dan Pengendalian Penyakit Bercak Daun pada Kacang Tanah. Bul. Palawija 16:18-26.