oleh : Ni Putu Eka Handayani, S.P
POPT Ahli
Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sawan
Trichokompos adalah kompos organik yang diperkaya dengan
jamur Trichoderma spp., mikroorganisme antagonis yang mampu menghambat
pertumbuhan patogen tanah secara alami. Trichoderma berperan sebagai
biofungisida, sekaligus mempercepat dekomposisi bahan organik sehingga
memperbaiki struktur dan kesuburan tanah. Penggunaan pestisida kimia untuk
mengendalikan patogen tersebut dalam jangka panjang menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan, kesehatan manusia, serta meningkatkan resistensi patogen.
Oleh karena itu, pendekatan ramah lingkungan berbasis biologi seperti
penggunaan Trichokompos menjadi solusi alternatif yang menjanjikan.
Penyakit tanaman yang bisa
dikendalikan oleh Trichoderma
1.
Penyakit
layu fusarium pada tanaman cabai, tomat, pisang, semangka, melon
2.
Damping-off
(menyerang benih atau bibit muda) pada tanaman benih sayuran, kacang-kacangan,
padi
3.
Penyakit
busuk leher akar pada tanaman kakao, lada, tomat, cabai
4.
Penyakit
layu verticillium pada tanaman semangka, melon, kentang, tomat, terung
5.
Penyakit
akar gada (root-knot) pada tanaman kubis, tomat, mentimun
6.
Penyakir
jamur akar putih pada tanaman cengkeh, karet, kakao
(Prasetya, B., &
Setiawati, M, 2021).
Cara kerja Trichoderma dalam mengendalikan penyakit
1.
Mikoparasitisme : Menyerang dan menghancurkan hifa jamur
patogen.
2.
Kompetisi : Merebut ruang dan nutrisi dari
patogen tanah.
3.
Antibiosis : Menghasilkan senyawa toksik
(antibiotik alami) yang menghambat pertumbuhan patogen.
4.
Induksi
Ketahanan Sistemik: Merangsang sistem imun tanaman agar lebih tahan terhadap
serangan penyakit.
5.
Peningkatan
Kesehatan Akar: Membantu akar tumbuh lebih sehat dan kuat. (Bintarti,
A. N., & Rosmana, A, 2018)
Cara Pembuatan Trichokompos
Cara membuat trichokompos ini cukup mudah yaitu dengan
menambahkan jamur trichoderma pada kompos yang sudah jadi atau terfermentasi.
Adapun alat dan bahan yang diperlukan antara lain
1.
Alat dan
bahan
a)
20 kg pupuk
kompos (sudah terfermentasi)
b)
100 gram
tricoderma padat
c) 50 ml molase, gula merah atau gula pasir
d) Air secukupnya
e) Terpal atau karung
2.
Tahapan
pembuatan
a)
Siapkan
kompos yang sudah jadi/terfermentasi sebanyak 20 kg
b)
Tambahkan
100 gram tricoderma dan 50 gram molase atau gula pasir kemudian diaduk secara
merata
c)
Tambahkan
air secukupnya sampai kelembapan cukup (bila diperas terasa lembap tapi tidak
menetes air).
d)
Tutup
rapat dengan terpal atau karung goni dan
letakkan di tempat yang teduh terhindar dari sinar matahari dan hujan.
e)
Aduk
setiap 5–7 hari untuk menjaga aerasi dan suhu
f)
Proses
fermentasi berlangsung selama 3 minggu
g)
Ciri-ciri
trichokompos berhasil adalah terdapat
lapisan spora trichoderma berwarna hijau pada permukaan. Teksturnya gembur,
remah, dan ringan
Cara penggunaan Trichokompos pada tanaman
1.
Penggunaan
trichokompos saat persiapan tanam
a)
Aplikasi
di lubang tanam (Tanaman Baru)
Taburkan ± 200–500 gram trichokompos ke setiap lubang tanam
dicampur secara merata dengan tanah. Diamkan 1–3 hari sebelum penanaman agar
mikroba aktif beradaptasi.
b)
Penggunaan
di Bedengan atau Lahan
Gunakan sebanyak 1–2 ton per hektar atau 1–2 kg per m²
kemudian olah tanah hingga tercampur rata.
2.
Penggunaan
pada tanaman yang sudah tumbuh
Taburkan ± 200 gram per tanaman di sekitar perakaran. Lakukan
setiap 4 minggu sekali.
Trichokompos merupakan salah
satu inovasi pengendalian penyakit dalam
pengembangan pertanian berkelanjutan. Dengan menggabungkan manfaat pupuk
organik dan agen hayati trichoderma, trichokompos mampu mengendalikan patogen
tanah secara efektif, memperbaiki tanah, dan menjaga kelestarian lingkungan.
Penggunaan trichokompos secara luas diharapkan dapat mengurangi ketergantungan
terhadap input kimia dan mendorong praktik pertanian yang lebih sehat dan
berkelanjutan.
Daftar
Pustaka
Bintarti,
A. N., & Rosmana, A. (2018). Efektivitas Trichoderma spp. sebagai agen
hayati terhadap patogen tular tanah. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia,
22(1), 1–8.
Prasetya,
B., & Setiawati, M. (2021). Peran Trichokompos dalam meningkatkan kesuburan
tanah dan mengendalikan penyakit akar pada tanaman hortikultura. Agrosains,
13(3), 187–195.