(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Pengaruh pH Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Admin distan | 15 Juli 2025 | 126 kali


Oleh: Rosma Susiwaty Situmeang, S.P/POPT BPP Banjar

 

pH tanah (Potensial of hydrogen) merupakan standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan suatu lahan dengan skala 0-14. Suatu tanah dikatakan asam bila pH tanah kurang dari 7, dan dikatakan basa bila lebih dari 7. Kondisi tanah yang paling ideal untuk pertumbuhan tanaman tergantung pada cara bercocok tanamnya, pada pertanian sistem hidroponik pH idealnya berkisar 5.8-6.5 dan pada pertanaman di lahan (tanah) berkisar 6.5-7. Biasanya tanah pada daerah basah bersifat asam, sedangkan tanah di daerah kering bersifat basa.

Sebagian besar spesies tanaman tumbuh subur di lingkungan yang sedikit asam, karena pada rentang pH inilah sebagian besar nutrisi yang dibutuhkan akan tersedia untuk diserap. Namun, jika larutan atau tanah dibiarkan terlalu asam, hal ini dapat berdampak buruk pada tanaman seiring berjalannya waktu. Penurunan pH secara terus menerus juga diduga memiliki dampak lanjutan seperti penurunan aktivitas penyerapan air pada tanaman serta terganggunya proses fotosintesis.

pH tanah yang terlalu rendah dan terlalu tinggi berdampak pada tingkat kesuburan tanah yaitu mempengaruhi ketersediaan beberapa unsur hara penting bagi pertumbuhan tanaman, dan juga mempengaruhi kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara yang tersedia di tanah. Pada pH yang rendah (tanah asam) beberapa nutrisi akan tetap tersedia, sementara nutrisi lainnya tidak tersedia, hal ini menyebabkan tanaman mengalami toksisitas (kelebihan) terhadap beberapa nutrisi seperti mangan (Mn), boron (Br), Zinc (Zn) dan besi (Fe) dan mengalami defisiensi (kekurangan) nutrisi lain seperti magnesium, kalsium, fosfor dan sulfur. Perubahan pH tanah pada lahan pertanian dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti erosi, penggunaan pupuk-pupuk kimia berlebihan, drainase yang buruk, dan dekomposisi bahan-bahan organik, karena penguraian bahan organik akan melepaskan ion hidrogen kedalam tanah.

Beberapa gejala tanaman yang tampak pada tanah dengan pH rendah, yaitu pertumbuhan terhambat, nekrosis daun, daun layu, daun/tanaman kerdil, bintik-bintik coklat pada daun, ujung daun tampak seperti terbakar, busuk ujung bunga pada buah, klorosis daun (urat daun tetap hijau tetapi bagian daun lainnya menguning). Sedangkan pada tanah dengan pH tinggi, tanaman akan menunjukkan gejala seperti:­­­­ bercak daun nekrosis, bintik-bintik coklat pada daun, matinya ujung daun baru, daun kerdil/layu, dan busuk ujung bunga pada buah.

Pengukuran pH tanah memiliki banyak manfaat untuk pertanian, yaitu dapat menentukan tinggi rendahnya unsur hara yang diserap oleh tanaman, mengetahui potensi perkembangan mikroorganisme dan dapat memonitor pengolahan pertanian terhadap penggunaan bahan kimia dan dapat diketahui dampaknya terhadap lingkungan.

Mengukur pH tanah saat menghadapi musim tanam padi perlu dilakukan, untuk mengetahui berapa pH tanah tersebut. Untuk tanaman padi memerlukan pH netral antara 6-7. Cara mengatasi pH tanah yang rendah salah satunya adalah dengan penggunaan kapur pertanian (Kaptan). Kapur tanah memiliki manfaat membantu menetralkan pH tanah, meningkatkan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman, mengurangi racun (toksisitas) di dalam tanah pertanian, meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk-pupuk organik, memasok kebutuhan kalsium, magnesium dan mineral lain untuk tanaman dan memperbaiki masalah tanah dari tingkat keasaman.

 

Sumber:

Dubaniew, K. 2021. Signs that your plants are struggling with incorrect pH. Diakses pada tanggal 15 Juli 2025 pada laman https://blog.bluelab.com/signs-that-your-plants-are-struggling-with-incorrect-ph#:~:text=Gejala%20tanaman%20yang%20berhubungan%20dengan%20pH%20rendah,perunggu%20atau%20ungu.%20Bintik%2Dbintik%20coklat%20pada%20daun.