Oleh Vani Silvana, S.P.
POPT Ahli Pertama
Pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng
OPT atau yang kita sebut dengan Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah salah satu kendala yang ditemui dalam berbudidaya tanaman. Dalam pengendaliannya sering kali petani masih menggunakan pestisida kimia yang memiliki efek buruk atau residu berbahaya bagi lingkungan. Pemerintah berupaya dalam hal ini mensosialisasikan pengendalian OPT menuju kearah yang ramah lingkungan sejalan dengan diterbitkannya undang-undang nomor 22 tahun 2019 dimana dalam undang – undang tersebut diketahui mendorong penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang salah satu metodenya adalah penggunaan pestisida nabati. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lain yang berkhasiat mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan. Pebata (Pestisida Nabati Bawang Putih dan Tembakau) berasal dari bahan-bahan yang mudah ditemukan disekitar kita. Pebata berbahan dasar Bawang Putih dan Tembakau yang dicampur dengan ditambahkan sedikit detergen. Pebata dikatakan dapat mengendalikan serangan OPT Kutu kebul (Bemisia tabaci), Kutu-kutuan, Ulat, Hama penghisap, Wereng batang coklat. Bawang putih mengandung beberapa senyawa yang berperan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), terutama sebagai pestisida nabati. Senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah alisin, saponin, dan flavonoid. Allicin memiliki aktivitas antimikroba, sedangkan saponin dan flavonoid memiliki sifat insektisida, yang dapat membantu mengendalikan hama serangga, bakteri, dan jamur patogen. Tembakau mengandung senyawa nikotin yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama tanaman. Nikotin dalam tembakau bekerja sebagai racun kontak, perut, dan pernapasan terhadap berbagai jenis hama.
Cara pembuatan Pestisida Nabati dari Tembakau
dan Bawang Putih sebagai berikut :
1.
Ambil 100 gram
tembakau kering dan rendam dalam 1 liter air mendidih selama 12-24 jam untuk
melarutkan zat aktif nikotin.
2.
Haluskan 5 siung
bawang putih, bisa dengan ditumbuk atau diblender.
3.
Campurkan bawang putih
yang sudah dihaluskan ke dalam air rendaman tembakau, aduk rata.
4.
Tambahkan 1 sendok
makan sabun cuci piring (sebagai perekat) ke dalam campuran, aduk rata.
5.
Saring campuran untuk
memisahkan ampas tembakau dan bawang putih.
6. Simpan pestisida nabati yang sudah jadi dalam
botol tertutup.
Cara Pengaplikasian
ada 3 dosis yaitu untuk pencegahan hama dan penyakit, unruk tanaman yang
terserang hama dan penyakit dengan intensitas ringan dan berat.
- Untuk pencegahan campurkan 100 mililiter larutan pestisida nabati dengan
seliter air. Lakukan penyemprotan setiap15 hari sekali untuk mencegah hama dan
penyakit pada tanaman.
-Untuk pengendalian serangan hama dan penyakit
ringan pada tanaman, campurkan 150 mililiter pestisida dengan seliter air.
Penyiraman dilakukan tiga hari berturut.
-Untuk pengendalian serangan hama dan penyakit
yang masih berat pada tanaman, campurkan 200 mililiter pestisida nabati dengan
satu liter air. Lakukan penyemprotan tiga hari berturut.
Daftar
Pustaka :
Anonim.
2022. Pestisida Nabati sebagai solusi pengendalian opt tanaman perkebunan ramah
lingkungan. https://ditjenbun.pertanian.go.id/pestisida-nabati-sebagai-solusi-pengendalian-opt-tanaman-perkebunan-ramah-lingkungan/
diakses tanggal 17 Juli 2025.
Dwiyanti
Nay, Dolorsa Maria. 2021. Pemanfaatan Ekstrak
Bawang Putih dan Daun Tembakau Sebagai Biopestisida Pembasmi Kutu Kebul (Bemisia tabaci) pada
Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum). Kupang.
UPT Perpustakaan Undana.
Kusumawati,
Dian Eka dan Istiqomah. 2022. Buku Ajar Pestisida Nabati sebagai Pengendali OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman). Malang. Mazda Media.