(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENYAKIT BERCAK DAUN CENGKEH DAN UPAYA PENGENDALIANNYA

Admin distan | 12 September 2025 | 28 kali

 

Oleh: Pande Made Giopany, S.P.

(POPT – Ahli Pertama BPP Kecamatan Sukasada)

 

Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional. Cengkeh telah lama menjadi bahan utama dalam industri rokok kretek, rempah-rempah, serta memiliki manfaat dalam bidang farmasi dan industri makanan. Namun, tingginya nilai ekonomi komoditas ini sering terancam oleh berbagai kendala produksi, salah satunya adalah gangguan penyakit tanaman, termasuk penyakit bercak daun cengkeh yang dapat menurunkan produktivitas dan kualitas tanaman.

 

Penyebab Penyakit Bercak Daun Cengkeh

Penyakit bercak daun pada cengkeh umumnya disebabkan oleh infeksi jamur patogen seperti Cylindrocladium quinqueseptatum dan Colletotrichum gloeosporioides, meskipun beberapa laporan juga menyebutkan keterlibatan genus lain seperti Mycosphaerella dan Phyllosticta. Jamur ini berkembang dengan baik pada kondisi lingkungan yang lembap, terutama di daerah dengan curah hujan tinggi dan sirkulasi udara yang kurang baik.

 

Gejala Serangan

Gejala penyakit bercak daun pada cengkeh umumnya mudah dikenali karena tampak jelas pada permukaan daun. Serangan awal biasanya muncul dalam bentuk bercak-bercak kecil berwarna coklat pada daun muda maupun tua. Bercak tersebut secara bertahap membesar dan berubah menjadi kehitaman dan seringkali dikelilingi halo kuning yang kontras dengan jaringan sehat di sekitarnya. Dalam kondisi lembab, bercak – bercak tersebut dapat menyatu, membentuk area nekrotik yang luas sehingga menyebabkan kerusakan jaringan daun. Pada serangan berat, daun menjadi kering dan gugur sebelum waktunya sehingga mengurangi luasan bidang fotosintesis.

 

Upaya Pengendalian

Upaya pengendalian penyakit berak daun cengkeh perlu dilakukan secara terpadu untuk meminimalkan kerugian yang ditimbulkan. Beberapa strategi dasar yang dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit ini, diantaranya seperti pemangkasan untuk memperbaiki aerasi dalam tajuk, pengaturan jarak tanaman agar sirkulasi udara lebih baik, serta sanitasi kebun dengan mengumpulkan dan memusnahkan daun terinfeksi. Selain itu, pemanfaatan agensia hayati seperti Trichoderma spp. juga menunjukkan hasil yang positif dalam upaya menekan perkembangan penyakit bercak daun cengkeh. Disamping juga penggunaan agens hayati juga lebih ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu kimia dibandingkan dengan fungisida sintesis.

 

 

 

 

Sumber Pustaka

 

Asman, A., Yuliani, R., & Nurmansyah, H. 2019. Penyakit bercak daun pada tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) yang disebabkan oleh Cylindrocladium quinqueseptatum di Sulawesi Utara. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 15(2), 67–74.

Girsang, N.S.S. 2022. Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) Ramah Lingkungan. Balai Besar Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Perkebunan Medan. Direktorat Jenderal Perkebunan. Dapat diakses pada https://balaimedan.ditjenbun.pertanian.go.id/pengelolaan-organisme-pengganggu-tanaman-cengkeh-syzygium-aromaticum-ramah-lingkungan/#:~:text=Penyakit%20cacar%20daun%20cengkeh%20disebabkan,panas%2C%20karbon%20dan%20uap%20air.

Supriadi, H., & Djauhari, S. 2017. Identifikasi penyakit daun pada tanaman cengkeh dan strategi pengendaliannya di perkebunan rakyat. Buletin RISTRI, 8(2), 101–110.

Wahyuno, Dono., & Endri, M. 2015. Pedoman Budi Daya Cengkeh di Kebun Campur. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro, Badan Litbang Pertanian). Bogor. World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program