I
Wayan Sudiarta, S.P.
Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli Pertama
Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Busungbiu
Dokumentasi : Pupuk Indonesia
Persero, Poletkenik negeri kupang, dokumen pribadi
Pupuk
urea merupakan salah satu sumber nitrogen yang paling banyak digunakan dalam
budidaya padi. Kandungan nitrogen yang tinggi pada urea sangat bermanfaat untuk
merangsang pertumbuhan vegetatif, seperti perkembangan daun dan anakan. Namun,
apabila pemberiannya tidak sesuai dengan dosis anjuran, justru dapat
menimbulkan gejala keracunan atau dampak negatif bagi tanaman. Kelebihan urea
pada tanaman padi biasanya mudah diamati melalui perubahan pertumbuhan dan
kondisi fisik tanaman di lapangan.
Gejala
pertama yang sering terlihat adalah pertumbuhan vegetatif yang sangat subur.
Daun padi menjadi lebih lebar dengan warna hijau tua yang pekat. Sekilas
kondisi ini tampak baik, namun sebenarnya menunjukkan kelebihan nitrogen dalam
jaringan tanaman. Pertumbuhan vegetatif yang berlebihan menyebabkan tanaman
lebih tinggi dan rapuh, sehingga meningkatkan risiko rebah, terutama saat
memasuki fase bunting hingga pengisian bulir.
Selain
itu, tanaman yang mendapat kelebihan urea biasanya menghasilkan anakan yang
banyak tetapi lemah. Anakan tersebut tidak semuanya produktif, bahkan sebagian
besar tidak mampu menghasilkan malai yang optimal. Kondisi ini diperparah
dengan pembungaan yang terlambat, karena tanaman terlalu lama berada pada fase
vegetatif. Akibatnya, pemasakan gabah juga mundur dan banyak bulir yang kosong
atau hampa.
Gejala
keracunan urea juga dapat dilihat pada daun. Pada kondisi tertentu, akumulasi
amonia dari urea dapat menyebabkan gejala terbakar (leaf burn), ditandai dengan
warna coklat kering di ujung atau tepi daun. Jaringan daun yang terlalu lunak
akibat kelebihan nitrogen juga membuat tanaman lebih rentan terhadap serangan
organisme pengganggu tanaman, terutama penyakit seperti blas dan hawar daun
bakteri.
Di
bagian bawah tanah, kelebihan urea justru menghambat pertumbuhan akar. Akar
padi terlihat lebih pendek, berwarna coklat, dan jumlahnya berkurang. Hal ini
menyebabkan tanaman kurang efisien dalam menyerap unsur hara lain maupun air,
sehingga produktivitas menurun. Dengan demikian, meskipun pada awalnya padi
tampak lebih subur, tetapi hasil panen cenderung tidak optimal.
Langkah
pertama yang dapat dilakukan adalah mengurangi
atau menghentikan sementara pemberian urea. Apabila tanaman menunjukkan
gejala keracunan, sebaiknya tidak lagi menambahkan pupuk urea pada fase
berikutnya. Sebagai gantinya, petani dapat memberikan pupuk dengan kandungan kalium (K) dan fosfor (P). Unsur hara
tersebut berfungsi untuk memperkuat batang, memperbaiki sistem perakaran, serta
menyeimbangkan kelebihan nitrogen dalam jaringan tanaman.
Langkah
kedua adalah melakukan pengaturan air
di lahan sawah. Pada kondisi kelebihan urea, akumulasi amonia di dalam
tanah bisa meningkat dan meracuni akar. Dengan cara mengalirkan atau mengganti
air sawah, konsentrasi amonia dapat diencerkan sehingga mengurangi kerusakan
pada akar. Pengaturan air yang baik juga membantu memperbaiki aerasi tanah dan
menurunkan risiko pembusukan akar.
Selanjutnya,
penggunaan pupuk organik atau bahan
amelioran seperti kompos, pupuk kandang matang, atau biochar dapat
membantu memperbaiki struktur tanah dan menyeimbangkan ketersediaan unsur hara.
Pupuk organik juga berfungsi sebagai penyangga yang dapat mengurangi efek racun
dari kelebihan nitrogen, sekaligus meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang
bermanfaat.
Selain
itu, tanaman yang terlalu subur akibat kelebihan urea cenderung lebih rentan
terhadap penyakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) secara intensif.
Pengamatan rutin di lapangan harus dilakukan agar serangan penyakit seperti
blas atau hawar daun dapat ditangani sejak dini, baik melalui penggunaan
pestisida nabati maupun kimia sesuai anjuran.
Langkah
terakhir adalah perbaikan pola
pemupukan untuk musim tanam berikutnya. Pemberian urea sebaiknya
disesuaikan dengan dosis anjuran berdasarkan rekomendasi setempat, dan
dikombinasikan dengan pupuk lain secara berimbang. Prinsip pemupukan berimbang (N, P, K, dan unsur hara
mikro) menjadi kunci agar pertumbuhan padi lebih sehat, tidak terlalu
subur, dan produktivitasnya maksimal.
Dengan
penanganan yang tepat, gejala keracunan urea pada tanaman padi dapat ditekan
sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi petani.
Daftar Pustaka
Hadi,
M. S., Suryanto, D., & Prasetyo, B. E. (2015). Identifikasi dan
pengendalian penyakit batang pada tanaman kopi di dataran tinggi. Jurnal
Perlindungan Tanaman Indonesia, 19(2), 45-52.
Sutrisno,
B., & Hartono, S. (2020). Efektivitas berbagai fungisida dalam menekan
perkembangan penyakit kanker batang kopi. Jurnal Agrikultura Tropika,
5(1), 66–73.
Yuliasmara,
F., Andriyani, N., & Firmansyah, R. (2018). Studi epidemiologi penyakit
kanker batang pada tanaman kopi arabika. Jurnal Penelitian Tanaman Industri,
24(1), 37-44.