oleh : Ni Putu
Eka Handayani, S.P
POPT Ahli
Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sawan
Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, dalam melakukan budidaya tanaman
ini rentan terhadap serangan hama, salah satunya adalah penggerek batang
cengkeh (Nothopeus sp.). Hama ini dapat menyebabkan kerusakan serius
pada batang cengkeh, menghambat pertumbuhan tanaman, gejala lanjut dan parah
dapat menyebabkan kematian.
Morfologi dan Siklus Hidup
Penggerek batang cengkeh
termasuk dalam famili Cerambycidae yang dikenal sebagai kumbang
penggerek kayu. Serangga dewasa berbentuk kumbang dengan tubuh memanjang dan
memiliki antena panjang. Larva hama ini berbentuk ulat berwarna putih
kekuningan dan memiliki kepala yang keras. Siklus hidup penggerek batang
cengkeh dimulai dari telur yang diletakkan pada celah-celah kulit batang.
Setelah menetas, larva akan menggerek batang dan membuat terowongan di dalam
kayu. Stadia penggerek
batang cengkeh yang dianggap paling berbahaya adalah larva yang mampu bertahan
hidup di lubang gerekan selama 130 - 350 hari. Fase larva ini berlangsung cukup lama sebelum
akhirnya menjadi kepompong dan berkembang menjadi serangga dewasa.
Gejala dan Dampak Serangan
Gejala serangan yang tampak
pada pohon adalah lubang-lubang berukuran 3 - 5 mm yang ditutupi serbuk kayu
hasil gerekan. Dari dalam lubang gerekan tersebut keluar cairan kental
bercampur kotoran hama. Jumlah lubang gerekan dapat mencapai 20 - 70 buah/pohon
(Indriati et al., 2011). Lubang gerek tersebut menembus ke dalam batang tanaman
cengkeh, bisa mengarah ke bagian atas atau bawah tanaman. Jika batang cengkeh
dipotong dengan irisan melintang maka lubang gerek akan terlihat menyebar di
bagian dalam tanaman dengan pola yang tidak beraturan. Jika jaringan xylem yang
diserang maka transportasi air dari akar kebagian atas tanaman terganggu. Namun
jika serangan PBC merusak jaringan phloem maka transportasi asimilat dari daun
ke bagian tanaman yang lain juga terganggu. Kerusakan tersebut mengakibatkan
mahkota daun cengkeh berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, daun
menguning dan gugur sehingga tanaman meranggas dan jika serangan berat maka
tanaman akan mati dan mengering.
Perkembangan Populasi
dipengaruhi oleh Berbagai Faktor antara lain:
1.
Ketersediaan
inang di lapang
Pertanaman
yang diserang umumnya individu yang tumbuh rimbun dan sedikit terlindung di
lembah lembah perbukitan. Hal ini diduga terkait dengan kelembaban udara dan
batang cengkeh yang relatif tinggi sehingga sesuai bagi kebutuhan nutrisi dan
perilaku sebagai umumnya serangga penggerek yang membutuhkan substansi keras
namun memiliki kadar air tinggi.
2.
Lingkungan
hayati
Keberadaan musuh
alami yang mengendalikan laju populasi seperti laba-laba untuk menangkap dan memangsa imago dari penggerek
batang. Keberadaan semut hitam dan semut rangrang pada tanaman cengkeh diduga
berpotensi sebagai pengganggu hama PBC saat meletakkan telur atau pada saat
hinggap pada batang.
Pengendalian
Penggerek Batang Cengkeh
Pengendalian hama ini dapat
dilakukan melalui beberapa cara antara lain
1. Pengendalian
Secara Kultur Teknik
a.
Sanitasi kebun dengan membersihkan sisa-sisa tanaman yang terserang dan
buang bagian yang sudah mati untuk mengurangi tempat berkembang biaknya hama.
b.
Pemangkasan selektif dengan Potong cabang yang terserang dan segera bakar
untuk memutus siklus hidup penggerek batang.
2.
Pengendalian Mekanis
Pengambilan larva secara manual dapat dilakukan jika jumlah serangan
masih rendah, larva dapat diambil langsung dari batang atau cabang yang
terserang.
3. Pengendalian Biologis
a.
Pemanfaatan musuh alami seperti Predator alami yang ada di alam yaitu
laba laba, semut hitam dan rangrang serta parasitoid dapat membantu menekan
populasi penggerek batang.
b.
Jamur Entomopatogen: Beberapa jenis jamur seperti Beauveria bassiana
dapat digunakan untuk menginfeksi dan membunuh larva penggerek.
4. Pengendalian Kimiawi
Menutup
lubang gerekan dengan kapas yang sudah direndam insektisida dengan bahan aktif yaitu asefat dan karbofuran yang menjadi
racun pada pernapasan ke dalam lubang gerekan kemudian ditutup dengan pasak
kayu.
5. Penggunaan
Perangkap Feromon
Menggunakan perangkap
feromon untuk menangkap serangga dewasa dapat membantu mengurangi populasi hama
sebelum bertelur.
DAFTAR PUSTAKA
Indriati, G, Khaerati dan Funny Soesanty, 2011.
Pengendalian Terpadu Hama Dan Penyakit Tanaman Cengkeh. Badan Litbang
Pertanian. Agroinovasi No.3394, Tahun XLI Edisi 23 Pebruari - Maret 2011.