Oleh: Rosma Susiwaty Situmeang, S.P/POPT BPP Banjar
pH tanah (Potensial
of hydrogen) merupakan standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan
suatu lahan dengan skala 0-14. Suatu tanah dikatakan asam bila pH tanah kurang
dari 7, dan dikatakan basa bila lebih dari 7. Kondisi tanah yang paling ideal
untuk pertumbuhan tanaman tergantung pada cara bercocok tanamnya, pada
pertanian sistem hidroponik pH idealnya berkisar 5.8-6.5 dan pada pertanaman di
lahan (tanah) berkisar 6.5-7. Biasanya tanah pada daerah basah bersifat asam,
sedangkan tanah di daerah kering bersifat basa.
Sebagian
besar spesies tanaman tumbuh subur di lingkungan yang sedikit asam, karena pada
rentang pH inilah sebagian besar nutrisi yang dibutuhkan akan tersedia untuk
diserap. Namun, jika larutan atau tanah dibiarkan terlalu asam, hal ini dapat
berdampak buruk pada tanaman seiring berjalannya waktu. Penurunan pH secara
terus menerus juga diduga memiliki dampak lanjutan seperti penurunan aktivitas
penyerapan air pada tanaman serta terganggunya proses fotosintesis.
pH tanah yang terlalu rendah dan terlalu tinggi berdampak
pada tingkat kesuburan tanah yaitu mempengaruhi ketersediaan beberapa unsur
hara penting bagi pertumbuhan tanaman, dan juga mempengaruhi kemampuan tanaman
dalam menyerap unsur hara yang tersedia di tanah. Pada pH yang rendah (tanah asam)
beberapa nutrisi akan tetap tersedia, sementara nutrisi lainnya tidak tersedia,
hal ini menyebabkan tanaman mengalami toksisitas (kelebihan) terhadap beberapa
nutrisi seperti mangan (Mn), boron (Br), Zinc (Zn) dan besi (Fe) dan mengalami
defisiensi (kekurangan) nutrisi lain seperti magnesium, kalsium, fosfor dan
sulfur. Perubahan pH tanah pada lahan pertanian dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti erosi, penggunaan pupuk-pupuk kimia berlebihan, drainase
yang buruk, dan dekomposisi bahan-bahan organik, karena penguraian bahan
organik akan melepaskan ion hidrogen kedalam tanah.
Beberapa gejala tanaman yang tampak pada tanah dengan pH
rendah, yaitu pertumbuhan terhambat, nekrosis daun, daun layu, daun/tanaman
kerdil, bintik-bintik coklat pada daun, ujung daun tampak seperti terbakar,
busuk ujung bunga pada buah, klorosis daun (urat daun tetap hijau tetapi bagian
daun lainnya menguning). Sedangkan pada tanah dengan pH tinggi, tanaman akan
menunjukkan gejala seperti: bercak daun nekrosis, bintik-bintik coklat pada
daun, matinya ujung daun baru, daun kerdil/layu, dan busuk ujung bunga pada
buah.
Pengukuran pH tanah memiliki banyak manfaat untuk
pertanian, yaitu dapat menentukan tinggi rendahnya unsur hara yang diserap oleh
tanaman, mengetahui potensi perkembangan mikroorganisme dan dapat memonitor
pengolahan pertanian terhadap penggunaan bahan kimia dan dapat diketahui
dampaknya terhadap lingkungan.
Mengukur pH tanah saat menghadapi musim tanam padi perlu
dilakukan, untuk mengetahui berapa pH tanah tersebut. Untuk tanaman padi
memerlukan pH netral antara 6-7. Cara mengatasi pH tanah yang rendah salah
satunya adalah dengan penggunaan kapur pertanian (Kaptan). Kapur tanah memiliki
manfaat membantu menetralkan pH tanah, meningkatkan sifat fisik, kimia dan
biologi tanah, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman, mengurangi racun
(toksisitas) di dalam tanah pertanian, meningkatkan efektivitas penggunaan
pupuk-pupuk organik, memasok kebutuhan kalsium, magnesium dan mineral lain
untuk tanaman dan memperbaiki masalah tanah dari tingkat keasaman.
Sumber:
Dubaniew, K. 2021. Signs
that your plants are struggling with incorrect pH. Diakses pada tanggal 15 Juli
2025 pada laman https://blog.bluelab.com/signs-that-your-plants-are-struggling-with-incorrect-ph#:~:text=Gejala%20tanaman%20yang%20berhubungan%20dengan%20pH%20rendah,perunggu%20atau%20ungu.%20Bintik%2Dbintik%20coklat%20pada%20daun.