(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Penyakit Busuk Batang Vanili

Admin distan | 13 September 2024 | 390 kali


 

Vanili merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan termasuk ke dalam komoditas ekspor penghasil devisa yang masih potensial dikembangkan di Indonesia. Komoditas vanili Indonesia masih terbuka luas karena dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia, permintaan vanili diperkirakan akan terus meningkat. Namun saat ini terjadi fluktuasi produksi vanili di Indonesia, selain disebabkan oleh teknik budidaya yang tidak tepat, juga disebabkan oleh serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang termasuk ke dalam golongan jamur.

 

Penyakit busuk batang vanili (BBV) merupakan salah satu kendala utama dalam usahatani vanili sampai saat ini. Penyakit busuk batang ini disebabkan oleh infeksi jamur Fusarium oxysporum f.sp. vanillae.  Penyakit BBV ini dapat menyerang seluruh bagian tanaman pada semua fase pertumbuhan tanaman, tetapi serangan utama biasanya pada batang. Penyakit ini menyebabkan kerugian yang sangat besar akibat matinya tanaman (50% - 100%), memperpendek umur produksi dari 10 kali panen menjadi dua kali, bahkan tidak dapat berproduksi, serta mutu buah sangat rendah.

Jamur F. oxysporum f.sp. vanillae adalah jamur yang mampu bertahan hingga bertahun-tahun di dalam tanah disekitar kebun vanili. F. oxysporum f.sp. vanillae dapat hidup selama itu meski tanpa tanaman inang. Pada tanaman panili cendawan ini dapat menginfeksi bagian batang, akar, bahkan buah. Kendatipun demikian, buah yang diserang adalah buah yang sudah hampir masak. Penularannya dapat terjadi karena beberapa media yang antara lain melalui kontak langsung bagian batang dengan cendawan ini, serangga, air hujan, tanah, atau karena infeksi dari awal penanaman bibit

Upaya pengendalian penyakit BBV dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

a.  Sanitasi. Apabila terdapat tanaman yang bergejala BBV ringan, segera mungkin dilakukan pemotongan pada bagian tanaman yang terserang untuk meminilalisir sumber inokulum penyakit.

b.    Eradikasi. Lakukan eradikasi pada tanaman yang menunjukkan gejala berat.

c.     Aplikasi agen hayati. Lakukan aplikasi agen hayati secara berkala sebagai upaya preventif penularan penyakit BBV.

d.   Bibit bersertifikat. Pada kebun baru, gunakan bibit vanili bersertifikat sehingga akan terhindar dari bibit yang terkontaminasi penyakit. Jika membuat bibit sendiri, berikan perlakuan dengan cara mencelupkan stek vanili pada larutan fungisida atau pada larutan agen hayati seperti Trichoderma sp. atau Fusarium oxysporum non patogenik (Fo.NP)

e.  Langkah terpenting untuk mencegah penyebaran penyakit BBV adalah rutin melakukan pemantauan kondisi tanaman dan kondisi lingkungan kebun.