(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Pemanfaatan Trichokompos sebagai Agen Biologis Pengendali Penyakit Tanaman

Admin distan | 25 Juli 2025 | 46 kali


 

oleh : Ni Putu Eka Handayani, S.P

POPT Ahli Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sawan

 

Trichokompos adalah kompos organik yang diperkaya dengan jamur Trichoderma spp., mikroorganisme antagonis yang mampu menghambat pertumbuhan patogen tanah secara alami. Trichoderma berperan sebagai biofungisida, sekaligus mempercepat dekomposisi bahan organik sehingga memperbaiki struktur dan kesuburan tanah. Penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan patogen tersebut dalam jangka panjang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan manusia, serta meningkatkan resistensi patogen. Oleh karena itu, pendekatan ramah lingkungan berbasis biologi seperti penggunaan Trichokompos menjadi solusi alternatif yang menjanjikan.

 

Penyakit tanaman yang bisa dikendalikan oleh Trichoderma

1.      Penyakit layu fusarium pada tanaman cabai, tomat, pisang, semangka, melon

2.      Damping-off (menyerang benih atau bibit muda) pada tanaman benih sayuran, kacang-kacangan, padi

3.      Penyakit busuk leher akar pada tanaman kakao, lada, tomat, cabai

4.      Penyakit layu verticillium pada tanaman semangka, melon, kentang, tomat, terung

5.      Penyakit akar gada (root-knot) pada tanaman kubis, tomat, mentimun

6.      Penyakir jamur akar putih pada tanaman cengkeh, karet, kakao

(Prasetya, B., & Setiawati, M, 2021).

 

Cara kerja Trichoderma dalam mengendalikan penyakit

1.      Mikoparasitisme   : Menyerang dan menghancurkan hifa jamur patogen.

2.      Kompetisi             : Merebut ruang dan nutrisi dari patogen tanah.

3.      Antibiosis             : Menghasilkan senyawa toksik (antibiotik alami) yang menghambat pertumbuhan patogen.

4.      Induksi Ketahanan Sistemik: Merangsang sistem imun tanaman agar lebih tahan terhadap serangan penyakit.

5.      Peningkatan Kesehatan Akar: Membantu akar tumbuh lebih sehat dan kuat. (Bintarti, A. N., & Rosmana, A, 2018)

 

Cara Pembuatan Trichokompos

Cara membuat trichokompos ini cukup mudah yaitu dengan menambahkan jamur trichoderma pada kompos yang sudah jadi atau terfermentasi. Adapun alat dan bahan yang diperlukan antara lain

1.      Alat dan bahan

a)      20 kg pupuk kompos (sudah terfermentasi)

b)      100 gram tricoderma padat

c)      50 ml molase, gula merah atau gula pasir

d)      Air secukupnya

e)      Terpal atau karung

2.      Tahapan pembuatan

a)      Siapkan kompos yang sudah jadi/terfermentasi sebanyak 20 kg

b)      Tambahkan 100 gram tricoderma dan 50 gram molase atau gula pasir kemudian diaduk secara merata

c)      Tambahkan air secukupnya sampai kelembapan cukup (bila diperas terasa lembap tapi tidak menetes air).

d)      Tutup rapat  dengan terpal atau karung goni dan letakkan di tempat yang teduh terhindar dari sinar matahari dan hujan.

e)      Aduk setiap 5–7 hari untuk menjaga aerasi dan suhu

f)       Proses fermentasi berlangsung selama 3 minggu

g)      Ciri-ciri trichokompos berhasil adalah terdapat lapisan spora trichoderma berwarna hijau pada permukaan. Teksturnya gembur, remah, dan ringan

 

Cara penggunaan Trichokompos pada tanaman

1.      Penggunaan trichokompos saat persiapan tanam

a)      Aplikasi di lubang tanam (Tanaman Baru)

Taburkan ± 200–500 gram trichokompos ke setiap lubang tanam dicampur secara merata dengan tanah. Diamkan 1–3 hari sebelum penanaman agar mikroba aktif beradaptasi.

b)      Penggunaan di Bedengan atau Lahan

Gunakan sebanyak 1–2 ton per hektar atau 1–2 kg per m² kemudian olah tanah hingga tercampur rata.

2.      Penggunaan pada tanaman yang sudah tumbuh

Taburkan ± 200 gram per tanaman di sekitar perakaran. Lakukan setiap 4 minggu sekali.

 

Trichokompos merupakan salah satu inovasi pengendalian penyakit  dalam pengembangan pertanian berkelanjutan. Dengan menggabungkan manfaat pupuk organik dan agen hayati trichoderma, trichokompos mampu mengendalikan patogen tanah secara efektif, memperbaiki tanah, dan menjaga kelestarian lingkungan. Penggunaan trichokompos secara luas diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap input kimia dan mendorong praktik pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan.

 

Daftar Pustaka

Bintarti, A. N., & Rosmana, A. (2018). Efektivitas Trichoderma spp. sebagai agen hayati terhadap patogen tular tanah. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 22(1), 1–8.

Prasetya, B., & Setiawati, M. (2021). Peran Trichokompos dalam meningkatkan kesuburan tanah dan mengendalikan penyakit akar pada tanaman hortikultura. Agrosains, 13(3), 187–195.