(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Pengaruh Curah Hujan terhadap Perkembangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Hawar Daun Bakteri pada Padi

Admin distan | 26 Maret 2025 | 22 kali

Oleh: I Kade Purnawirawan Putra, S.P

POPT Ahli Pertama di BPP Kecamatan Buleleng

 

Hawar Daun Bakteri (HDB) atau Bacterial Leaf Blight (BLB) merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman padi yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Penyakit ini dapat menurunkan hasil panen secara signifikan, bahkan menyebabkan gagal panen jika tidak dikendalikan dengan baik. Faktor lingkungan, terutama curah hujan, memiliki peran penting dalam perkembangan penyakit ini.

Curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan kejadian dan tingkat keparahan penyakit HDB pada tanaman padi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut: Penyebaran Bakteri melalui Percikan Air. Bakteri Xanthomonas oryzae dapat menyebar dari daun yang terinfeksi ke tanaman sehat melalui percikan air hujan. Saat hujan turun dengan intensitas tinggi, percikan air membawa bakteri dari satu tanaman ke tanaman lainnya, mempercepat penyebaran penyakit dalam suatu lahan pertanian. Meningkatkan Kelembaban Lingkungan. Kelembaban yang tinggi akibat curah hujan yang sering dan berlebihan menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri penyebab HDB. Lingkungan yang lembab memperpanjang masa hidup bakteri di permukaan daun, meningkatkan risiko infeksi pada tanaman padi. Melemahkan Ketahanan Tanaman. Hujan yang terus-menerus dapat menyebabkan tanaman mengalami stres fisiologis, seperti pencucian unsur hara dari tanah dan terganggunya proses fotosintesis. Tanaman yang kurang gizi dan mengalami stres lebih rentan terhadap serangan penyakit, termasuk HDB. Meningkatkan Jumlah Luka pada Daun. Hujan deras dan angin kencang dapat menyebabkan luka pada daun padi, baik akibat gesekan antar daun maupun akibat partikel tanah yang terbawa air hujan. Luka ini menjadi pintu masuk bagi bakteri Xanthomonas oryzae, mempercepat infeksi dan perkembangan penyakit

Untuk mengurangi dampak negatif curah hujan tinggi terhadap perkembangan HDB, diperlukan strategi pengendalian yang tepat, antara lain: Penggunaan Varietas Tahan Penyakit. Petani disarankan untuk menanam varietas padi yang memiliki ketahanan terhadap HDB, seperti Inpari 30, Inpari 32, atau varietas padi lokal yang terbukti lebih tahan terhadap infeksi bakteri. Pengelolaan Air yang Baik. Mengatur sistem drainase di lahan pertanian agar air hujan tidak menggenang terlalu lama. Air yang menggenang dapat memperburuk penyebaran penyakit melalui kontak langsung dengan tanaman. Sanitasi dan Rotasi Tanaman. Membersihkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi setelah panen untuk mengurangi sumber inokulum bakteri. Selain itu, melakukan rotasi tanaman dengan tanaman selain padi dapat menghambat siklus hidup bakteri. Penggunaan Pestisida Nabati atau Bakterisida. Jika serangan sudah meluas, penggunaan bakterisida berbahan aktif tembaga atau pestisida nabati berbahan dasar ekstrak tanaman seperti daun sirih dan bawang putih dapat membantu menekan perkembangan bakteri.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, R.H., Wahyuni, W.S., dan Mihardjo, P.A. 2015. Ketahanan Lapangan Lima Genotipe Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri. Jurnal Fitopatologi Indonesia 11(5): 159–65.

Khaeruni R.A., 2001. Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Padi: Masalah dan Upaya Pemecahannya. Makalah Falsafah Sains (PPs 702) Program Pasca Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor.

Semangun, H. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.