(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENYAKIT KARAT DAUN PADA TANAMAN ANGGUR

Admin distan | 22 Juli 2025 | 337 kali


Oleh: Shierly P. V. Nainggolan, SP. / POPT Ahli Pertama

pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Seririt

  

Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang termasuk ke dalam keluarga Vitacae. Tanaman ini hidup di dataran rendah dan merambat memerlukan musim kemarau yang panjang sekitar 47 bulan untuk tumbuh dengan baik dengan intensitas cahaya matahari cukup tinggi. Tanaman anggur rentan terhadap serangan penyakit sehingga kesalahan dalam proses perawatan tanaman anggur dapat membuat tanaman ini menjadi rentan untuk terinfeksi suatu penyakit. Serangan penyakit pada tanaman anggur merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya anggur. Mengenal gejala yang timbul akibat serangan penyakit menjadi hal utama yang perlu diperhatikan agar pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan tepat, salah satunya adalah penyakit karat daun.

Penyakit karat daun anggur yang disebabkan oleh Phakopsora euvitis dimana merupakan salah satu penyakit penting tanaman anggur. Hal ini disebabkan oleh adanya pustul karat yang dihasilkan oleh cendawan mampu mengganggu proses fotosintesis. Pada infeksi yang berat seluruh permukaan bawah daun tertutup pustul karat berwarna kuning dan daun akan segera rontok. Tanaman sakit hanya mempunyai sedikit daun, pertumbuhan tunas sedikit sehingga keperluan nutrisi dari hasil fotosintesis menjadi tidak terpenuhi dan pada akhirnya menurunkan kuantitas dan kualitas buah. Inokulum sering ditemukan pada permukaan daun anggur yang telah rontok dan jatuh ke tanah sehingga mudah terpencar oleh angin. Cendawan berkembang baik pada lingkungan dengan kelembapan tinggi.

Urediniospora cendawan berbentuk lonjong dan berukuran 11.6–15.4 µm × 8.5 –2.1 µm. Spora jamur bertahan hidup di sisa-sisa tanaman dan inang alternatif dan disebarkan melalui angin. Patogen karat berkembang pada bercak-bercak yang terdapat di permukaan bawah daun berupa butiran berwarna jingga. Massa urediniospora berwarna oranye kekuningan dihasilkan di sisi bawah daun dengan bitnik-bintik nekrotik gelap di atas permukaannya. Kebanyakan penyakit karat daun ini banyak menyerang pada daun-daun tua. Suhu di atas 20 derajat dan kondisi cuaca lembap mendukung perkembangan penyakit ini.

Apabila ditemukan serangan penyakit karat daun pada tanaman anggur, penggunaan fungisida atau bahan pengendali hayati dapat menjadi langkah pengendalian yang efektif. Penggunaan fungisida yang tepat dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan menjadi perhatian utama. Fungisida yang mengandung bahan aktif belerang, kaptafol, difolatan, propikonazol, tebukonazol atau azoksistrobin dapat diaplikasikan pada bagian daun yang terinfeksi. Hindari penyemprotan pada saat hujan. Selain itu, perlu dipertimbangkan penggunaan bahan pengendali hayati seperti mikroorganisme antagonis atau ekstrak tumbuhan yang dapat membantu mengendalikan patogen penyebab penyakit pada anggur. Bagian tanaman yang terinfeksi dapat dikumpulkan dan dibakar. Pencegahan yang dapat dianjurkan adalah melakukan pemangkasan yang mendukung kanopi terbuka agar tanaman terkena sinar matahari dan memberikan sirkulasi udara yang baik.

 

Daftar Pustaka

Balai Penelitian Hortikultura Solok. 1991. Budidaya Anggur. Diakses pada laman https://repository.pertanian.go.id/items/08396dd7-9f36-479e-b787-46b3978f8ab2 tanggal 12 Juli 2025.

Jose, R. 2005. Urediniospores of Phakopsora euvitis on Vitis vinifera. PaDIL Species Factsheet. Diakses pada tanggal 12 Juli 2025 pada laman http://www.padil.gov.au:80/ pests-anddiseases/Pest/Main/136602.

Refranisa, Estuti R., Eka A., Michael L. G., Rudi S., Fitriana R., dan Fajar N. W. 2022.                   Menanam Anggur itu Mudah. Diakses pada tanggal 12 Juli 2025 pada laman http://repository.iti.ac.id/jspui/bitstream/123456789

Stephens, P. R. 2005. Phakopsora euvitis. PaDIL Species Factsheet. Diakses pada tanggal 12 Juli 2025 pada laman http://www.padil.gov.au:80/pests-and-diseases/Pest/ Main/136602.