(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

GANGGUAN FISIOLOGIS “ASEM-ASEMAN” PADA TANAMAN PADI

Admin distan | 15 Mei 2025 | 19 kali

Oleh: Shierly P. V. Nainggolan, SP. / POPT Ahli Pertama

pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Seririt



Kondisi tanah memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. Struktur hara tanah yang ideal memungkinkan tanaman tumbuh subur sehingga akan menghasilkan panen yang optimal. Tanaman tumbuh ideal membutuhkan keasaman tanah dengan pH antara 5,5 hingga 6,5. Apabila lahan sawah memiliki keasaman tinggi tentu mempengaruhi pertumbuhan tanaman selama budidaya serta menimbulkan tanaman mengalami gangguan fisiologis yaitu asem-aseman. Asem-aseman merujuk pada kondisi tanah yang memiliki pH terlalu rendah. Ketika tanah memiliki pH yang rendah, tanaman padi akan kesulitan menyerap unsur hara penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.


Kondisi asem-aseman umumnya terjadi pada lahan sawah yang tergenang air dalam waktu lama atau pada lahan yang drainasenya buruk. Air yang tergenang mengurangi ketersediaan suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam tanah sehingga mampu memperburuk keasaman tanah. Tanah yang terus-menerus tergenang ini juga menghambat pembusukan bahan organik yang seharusnya membantu memperbaiki struktur tanah. Keadaan ini tentu menyebabkan kondisi yang menghasilkan panas pada tanah sawah tersebut. Pada beberapa kasus, tanah yang tergenang dan mengandung bahan organik yang membusuk akan mengeluarkan aroma tidak sedap, mirip seperti aroma belerang. Kondisi ini menjadi salah satu pertanda adanya ketidakseimbangan di dalam tanah.



Tanaman padi yang terkena asem-aseman akan terlihat lebih lemah dan pertumbuhannya terhambat. Padi yang seharusnya tumbuh cepat justru menjadi lambat dan tidak sehat. Tanaman padi menunjukkan gejala kerdil, daun kuning seperti terbakar, akarnya berwarna coklat-kekuningan dan perkembangannya terhambat. Tanah yang terlalu asam juga menyebabkan akar tanaman mudah rusak dan membusuk. Akar yang membusuk berarti tanaman tidak dapat menyerap unsur hara secara maksimal.

Beberapa langkah untuk mencegah dan mengatasi masalah asem-aseman antara lain:

  • Pemeriksaan pH tanah secara berkala. pH tanah mempengaruhi ketersediaan nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Memeriksa pH tanah secara rutin dapat membantu untuk mengetahui apakah tanah di lahan tersebut cenderung asam atau tidak. Selain itu, membantu dalam pemilihan dan penggunaan pupuk yang tepat sehingga menghindari pemborosan dan dampak negatif lingkungan.
  • Penggunaan kapur dolomit.  Kapur dolomit adalah salah satu bahan yang paling efektif untuk menetralkan tanah asam. Kapur ini dapat meningkatkan pH tanah dan membantu tanaman dalam menyerap unsur hara yang lebih baik. Menggunakan kapur dolomit sesuai dosis yang tepat dapat memperbaiki kondisi tanah yang terlalu asam.
  • Perbaikan sistem drainase. Penting untuk memiliki sistem drainase yang baik agar air berlebih dapat dikeluarkan dari lahan dan menghindari genangan air yang dapat memperburuk keasaman tanah. Drainase yang buruk dapat menyebabkan genangan air dan kerusakan akar tanaman. Dengan adanya drainase yang baik akan memungkinkan tanah mengering dengan baik dan mencegah bahan organik membusuk tanpa udara.
  • Pemberian mikroorganisme pengurai. Tanah yang dimana banyak bahan organik yang belum terurai secara maksimal, maka diperlukan mikroba tambahan untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam mengurainya salah satunya penggunaan bahan aktif pengurai dari produk POC. Selain itu dapat pula ditambahkan zat perangsang pertumbuhan tanaman maupun pupuk daun.
  • Rotasi tanam dan istirahatkan tanah. Tindakan rotasi tanam dengan berbagai jenis tanaman atau memberikan waktu istirahat pada tanah akan membantu menjaga keseimbangan pH dan kesuburan tanah. Mengistirahatkan tanah dari penanaman padi selama satu atau dua musim juga memberikan kesempatan bagi tanah untuk pulih.

 

Daftar Pustaka

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi. 2022. Perbaikan Tanah Masam dan Pengaruh Tanah Masam. Diakses pada tanggal 14 Mei 2025 pada laman https://pertanian.ngawikab.go.id/tag/tanah-masam/

Hartono, R. dan S. Wibowo. 2018. Teknik Pengolahan Tanah. Pusat Pendidikan Pertanian: Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Diakses pada tanggal 14 Mei 2025 pada laman https://repository.pertanian.go.id/items/366a43c0-7b7c-4639-9301-c9ac1791b283

Sudiarta, I. W. 2025. Pentingnya Pengecekan pH Tanah Sebelum Melakukan Pemupukan. Diakses pada tanggal 14 Mei 2025 pada laman https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/100_pentingnya-pengecekan-ph-tanah-sebelum-melakukan-pemupukan