Oleh:
Pande Made Giopany, S.P.
(POPT
– Ahli Pertama BPP Kecamatan Sukasada)
Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas pangan
utama bagi sebagian besar penduduk dunia, terutama di kawasan Asia Tenggara,
termasuk Indonesia. Produksi padi yang stabil menjadi faktor penentu ketahanan
pangan nasional. Namun demikian, berbagai kendala biotik seperti serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT) sering menjadi penyebab menurunnya hasil produksi.
Salah satu OPT yang kini mulai mendapat perhatian adalah nematoda.
Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman yang dapat
menyebabkan terhambatnya proses fisiologis tanaman. Keberadaan nematoda yang
menyerang tanaman padi sudah ditemukan di berbagai provinsi di Indonesia yaitu;
Meloidogyne spp., khususnya spesies Meloidogyne graminicola, yang
dikenal sebagai parasit obligat pada sistem perakaran padi. Berbeda dengan
nematoda parasit lainnya yang umumnya terbatas pada kondisi kering, M.
graminicola memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi
tergenang. Hal ini menjadikannya salah satu ancaman tersembunyi pada ekosistem
sawah yang sebelumnya dianggap tidak mendukung perkembangan nematoda parasit
akar.
Nematoda parasit yang menyerang tanaman biasanya berasal
dari tanah dengan kedalaman 5-25 cm pada lapisan atas tanah yaitu rizosfir
perakaran tanaman. Nematoda memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu antara
300-1000 mikron dengan panjang sampai 4 mm dan lebar 15 – 35 mikron. Serangan
yang ditimbulkan nematoda mengakibatkan berkurangnya fungsi akar tanaman padi,
sehingga mengakibatkan kurangnya pengangkutan nutrisi hara ke jaringan tanaman
yang berada diatas permukaan tanah.
Gejala serangan M. graminicola pada tanaman padi
sering kali sulit dibedakan dengan gangguan nutrisi atau kekeringan. Pada
bagian atas tanaman, gejala yang terlihat berupa pertumbuhan terhambat, daun
menguning, dan pembentukan malai yang tidak sempurna. Tanaman yang terinfeksi
berat menunjukkan kerdil (stunting) dan cenderung mudah rebah karena
sistem perakaran yang lemah.
Gejala khas terdapat pada akar berupa pembentukan puru atau gall
yang tampak seperti bengkakan kecil berwarna kecoklatan hingga keputihan. Pada
padi, puru sering tampak seperti kait (hook-shaped galls) pada ujung
akar, yang merupakan ciri khas infeksi M. graminicola. Sistem akar yang
terinfeksi menjadi pendek, tidak bercabang banyak, dan kehilangan kemampuan
optimal untuk menyerap air dan nutrisi. Kondisi ini pada akhirnya berdampak
pada menurunnya vigor tanaman dan hasil panen.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi nematoda dapat
menurunkan hasil padi hingga 20–70% tergantung tingkat serangan, varietas, dan
kondisi lingkungan. Pada fase vegetatif, infeksi berat dapat menghambat
pembentukan anakan, sedangkan pada fase generatif mengakibatkan pengisian gabah
tidak sempurna dan beras yang dihasilkan menjadi ringan. Selain penurunan
hasil, serangan nematoda ini juga berimplikasi pada kualitas tanah jangka
panjang. Tanah yang terinfestasi berat mengalami penurunan aktivitas mikroba
bermanfaat dan penurunan kesehatan tanah secara keseluruhan. Jika tidak
dikendalikan, populasi M. graminicola dapat meningkat antarmusim dan
menyebabkan epidemi kronis yang sulit diatasi.
Sumber Pustaka
Nugrohorini. 2012. Nematoda Entomopatogen Sebagai Bio Kontrol Hama
Tanaman. Surabaya: UPN Press
Pradana, A.P., Diana, P., dan Abdul, M. 2014. Analisis Populasi Parasit
Nematoda Pada Lahan Tanaman Tomat dengan Sistem Tanam Monokultur dan
Polikultur. Prosiding Seminar Nasional. Institut Teknologi Bogor. Bogor.
Rusinque, L., Maleita, C., Abrantes, I., Palomares-Rius, J.E., Inácio,
M.L. 2021. Meloidogyne graminicola - A Threat to Rice Production: Review
Update on Distribution, Biology, Identification, and Management. Biology. 10. 1163.
https://doi.org/10.3390/biology10111163
Winarto. 2015. Nematologi Tumbuhan. Minangkabau Press. Padang
Sumber Gambar : Sean Kelly, DAFWA, Nematology.