Oleh Vani Silvana, S.P. / POPT Ahli Pertama pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng
Selain
berfungsi untuk pengusir OPT (burung)
lelakut juga berfungsi sebagai alat penolak bala, tetapi sekarang, lelakut yang
berfungsi sebagai penolak bala sangat jarang bisa ditemui. Karena tidak banyak
petani yang mengerti tata cara membuat lelakut bertuah, lengkap dengan mantra
dan sesajinya. Kini, lelakut dibuat sekedar agar sawah ramai dan burung-burung
tidak berani mendekat.
Biasanya,
lelakut dibuat menggunakan bahan jerami kering yang dianyam dan dibentuk
menjadi orang-orangan. Boneka jerami itu kemudian diberi baju bekas agar mirip
orang sungguhan. Lelakut juga bisa dibuat dengan menggunakan batang pelepah
kelapa yang sudah kering. Daun-daun kelapa kering yang masih melekat pada
pelepah dianyam menjadi tangan yang terentang agar nampak seperti orang yang
sedang mengusir burung. Lelakut juga perlu dibuatkan kepala. Dulu, kepala
lelakut dibuat dari pongpongan (batok kelapa busuk) yang digambari kedok wajah
tergantung pada kreasi dari petani sendiri. Kepala lelakut juga perlu diberi
topi dan baju agar burung-burung menyangka lelakut itu benar-benar
manusia.
Saat ini lelakut memang sudah mulai ditinggalkan oleh generasi petani sekarang. Perlu digelar kontes membuat lelakut, untuk membangkitkan kembali budaya agraris dan kearifan lokal. Sebab bagaimanapun juga, lelakut telah menjadi seni tersendiri yang diciptakan para petani saat musim padi mulai berbuah.
Sumber
:
I Gusti Agung Ngurah Agung Yudha Pramiswara dan
Anak Agung Sri Dwipayani. 2022. Eksistensi Lelakut Sebagai Sebuah Bagian Dari
Tradisi Agraris Di Tengah Konversi Lahan Pertanian Di Bali. STAHN Mpu Kuturan
Singaraja Vol 2.
Savitri, Devita. 2023. Apakah Orang-orangan
Sawah Benar-benar berfungsi ini faktanya. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7056480/apakah-orang-orangan-sawah-benar-benar-berfungsi-ini-faktanya
diakses tanggal 15 Desember 2024.