(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

MENGENAL ULAT KEPALA HITAM Opisina arenosella PADA TANAMAN KELAPA

Admin distan | 20 Desember 2024 | 1744 kali

Oleh: Shierly P. V. Nainggolan, SP. / POPT Ahli Pertama

pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Seririt



Ulat kepala hitam, yang dikenal dengan nama ilmiah Opisina arenosella Walker (Lepidoptera: Xylorictidae), melakukan serangan dengan cara menggerek jaringan epidermis daun dan meninggalkan hanya kutikula. Keadaan iklim memiliki pengaruh terhadap dinamika populasi hama ulat kepala hitam. Suhu rendah dapat menghambat pertumbuhan populasi, sedangkan hama ini mencapai puncak kelimpahan pada akhir musim panas, antara Juli hingga November.



Hama ulat pemakan daun kelapa (O. arenosella) merupakan serangga oligofagus dengan inang utama kelapa dan menyerang tanaman palma lainnya. Berdasarkan dari morfologinya, larva ulat ini berwarna coklat kehijauan dengan kepala berwarna hitam dan memiliki garis berwarna coklat di sepanjang tubuhnya. Ulat kepala hitam membangun tempat makan yang dilapisi sutra di mana mereka memakan lamina daun kelapa dari permukaan daun bagian bawah dengan dilindungi oleh kotoran ulat/frass, sehingga mengakibatkan berkurangnya area fotosintesis tanaman yang terserang. Ulat ditemukan di daun dan buah muda, sedangkan imago menunjukkan kemampuan terbang dan potensi penyebaran yang kuat.



Hama ulat menyerang semua umur tanaman kelapa. Pada saat diamati daun yang terserang adalah daun yang tua. Gejala akibat serangan hama ulat ini membuat daun kelapa menjadi kering karena ulat ini memakan lapisan daun. Hasil dari gigitan ulat ini membentuk alur yang terbuat dari serasah dan sutra yang terletak di bawah daun. Gejala khas serangan hama ini yaitu 2-3 daun yang mengering menempel menjadi satu. Pada daun yang intensitas serangan berat, ujung daun menggulung menjadi satu bagian, menguning hangus seperti terbakar dan kering.



Sebagai langkah pencegahan, daun yang pertama kali terserang dapat dipotong dan dibakar di awal musim panas. Penggunaan agens biologi dengan pelepasan parasitoid larva/pupa (seperti Goniozus nephantidis, Elasmus nephantidis, dan Brachymeria nosatoi) juga dapat dilakukan. Apabila tingkat serangan tergolong sangat parah dan biokontrol tidak efektif, maka dapat menggunakan insektisida kimia berbahan aktif Dichlorvos 0,02%, Malathion 0,05%, Quinalphos 0,05%, Endosulfan 0,05%, atau Fosalone 0,05% dimana dapat diaplikasikan di permukaan bawah daun. Selain itu pengamatan yang intensif dan strategi pengendalian hama terpadu yang mencakup pendekatan budaya, biologi serta kimia merupakan langkah sangat penting.

 



Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. 2024. Upaya Masif terhadap Serangan Ulat Kepala Hitam pada Perkebunan Kelapa. Diakses pada tanggal 16 Desember 2024 pada laman: https://ditjenbun.pertanian.go.id/upaya-masif-terhadap-serangan-ulat-kepala-hitam-pada-perkebunan-kelapa

Lu Hui, et al., 2023. Ekologi, Sejarah Invasi dan Pengelolaan Ulat Kepala Hitam Kelapa yang Didorong oleh Keanekaragaman Hayati Opisina arenosella di Asia. https://doi.org/10.3389/fpls.2023.1116221 Diakses tanggal 16 Desember 2024 pada laman: https://www-frontiersin-org.translate.goog/journals/plant-science/articles/10.3389/fpls.2023.1116221/full?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc&_x_tr_hist=true