(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Pisang

Admin distan | 15 November 2024 | 49 kali

Oleh: I Kade Purnawirawan Putra/ POPT Ahli Pertama Kecamatan Tejakula


Penurunan produksi tanaman pisang dapat dipengaruhi oleh adanya serangan hama dan penyakit tanaman pisang. Kerugian yang ditimbulkan salah satunya adalah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Layu fusarium merupakan penyakit penting pada berbagai jenis pisang dan salah satu penyakit yang sangat umum yang menyebabkan kehancuran pada tanaman pisang di daerah tropis maupun subtropis. Layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp. cubense (FOC). Sebagai cendawan yang bersifat penghuni, penyerbu, tular tanah dan penyebab layu yang berkolonisasi di pembuluh xylem, FOC memerlukan berpenetrasi melalui akar tanaman inang, sehingga dalam pengendaliannya perlu diusahakan memberikan perlindungan maupun induksi sistem ketahanan inang pada sistem perakaran.

Gejala luar layu Fusarium paling awal adalah munculnya garis kuning pucat di pangkal tangkai daun pada daun tua (daun pertama atau kedua). Gejala ini dapat segera muncul 2 bulan setelah infeksi, seluruh proses infeksi alami melalui akar, dua hari setelah infeksi, hifa akan menginvasi jaringan vessel dari sistim vaskular, kemudian terjadi proses sporulasi dan menghasilkan mikrokonidia. Bila tangkai daun dipotong, akan terlihat jaringan berwarna kecoklatan atau kuning pucat di penampang potongan tangkai daun tersebut, biasa disebut sebagai vacular discolouration, gejala kuning pada daun mulai dari pinggir daun kemudian menuju kebagian tengah, warna kecoklatan dalam berbagai ukuran muncul di daun yang menguning, keseluruhan daun menjadi layu, kemudian tangkai daun juga berubah warna menjadi kuning kecoklatan dan akhirnya patah (Ploetz et al 2003).

Upaya pengendalian penyakit layu sudah banyak dilakukan, untuk mengatasi masalah tersebut maka pengendali hayati menjadi sangat penting seperti penggunaan bakteri antagonis yang hidup di daerah perakaran, mempunyai prospek yang dapat berfungsi untuk menekan penyakit dan dapat mendorong pertumbuhan tanaman. Alternatif lain untuk  mengendalikan penyakit layu fusarium  adalah

Cara kultur teknis

Pemberian pupuk organik (kompos, pupuk kandang)
Penjarangan anakan, dipotong (setelah 30 cm) ± 5 cm dari titik tumbuh.
Rotasi dengan tanaman bukan inang (misalnya; pepaya, nanas, jagung dan lain-lain)
Pembuatan drainase, sanitasi lingkungan pertanaman.


Cara fisik/mekanis

Eradikasi rumpun terserang dengan membongkar sampai ke akar-akarnya, dengan cara injeksi herbisida sistemik sebanyak 5–15 cc/tanaman atau minyak tanah sebanyak 10–15 cc/tanaman (tergantung ukuran batang semu) pada batang semu dan anakan, kemudian dibiarkan mengering.


Cara biologi

Aplikasi agens hayati misalnya Thichoderma spp., Gliocladium sp., Pseudomonas fluorescent, Bacillus subtilis sebelum/pada saat tanam (1 kg/lubang tanam) yang diintroduksi bersama dengan kompos dengan perbandingan 1 : 10, atau pada bibit (100 g/bibit).


Cara kimia

Semua alat yang digunakan didisinfektan dengan kloroks 1% (Bayclean yang dincerkan 1 : 5), atau dicuci bersih dengan sabun. Injeksi larutan minyak tanah atau herbisida sistemik terhadap tanaman sakit dan anakannya, sebanyak 5–15 ml/pohon tergantung ukuran/ umur tanaman. Injeksi ini dapat diulangi hingga tanaman mati.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ditlin Hortikultura. OPT Buah Pisang, Layu Fusarium  http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/index.php/page/index/opt-buah-pisang-fusarium/Buah/Pisang. Diakses tanggal 13 Oktober 2024

Ploetz RC, Thomas JE, Slabaugh WR. 2003. Diseases of banana plantain. Di dalam: Ploetz RC, editor. Diseases of Tropical Fruit Crops. Kew (UK): CAB International. hlm. 73-111.