(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

MENGENAL PENYAKIT EMBUN TEPUNG PADA TANAMAN ANGGUR

Admin distan | 27 Februari 2025 | 318 kali

Oleh: Shierly P. V. Nainggolan, SP. / POPT Ahli Pertama

pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Seririt



Tanaman anggur sudah cukup lama diusahakan oleh petani Indonesia terutama di daerah Bali. Anggur merupakan tanaman yang umumnya tumbuh di dataran rendah. Keberhasilan dalam budidaya anggur sangat dipengaruhi oleh faktor seperti iklim, kualitas tanah, teknik budidaya yang diterapkan maupun manajemen yang baik dari petani. Tanaman anggur rentan terhadap serangan penyakit sehingga kesalahan dalam proses perawatan tanaman anggur dapat membuat tanaman ini menjadi rentan untuk terinfeksi suatu penyakit. Serangan penyakit pada tanaman anggur merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya anggur. Mengenal gejala yang timbul akibat serangan penyakit menjadi hal utama yang perlu diperhatikan agar pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan tepat, salah satunya adalah penyakit embun tepung.

Penyakit embun tepung disebabkan oleh jamur Unicula nectator dimana menyerang bagian daun dan buah. Jamur ini bertahan pada keadaan lembab berupa spora jamur pasif di tunas yang tidak aktif atau retakan-ratakan kulit. Kemudian spora ini dibawa oleh angin ke tanaman baru (infeksi primer). Setelah jamur berkembang pada bagian tanaman maka jamur akan mulai menghasilkan spora baru yang menyebar lebih jauh dengan perantaraan angin (infeksi sekunder). Kandungan air dari kabut dan embun serta cuaca berawan mendukung proses produksi spora. Persebaran embun tepung berkurang pada permukaan daun yang terbuka dengan suhu lebih dari 35 derajat  Celcius, terpapar sinar matahari langsung dan curah hujan tinggi.

Gejala penyakit ini antara lain ditandai pada permukaan atas daun terdapat tepung berwarna putih yang meluas, kemudian berwarna coklat dan selanjutnya dapat menyebabkan daun gugur. Penyakit powdery mildew atau embun tepung terjadi pada saat peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Jamur ini menyerang daun dan buah. Pada daun gejala yang tampak adalah pada permukaan atas terdapat tepung berwarna putih yang meluas (massa spora), kemudian berwarna coklat dan selanjutnya dapat menyebabkan daun gugur. Serangan pada buah mula-mula berwarna putih dan bekas serangan menjadi berwarna coklat berkutil atau berkerut-kerut sehingga menyebabkan buah cacat.

Apabila terjadi serangan penyakit pada tanaman anggur, penggunaan fungisida atau bahan pengendali hayati dapat menjadi langkah pengendalian yang efektif. Penggunaan fungisida yang tepat dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan menjadi perhatian utama. Selain itu, perlu dipertimbangkan penggunaan bahan pengendali hayati seperti mikroorganisme antagonis atau ekstrak tumbuhan yang dapat membantu mengendalikan patogen penyebab penyakit pada anggur. Pencegahan yang dapat dianjurkan adalah melakukan pemangkasan yang mendukung kanopi terbuka agar tanaman terkena sinar matahari. Selain itu melakukan pemupukan berimbang, dimana memperhatikan dosis pupuk Nitrogen agar menghindari pertumbuhan vegetatif yang berlebihan. Pencegahan menggunakan fungsida kimia dengan menggunakan bahan aktif bupirimat, oksitiokuineks atau benomil.

 

Daftar Pustaka

Balai Penelitian Hortikultura Solok. 1991. Budidaya Anggur. Diakses pada laman https://repository.pertanian.go.id/items/08396dd7-9f36-479e-b787-46b3978f8ab2 tanggal 11 Februari 2025.

 

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. 2024. Info Teknologi : Kenali Penyakit Utama pada Anggur. Diakses pada laman https:// pustaka.setjen.pertanian.go.id/info-literasi/info-teknologi-kenali-penyakit-utama-pada-anggur tanggal 11 Februari 2025.

 

Ramadhan, M. A., F. Nusyura, dan F. Z. Rahmanti. 2024. Identifikasi Penyakit Tanaman Anggur Berdasarkan Daunnya Menggunakan Naïve Bayes. Jur. Sistem Informasi. 13(5):1783-1793.