(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Kenali Gejala Serangan dan Pengendalian Penggerek Batang Cengkeh

Admin distan | 21 Maret 2025 | 41 kali

   

oleh : Ni Putu Eka Handayani, S.P

POPT Ahli Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sawan

 

Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, dalam melakukan budidaya tanaman ini rentan terhadap serangan hama, salah satunya adalah penggerek batang cengkeh (Nothopeus sp.). Hama ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada batang cengkeh, menghambat pertumbuhan tanaman, gejala lanjut dan parah dapat menyebabkan kematian.

 

Morfologi dan Siklus Hidup

Penggerek batang cengkeh termasuk dalam famili Cerambycidae yang dikenal sebagai kumbang penggerek kayu. Serangga dewasa berbentuk kumbang dengan tubuh memanjang dan memiliki antena panjang. Larva hama ini berbentuk ulat berwarna putih kekuningan dan memiliki kepala yang keras. Siklus hidup penggerek batang cengkeh dimulai dari telur yang diletakkan pada celah-celah kulit batang. Setelah menetas, larva akan menggerek batang dan membuat terowongan di dalam kayu. Stadia penggerek batang cengkeh yang dianggap paling berbahaya adalah larva yang mampu bertahan hidup di lubang gerekan selama 130 - 350 hari. Fase larva ini berlangsung cukup lama sebelum akhirnya menjadi kepompong dan berkembang menjadi serangga dewasa.

 

Gejala dan Dampak Serangan

Gejala serangan yang tampak pada pohon adalah lubang-lubang berukuran 3 - 5 mm yang ditutupi serbuk kayu hasil gerekan. Dari dalam lubang gerekan tersebut keluar cairan kental bercampur kotoran hama. Jumlah lubang gerekan dapat mencapai 20 - 70 buah/pohon (Indriati et al., 2011). Lubang gerek tersebut menembus ke dalam batang tanaman cengkeh, bisa mengarah ke bagian atas atau bawah tanaman. Jika batang cengkeh dipotong dengan irisan melintang maka lubang gerek akan terlihat menyebar di bagian dalam tanaman dengan pola yang tidak beraturan. Jika jaringan xylem yang diserang maka transportasi air dari akar kebagian atas tanaman terganggu. Namun jika serangan PBC merusak jaringan phloem maka transportasi asimilat dari daun ke bagian tanaman yang lain juga terganggu. Kerusakan tersebut mengakibatkan mahkota daun cengkeh berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, daun menguning dan gugur sehingga tanaman meranggas dan jika serangan berat maka tanaman akan mati dan mengering.

 

Perkembangan Populasi dipengaruhi oleh Berbagai Faktor antara lain:

1.      Ketersediaan inang di lapang

Pertanaman yang diserang umumnya individu yang tumbuh rimbun dan sedikit terlindung di lembah lembah perbukitan. Hal ini diduga terkait dengan kelembaban udara dan batang cengkeh yang relatif tinggi sehingga sesuai bagi kebutuhan nutrisi dan perilaku sebagai umumnya serangga penggerek yang membutuhkan substansi keras namun memiliki kadar air tinggi.

2.      Lingkungan hayati

Keberadaan musuh alami yang mengendalikan laju populasi seperti laba-laba untuk  menangkap dan memangsa imago dari penggerek batang. Keberadaan semut hitam dan semut rangrang pada tanaman cengkeh diduga berpotensi sebagai pengganggu hama PBC saat meletakkan telur atau pada saat hinggap pada batang.

 

Pengendalian Penggerek Batang Cengkeh

Pengendalian hama ini dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain

1.      Pengendalian Secara Kultur Teknik

a.       Sanitasi kebun dengan membersihkan sisa-sisa tanaman yang terserang dan buang bagian yang sudah mati untuk mengurangi tempat berkembang biaknya hama.

b.      Pemangkasan selektif dengan Potong cabang yang terserang dan segera bakar untuk memutus siklus hidup penggerek batang.

2.      Pengendalian Mekanis

Pengambilan larva secara manual dapat dilakukan jika jumlah serangan masih rendah, larva dapat diambil langsung dari batang atau cabang yang terserang.

3.      Pengendalian Biologis

a.       Pemanfaatan musuh alami seperti Predator alami yang ada di alam yaitu laba laba, semut hitam dan rangrang serta parasitoid dapat membantu menekan populasi penggerek batang.

b.      Jamur Entomopatogen: Beberapa jenis jamur seperti Beauveria bassiana dapat digunakan untuk menginfeksi dan membunuh larva penggerek.

4.      Pengendalian Kimiawi

Menutup lubang gerekan dengan kapas yang sudah direndam insektisida dengan bahan aktif yaitu asefat dan karbofuran yang menjadi racun pada pernapasan ke dalam lubang gerekan kemudian ditutup dengan pasak kayu.

5.      Penggunaan Perangkap Feromon

Menggunakan perangkap feromon untuk menangkap serangga dewasa dapat membantu mengurangi populasi hama sebelum bertelur.

 

DAFTAR PUSTAKA

Indriati, G, Khaerati dan Funny Soesanty, 2011. Pengendalian Terpadu Hama Dan Penyakit Tanaman Cengkeh. Badan Litbang Pertanian. Agroinovasi No.3394, Tahun XLI Edisi 23 Pebruari - Maret 2011.