Oleh Vani Silvana, S.P.
OPT
Ahli Pertama pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng
Salah satu upaya meningkatkan efisiensi usaha tani padi diperlukan sistem produksi yang disamping mampu meningkatkan produktivitas juga murah dan ramah lingkungan salah satu alternatif teknologi adalah melalui penerapan sistem tanam jajar legowo. Sistem tanam legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo” berarti memanjang.
Legowo
di artikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan
dan diselingi satu barisan kosong. Baris tanaman (dua atau lebih) dan baris
kosongnya (setengah lebar di kanan dan di kirinya) disebut satu unit legowo.
Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1,
sementara jika e mpat
baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1, dan seterusnya. Jarak tanam dua
baris terpinggir pada tiap unit legowo lebih rapat dari pada baris yang
ditengah (setengah jarak tanam baris yang di tengah), dengan maksud untuk
mengkompensasi populasi tanaman pada baris yang dikosongkan.Penerapan sistem
tanam legowo disarankan menggunakan jarak tanam (25x25) cm antar rumpun dalam
baris; 12,5 cm jarak dalam baris; dan 50 cm sebagai jarak antar barisan/lorong
atau ditulis (25x12,5x50) cm.
Sistem
tanam legowo berkembang untuk mendapatkan hasil panen yang lebih tinggi
dibanding sistem tegel melalui penambahan populasi. Terdapat ruang terbuka yang
lebih lebar diantara dua kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak cahaya
matahari masuk ke setiap rumpun tanaman padi sehingga meningkatkan aktivitas
fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman. Selain
itu juga mempermudah pada saat pengendalian hama, penyakit, gulma, dan juga
pada saat pemupukan.