Oleh: I Kade Purnawirawan Putra/ POPT Ahli Pertama Kecamatan Tejakula
Penurunan
produksi tanaman pisang dapat dipengaruhi oleh adanya serangan hama dan
penyakit tanaman pisang. Kerugian yang ditimbulkan salah satunya adalah
serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Layu
fusarium merupakan penyakit penting pada berbagai jenis pisang dan salah satu
penyakit yang sangat umum yang menyebabkan kehancuran pada tanaman pisang di
daerah tropis maupun subtropis. Layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium
oxysporum f.sp. cubense (FOC). Sebagai cendawan yang bersifat penghuni, penyerbu,
tular tanah dan penyebab layu yang berkolonisasi di pembuluh xylem, FOC
memerlukan berpenetrasi melalui akar tanaman inang, sehingga dalam
pengendaliannya perlu diusahakan memberikan perlindungan maupun induksi sistem
ketahanan inang pada sistem perakaran.
Gejala
luar layu Fusarium paling awal adalah munculnya garis kuning pucat di pangkal
tangkai daun pada daun tua (daun pertama atau kedua). Gejala ini dapat segera
muncul 2 bulan setelah infeksi, seluruh proses infeksi alami melalui akar, dua
hari setelah infeksi, hifa akan menginvasi jaringan vessel dari sistim
vaskular, kemudian terjadi proses sporulasi dan menghasilkan mikrokonidia. Bila
tangkai daun dipotong, akan terlihat jaringan berwarna kecoklatan atau kuning
pucat di penampang potongan tangkai daun tersebut, biasa disebut sebagai
vacular discolouration, gejala kuning pada daun mulai dari pinggir daun
kemudian menuju kebagian tengah, warna kecoklatan dalam berbagai ukuran muncul
di daun yang menguning, keseluruhan daun menjadi layu, kemudian tangkai daun
juga berubah warna menjadi kuning kecoklatan dan akhirnya patah (Ploetz et al
2003).
Upaya pengendalian penyakit layu sudah banyak dilakukan, untuk mengatasi masalah tersebut maka pengendali hayati
menjadi sangat penting seperti penggunaan bakteri antagonis yang hidup di
daerah perakaran, mempunyai prospek yang dapat berfungsi untuk menekan penyakit
dan dapat mendorong pertumbuhan tanaman. Alternatif lain untuk
mengendalikan penyakit layu fusarium adalah
Cara kultur teknis
Pemberian pupuk organik
(kompos, pupuk kandang)
Penjarangan anakan, dipotong (setelah 30 cm) ± 5 cm dari titik tumbuh.
Rotasi dengan tanaman bukan inang (misalnya; pepaya, nanas, jagung dan
lain-lain)
Pembuatan drainase, sanitasi lingkungan pertanaman.
Cara fisik/mekanis
Eradikasi rumpun terserang dengan membongkar
sampai ke akar-akarnya, dengan cara injeksi herbisida sistemik sebanyak 5–15
cc/tanaman atau minyak tanah sebanyak 10–15 cc/tanaman (tergantung ukuran
batang semu) pada batang semu dan anakan, kemudian dibiarkan mengering.
Cara biologi
Aplikasi agens hayati misalnya Thichoderma
spp., Gliocladium sp., Pseudomonas fluorescent, Bacillus subtilis sebelum/pada
saat tanam (1 kg/lubang tanam) yang diintroduksi bersama dengan kompos dengan
perbandingan 1 : 10, atau pada bibit (100 g/bibit).
Cara kimia
Semua alat yang digunakan didisinfektan dengan
kloroks 1% (Bayclean yang dincerkan 1 : 5), atau dicuci bersih dengan sabun.
Injeksi larutan minyak tanah atau herbisida sistemik terhadap tanaman sakit dan
anakannya, sebanyak 5–15 ml/pohon tergantung ukuran/ umur tanaman. Injeksi ini
dapat diulangi hingga tanaman mati.
DAFTAR PUSTAKA
Ditlin
Hortikultura. OPT Buah Pisang, Layu Fusarium http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/index.php/page/index/opt-buah-pisang-fusarium/Buah/Pisang.
Diakses tanggal 13 Oktober 2024
Ploetz
RC, Thomas JE, Slabaugh WR. 2003. Diseases of banana plantain. Di dalam: Ploetz
RC, editor. Diseases of Tropical Fruit Crops. Kew (UK): CAB International. hlm.
73-111.