Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis
dalam perekonomian Nasional diantaranya sebagai penyedia
bahan pangan, bahan baku industri, penyerap tenaga kerja, sumber pendapatan
serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan.
Pertanian yang maju, mandiri dan modern
merupakan visi dari Kementerian
Pertanian dalam membangun pertanian di Indonesia. Pertanian yang maju, mandiri dan modern serta berkelanjutan
merupakan suatu keharusan antara lain untuk memenuhi kebutuhan pangan dan
memperluas lapangan kerja serta untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
khususnya petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan khususnya di perdesaan, meningkatkan pendapatan
nasional serta menjaga kelestarian lingkungan. Untuk dapat mewujudkannya diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat agar tujuan
pembangunan pertanian dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Upaya yang
dilakukan agar dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas
pertanian, serta meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia pertanian, salah
satunya adalah kegiatan pertanian yang dimulai dari skala kecil yaitu dari masing
masing rumah tangga petani dalam hal ini adalah dengan memanfaatkan pekarangan
Pekarangan adalah sebidang tanah yang ada di sekitar rumah tinggal
tampak bagian depan, belakang, maupun samping dan jelas batas-batasnya, karena
letaknya disekitar rumah, maka pekarangan mudah untuk dimanfaatkan oleh seluruh
anggota keluarga dengan memanfaatkan waktu yang tersedia.
Pemanfaatan pekarangan rumah yang baik hendaknya dikelola melalui
pendekatan terpadu dengan mengintegrasikan berbagai jenis tanaman ataupun
ternak. Ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan bahan pangan secara terus
menerus guna pemenuhan gizi keluarga, menciptakan lingkungan yang hijau dan
meningkatkan kemampuan keluarga dalam memanfaaatkan pekarangan
Selain itu pula untuk memaksimalkan dalam pemanfaatan pekarangan rumah,
petani sebaiknya memperhatikan pemilihan komoditas tanaman pangan atau tanaman
hias yang akan ditanam dan disesuaikan dengan kebutuhan keluarga, segmen pasar
jika tanaman akan dipasarkan, tingkat kesukaan atau hobi, luasan lahan, serta
kondisi lingkungan.
Dalam penerapan pemanfaatan pekarangan diharapkan
memberikan bagian yang dapat berkontribusi dalam pendapatan keluarga,
diantaranya berupa :
Dalam pemanfaatan
lahan pekarangan tentunya diperlukan perencanaan yang matang diantaranya :
1. Persiapan Media Tanam
Tahap ini merupakan tahap awal dalam
berkebun. Jika pekarangan luas, lahan perlu dibersihkan dari tanaman liar.
Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya dalam
tanah akan mengurangi produktivitas tanah. Media tanam untuk bertanam sayur
harus mengandung unsur-unsur mineral dan bahan organik. Bila tanah berwarna
gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan pada saat
penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka
kita perlu mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan
tanah dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik. Untuk lahan sempit penanaman
dalam pot dan vertikultur dapat menjadi alternatif. Yang perlu dilakukan adalah
memilih pot yang sesuai dengan karakterisitik tanaman, sehingga ukuran dan
porositas pot perlu diperhatikan.
2. Menentukan
Jenis Tanaman
Pilihlah jenis tanaman yang
bermanfaat bagi keperluan rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan (kunyit,
jahe, temulawak, mengkudu) dan keperluan dapur (cabe, tomat, sereh, sayuran,)
serta pelengkap gizi keluarga (pepaya , pisang , jeruk dan lain-lain). Upayakan
menanam beragam jenis tanaman dengan maksud untuk mencegah adanya serangan hama
dan penyakit pada tanaman. Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang memiliki
figure menarik misalnya tanaman mengkudu yang memiliki bentuk daun yang lebar,
tanaman kencur dengan bentuk daun yang unik dan sebagainya.Jenis sayuran yang
akan ditanam harus ditentukan sejak awal agar hasil panenyang diperoleh akan
memuaskan.
3. Tata
Letak Tanaman
Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar
matahari yang cukup sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil
mulai dari bagian Timur dan tempatkan jenis tanaman yang berukuran besar
seperti buah-buahan di bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman
yang besar tidak menaungi/menghalangi sinar matahari terhadap tanaman yang
kecil. Demikian pula kerapatan dan populasi tanaman perlu diperhatikan karena
mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari serta persaingan antar
tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara. Aturlah tata letak sedemikian
rupa yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan misalnya jangan sampai
menghalangi jalan masuk, menghalangi pandangan, dan sebagian tanaman atau
kotoran masuk ke areal kebun tetangga
4. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan baik untuk lahan
maupun tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan. Pemeliharaan
tanaman meliputi beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu penyiangan,
penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit.
Penyiangan dilakukan dengan
membersihkan lahan dari rumput-rumput liar, bertujuan untuk mencegah kompetisi
nutrisi tanaman dari tanah selain untuk kebersihan dan keindahan. Sisa-sisa
tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke dalam tanah karena
dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman dan serasah ini dapat juga
diproses untuk dijadikan pupuk organik atau kompos.
Pemberian air dengan cara penyiraman
secara kontinyu sangat penting terutama pada tanaman yang berumur muda dan baru
tumbuh, untuk selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat disesuaikan dengan
kondisi lingkungan lahan pekarangan apakah kekeringan atau basah (lembab).
Salah satu upaya untuk mempertahankan ketersediaan air di lahan pekarangan
adalah dengan membuat kolam Tetapi umumnya tanaman sayur disiram 1-2 kali per
hari untuk tanaman sayur dalam pot.
Pemupukan bertujuan untuk memberikan
suplai unsur hara tambahan pada tanaman. Sebaiknya bahan pupuk yang digunakan
bersifat organik, misalnya pupuk organik cair , kompos dan pupuk kandang
Pengendalian hama penyakit lebih
mudah dilakukan dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman sayur ini.
Untuk tanaman di pot kemungkinan penularan penyakit melalui akar jarang terjadi
karena akar diabatasi oleh pot. Pada lahan pekarangan yang sempit kita bisa
mengendalikan hama dan penyakit secara manual sehingga penggunaan bahan kimia
dapat dibatasi. Hal ini akan membuat sayuran yang dihasilkan dari pekarangan
lebih sehat untuk dikonsumsi, karena merupakan sayuran organik
5. Pemanenan
Sayuran perdu yang dipetik daunnya
sudah dapat dipetik hasilnya pada umur 35 – 40 hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan selang
3 – 4 hari. Namun berbeda denga bayam cabut dan kangkung darat dilakukan secara
langsung dengan mencabut tanaman beserta akarnya. Jenis sayuran seperti kol,
sawi, selada dipanen umur 2 – 3 bulan. Kacang-kacangan dipanen dengan melihat
kondisi polong kacangnya. Cabe dan tomat dapat dipanen umur 45 – 50 hari
setelah tanam. Labu siam dipanen antara 3 – 5 bulan setelah tanam. Tanaman yang
tidak sekali panen jika pemeliharaannya baik dapat terus dipanen dalam waktu
yang lama
Setiap tahapan dalam pemanfaatan
lahan pekarangan jika dilakukan dengan baik dan benar, akan dapat memberikan
hasil yang optimal.
Mari berbuat,
mulai dari hal yang kecil dan sederhana untuk melestarikan Pertiwi