Oleh:
Shierly P. V. Nainggolan, SP. / POPT Ahli Pertama
pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Seririt
Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu
merambat yang termasuk ke dalam keluarga Vitacae. Tanaman ini hidup di dataran
rendah dan merambat memerlukan musim kemarau yang panjang sekitar 47 bulan
untuk tumbuh dengan baik dengan intensitas cahaya matahari cukup tinggi. Tanaman
anggur rentan terhadap serangan penyakit sehingga kesalahan dalam proses
perawatan tanaman anggur dapat membuat tanaman ini menjadi rentan untuk
terinfeksi suatu penyakit. Serangan penyakit pada tanaman anggur merupakan
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya anggur. Mengenal gejala
yang timbul akibat serangan penyakit menjadi hal utama yang perlu diperhatikan
agar pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan tepat, salah satunya adalah
penyakit karat daun.
Penyakit karat daun anggur yang disebabkan
oleh Phakopsora euvitis dimana merupakan salah satu penyakit penting
tanaman anggur. Hal ini disebabkan oleh adanya pustul karat yang dihasilkan oleh
cendawan mampu mengganggu proses fotosintesis. Pada infeksi yang berat seluruh
permukaan bawah daun tertutup pustul karat berwarna kuning dan daun akan segera
rontok. Tanaman sakit hanya mempunyai sedikit daun, pertumbuhan tunas sedikit
sehingga keperluan nutrisi dari hasil fotosintesis menjadi tidak terpenuhi dan
pada akhirnya menurunkan kuantitas dan kualitas buah. Inokulum sering ditemukan
pada permukaan daun anggur yang telah rontok dan jatuh ke tanah sehingga mudah
terpencar oleh angin. Cendawan berkembang baik pada lingkungan dengan
kelembapan tinggi.
Urediniospora cendawan berbentuk lonjong
dan berukuran 11.6–15.4 µm × 8.5 –2.1 µm. Spora jamur bertahan hidup di
sisa-sisa tanaman dan inang alternatif dan disebarkan melalui angin. Patogen
karat berkembang pada bercak-bercak yang terdapat di permukaan bawah daun
berupa butiran berwarna jingga. Massa urediniospora berwarna oranye kekuningan
dihasilkan di sisi bawah daun dengan bitnik-bintik nekrotik gelap di atas
permukaannya. Kebanyakan penyakit karat daun ini banyak menyerang pada
daun-daun tua. Suhu di atas 20 derajat dan kondisi cuaca lembap mendukung
perkembangan penyakit ini.
Apabila ditemukan serangan penyakit karat
daun pada tanaman anggur, penggunaan fungisida atau bahan pengendali hayati
dapat menjadi langkah pengendalian yang efektif. Penggunaan fungisida yang
tepat dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan menjadi perhatian utama. Fungisida
yang mengandung bahan aktif belerang, kaptafol, difolatan, propikonazol,
tebukonazol atau azoksistrobin dapat diaplikasikan pada bagian daun yang
terinfeksi. Hindari penyemprotan pada saat hujan. Selain itu, perlu dipertimbangkan
penggunaan bahan pengendali hayati seperti mikroorganisme antagonis atau
ekstrak tumbuhan yang dapat membantu mengendalikan patogen penyebab penyakit
pada anggur. Bagian tanaman yang terinfeksi dapat dikumpulkan dan dibakar. Pencegahan
yang dapat dianjurkan adalah melakukan pemangkasan yang mendukung kanopi
terbuka agar tanaman terkena sinar matahari dan memberikan sirkulasi udara yang
baik.
Daftar Pustaka
Balai Penelitian
Hortikultura Solok. 1991. Budidaya Anggur. Diakses pada laman
https://repository.pertanian.go.id/items/08396dd7-9f36-479e-b787-46b3978f8ab2
tanggal 12 Juli 2025.
Jose, R. 2005.
Urediniospores of Phakopsora euvitis on Vitis vinifera. PaDIL Species
Factsheet. Diakses pada tanggal 12 Juli 2025 pada laman http://www.padil.gov.au:80/
pests-anddiseases/Pest/Main/136602.
Refranisa, Estuti
R., Eka A., Michael L. G., Rudi S., Fitriana R., dan Fajar N. W. 2022. Menanam Anggur itu Mudah. Diakses
pada tanggal 12 Juli 2025 pada laman http://repository.iti.ac.id/jspui/bitstream/123456789
Stephens, P. R.
2005. Phakopsora euvitis. PaDIL Species Factsheet. Diakses pada tanggal 12 Juli
2025 pada laman http://www.padil.gov.au:80/pests-and-diseases/Pest/
Main/136602.