oleh : Ni Putu Eka Handayani, S.P
POPT Ahli
Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sawan
Padi merupakan salah satu komoditas
pangan utama di Indonesia. Namun, produktivitas tanaman padi sering kali
terancam oleh berbagai jenis hama, salah satunya adalah penggerek batang padi.
Hama ini menjadi masalah serius karena mampu menurunkan hasil panen secara
signifikan jika tidak ditangani dengan tepat.
Gejala Serangan Hama Penggerek Batang
Padi
1.
Fase
vegetatif atau biasa disebut sundep
a.
Daun
bagian atas menggulung atau tampak kusam pada serangan awal.
b.
Bila
batang dibelah, terlihat terowongan di dalam batang berisi larva atau pupa.
c.
Munculnya
lubang kecil di batang sebagai jalan masuk/keluar larva.
d.
Daun tengah menguning dan mongering
sehingga batang mudah dicabut.
e.
Titik tumbuh (meristem)
mati karena jaringan batang digerek larva.
f.
Tanaman tidak tumbuh lagi
meskipun akar masih hidup.
g.
Tanaman terlihat meranggas
di antara tanaman sehat lainnya
2.
Fase
generatif atau biasa disebut beluk
a.
Malai tidak keluar sama
sekali atau hanya sebagian yang muncul.
b.
Malai yang keluar tampak
putih dan kosong (gabah tidak berisi).
c.
Warna batang sering berubah
menjadi cokelat atau kehitaman karena rusaknya jaringan dalam.
d.
Tanaman mudah roboh karena
bagian dalam batang rusak.
Daur Hidup Hama Penggerek Batang Padi
Penggerek batang mengalami
metamorfosis sempurna yang terdiri dari telur yang diletakkan oleh ngengat
betina pada permukaan bawah daun atau pelepah daun kemudian menetas dalam waktu
4-7 hari. Setelah
menetas, larva muda langsung mencari batang padi dan masuk ke dalam jaringan
tanaman. Inilah fase paling merusak dan merugikan karena larva menggerek batang
selama ± 20–30 hari tergantung kondisi lingkungan. Setelah kenyang makan, larva membentuk pupa di dalam batang.
Pupa keluar dari batang menjadi ngengat dewasa mulai mencari pasangan untuk
kawin.
Ngengat aktif pada malam hari (nokturnal), bertelur, dan
memulai siklus baru, (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2009)
Dampak Terhadap Produksi Padi
Serangan hama ini dapat menyebabkan:
Pencegahan dan pengendalian Hama Penggerek Batang
1.
Pengendalian
Kultur Teknis
· Penanaman serempak untuk
memutus siklus hidup hama.
· Rotasi tanaman dengan
palawija dapat memutus siklus hama berkaitan dengan ketersediaan makanan.
· Pengelolaan air dan sanitasi
lahan (membersihkan jerami dan sisa tanaman).
2.
Pengendalian
Mekanis
· Pemusnahan telur dan larva
secara manual.
· Penggunaan perangkap feromon
untuk menangkap ngengat jantan.
3.
Pengendalian
Biologis
· Pelepasan musuh alami
seperti parasitoid Trichogramma spp. atau predator seperti laba-laba.
4.
Pengendalian
Kimiawi
· Aplikasi insektisida
selektif berbahan aktif fipronil,
dimehipo dan emamectin benzoat dilakukan hanya jika
populasi hama melebihi ambang ekonomi.
· Penggunaan insektisida harus
tepat jenis, dosis, dan waktu aplikasi agar tidak menimbulkan resistensi dan
membahayakan lingkungan.
Hama penggerek batang padi merupakan salah
satu hama utama yang merusak tanaman padi. Dengan mengenali gejala-gejala ini
sejak awal petani dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk
mengendalikan perkembangan hama penggerek batang padi untuk mengurangi kerugian
pada hasil panen.
Daftar
Pustaka
Balai
besar Penelitian Tanaman Padi. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Damayanti,
E., G. Mudjiono, dan S. Karindah. 2015. Perkembangan Populasi Larva Penggerek
Batang dan Musuh Alaminya pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) PHT. Jurnal Hama
dan Penyakit Tumbuhan. 3(2): 18-24.